Nilai total ekosistem Karst Gunung Cibodas

22 tobong, namun hanya 20 yang beroperasi. Berdasarkan penuturan para pemilik tobong, kapasitas tobong bervariasi mulai dari 24 kubik 8 pick up sampai dengan 51 kubik 17 pick up. Ukuran tobong rata-rata adalah 36 kubik dan rata- rata intensitas pembakaran batu gamping yang dilakukan pemilik tobong adalah 5 kali per bulan. Jumlah batu gamping rata-rata yang diambil dari Gunung Cibodas adalah 3.252 kubik per bulan. Apabila kondisi ini diasumsikan tetap, jumlah batu gamping yang diambil adalah sebanyak 39.024 kubik per tahun. Berdasarkan jumlah tersebut, nilai pemanfaatan batu gamping adalah Rp 975.600.000 per tahun. Jumlah batu gamping yang dibakar terkadang kurang bahkan dari kapasitas tungku pembakaran karena lambatnya pasokan batu gamping yang diambil para penambang.

5.2.3 Nilai total ekosistem Karst Gunung Cibodas

Nilai guna merupakan salah satu komponen nilai ekonomi total dari suatu sumberdaya alam. Nilai guna yang dihitung dari ekosistem Karst Gunung Cibodas adalah nilai guna langsung yang diperoleh dari pemanfaatan unsur biofisik yang diidentifikasi. Hasil pendugaan nilai guna langsung ekosistem Karst Gunung Cibodas dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 6. Tabel 6 Nilai pemanfaatan unsur biofisik ekosistem Karst Gunung Cibodas No. Unsur biofisik Pemanfaatan Nilai per tahun Rp

1 Tumbuhan

Kayu bakar dan pakan ternak 86.121.600 2 Satwa Kelelawar 1.260.000 3 Goa Wisata penelusuran goa 4.426.000 4 Tebing Wisata panjat tebing 30.317.000 5 Mata air Sumber air rumah tangga 792.000 6 Batu gamping Bahan pertambangan 975.600.000 Total 1.098.516.600 Berdasarkan penilaian yang dilakukan, batu gamping memiliki nilai paling tinggi namun manfaat ini bersifat terbatas dan akan mengakibatkan hilangnya manfaat lain dari Gunung Cibodas. Nilai non-tambang berlaku untuk jangka panjang yang berarti dikalikan dengan waktu tak terhingga sehingga nilai pemanfaatan ini adalah tak terhingga bila dimanfaatkan secara lestari meskipun saat ini memiliki nilai yang lebih kecil dibanding nilai tambang, sedangkan nilai batu gamping hanya untuk jangka waktu tertentu yang berarti nilai ini akan habis serta menyebabkan hilangnya Gunung Cibodas dan hilang pula nilai yang lain. Pemanfaatan unsur non-tambang secara lestari akan mempertahankan keberadaan dan keberlanjutan nilai dari Gunung Cibodas. Menurut penuturan para pemanjat tebing, kegiatan penambangan batu gamping yang dilakukan di Gunung Cibodas mengancam kelestarian tebing. Pengambilan batu gamping bisa menghilangkan tebing panjat dan membahayakan pemanjat tebing saat melakukan pemanjatan. Kondisi ini terlihat nyata di lapangan dari menipisnya tebing. Kondisi serupa juga terjadi pada goa-goa di Gunung Cibodas. Lorong-lorong goa terlihat pada dinding batu gamping yang terus digali dan berakibat pada rusak dan hilangnya goa di Gunung Cibodas. Kerusakan goa akan menyebabkan perubahan mikro-klimat di dalam goa yang berpengaruh buruk bagi biota goa, hilangnya goa akan mengakibatkan hilangnya habitat walet dan kelelawar goa yang mengancam kelestarian serta manfaat ekonomi dari satwa tersebut KLH 2009. Masyarakat setempat juga memaparkan kejadian longsor di Gunung Cibodas yang terjadi akibat pengambilan batu gamping. Mata air Cipanas merupakan mata air karst yang juga akan rusak jika batu gamping yang membentuk ekosistem karst tersebut hilang. Menurut KLH 2009, kegiatan pengambilan batu gamping pada ekosistem karst akan menyebabkan rusaknya tata air dan kelestarian keanekaragaman hayati pada ekosistem karst. Kawasan yang berfungsi sebagai penyimpan dan penyalur air akan hilang. Hilangnya mata air Cipanas akan berakibat pada hilangnya sumber air bagi masyarakat Kampung Mekarjaya dan sekitarnya yang memanfaatkan air tersebut untuk kebutuhan air rumahtangga. Merurut Noerjito 2006, alih fungsi sebagian lahan Gunung Cibodas menjadi tempat penggalian batu gamping memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ekosistem tersebut. Berbagai jenis satwa akan hilang karena habitat yang terdapat di gunung tersebut rusak akibat eksploitasi batu gamping. Satwa dan tumbuhan yang terdapat di Gunung Cibodas memiliki nilai potensial lebih tinggi dari nilai batu gamping.

5.2.4 Nilai potensial Gunung Cibodas