Tahapan-tahapan strategi Strategi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Dalam Upaya Deradikalisasi Pemahaman Agama Narapidana Terorisme Di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang
protestan AS pada tahu 1960-an. Dalam perkembangannya, seperti yang telah disampaikan oleh Roger Graudy yang
merupakan filosof dari Prancis menyatakan, bahwa radikalisme tidak berkisar hanya pada paham keagamaan, akan tetapi istilah
tersebut telah menjelma dalam kehidupan sosial, politik dan budaya. Dengan demikian berarti, setiap idelogi atau pemikiran
yang mempunyai dampak negatif side effect yang dapat membawa seseorang menjadi militan dan fanatik maka hal
tersebut dapat dikategorikan dalam radikalisme.
15
Radikalisme merupakan suatu paham yang menghendaki adanya perubahan, pergantian dan penjebolan suatu sistem di
masyarakat sampai keakarnya. Radikalisme menginginkan adanya perubahan secara total terhadap suatu kondisi atau semua
aspek kehidupan masyarakat. Dengan demikian cakupan dari istilah radikalisme ini
tergantung dari mana kita melihat dan mengkajinya, yang dalam penelitian ini yaitu penulis membatasi radikalisme dalam bentuk
agama yang dalam hal ini yang dimaksud adalah agama Islam. Pada hakikatnya paham radikalisme pada suatu agama
adalah tidak merupakan suatumasalah yang menjadi momok dan menakutkan, selama masih dalam koridor pemikiran ideologi
15
A. Rubaidi, Radikalisme Islam, Nahdatul Ulama ; Masa Depan Moderatisme di Indonesia, Jawa Timur: PWNU Jawa Timur, 2010, hal. 30-32
para pengikutnya.Akan tetapi ketika ideologi tersebut telah menggeser dan menjelma menjadi gerakan-gerakan yang
menimbulkan keresahan, kekerasan dan masalah lain, yang dapat menggangu stabilitas masyarakat dan memporak porandakan
tatanan yang sudah ada, maka disinilah radikalisasi agama yang timbul perlu mendapatkan perhatian bersama. Hal tersebut
dikarenakan, fenomena-fenomena sebagaimana disebutkan akan dapat menyebabkan suatu konflik, dikarenakan perbedaan
persepsi dan pemahaman terhadap nilai-nilai agama. Bahkan pada level yang lebih tinggi dapat memunculkan kekerasan antara
dua kelompok yang berbeda paham tersebut. Umat beragama islam, dalam kasus ini merupakan
kelompok yang sering merespon globalisasi secara emosional dan reaksioner,
sehingga menempatkan
Islam seakan-akan
bertabrakan dengan kondisi perkembangan yang selalu terjadi di tengah masyarakat. Respom reaksioner umat Islam sering kali
diperlihatkan dalam “wajah Islam” yang tidak santun, yakni radikal dan penuh dengan kekerasan.
16
Ketika agama telah memasuki ranah ideologi, maka ketika iyu agama telah menjadi bagian dari kebenaran yang harus
dipertahankan dan diperjuangkan dengan berbagai cara termasuk cara-
cara yang hakikatnya “melawan” teks agama itu sendiri.
16
Zuly Qadir, Radikal Agama di Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014, h. 53
Perusakan, pembakaran, penghancuran dan pengeboman atas nama agama yang dilakukan dengan mengucapkan takbir Allahu
Akbar adalah sekelumit kisah tentang wajah agama dengan tafsirnya yang keras, radikal atau fundamental.
17
Melihat pengertian radikalisme yang telah di deskripsikan diatas, Rubaidi yang mengadopsi istilah Martin E. Marty,
mensinyalir radikalisme agama memiliki ciri sebagai berikut:
18
Pertama, fundamentalisme, menurutnya hal ini dilakukan sebagai gerakan perlawanan yang banyak kasus biasanya
dilakukan secara radikal, yang demikian merupakan respon dari ancaman yang mereka sinyalir dapat mengganggu eksistensi dari
agama mereka, adalah seperti modernisasi, sekuralisasi, serta tatanan nilai barat lainnya. Adapun acuan yang digunaka oleh
mereka adalah bersumber dari kitab suci mereka. Dengan demikian, gerakan perlawanan yang dilakukan
aktivis gerakan Islam fundamentalis sejatinya merupakan tindakan subjektif-individual, yang dibangun berdasarkan nilai-
nilai kolektif yang berkembang dalam sebuah gerakan. Tindakan subjektif yang dimaksud dapat berupa tindakan nyata yang
diarahkan kepada pihak tertentu atau agama lain maupun
17
Nur Syam, Tantangan Indonesia Dari Radikalisme Menuju kebangsaan, Yogyakarta: Kanisius, 2009, h. 132
18
A. Rubaidi, Radikalisme Islam Nahdatul Ulama…,hal. 35-37