Pengertian pemahaman agama Strategi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Dalam Upaya Deradikalisasi Pemahaman Agama Narapidana Terorisme Di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Cipinang

4 Tingkah laku tertentu yang dapat diamati seperti sholat, doa, puasa, zakat, suka menolong, tidak korupsi dan lain sebagainya. Unsur-unsur ini sejalan dengan pandangan Nur Cholis Madjid yang mengatakan bahwa orang yang beragama harus memiliki tiga hal yang dikenal dengan trilogy ajaran ilahi yakni iman, Islam dan Ihsan. Islam Al Islam tidak absah tanpa Iman Al Iman, dan Iman tidak sempurna tanpa Ihsan Al Ihsan. Sebaliknya, Ihsan akan mustahil tanpa iman dan Iman juga tidak mungkin tanpa tanpa ada inisial Islam. Iman, Islam, Ihsan merupakan pilarpokok rukun dalam beragama dan dipahami sebagai sebuah sistem ajaran demi tegaknya ajaran Islam. 35 Antara Iman, Islam dan Ihsan ketiganya tidak bisa dipisahkan oleh manusia di dunia ini, kalau diibaratkan hubungan antara ketiganya adalah seperti segitiga sama sisi yang sisi satu dengan sisi lainnya berkaitan erat. Segitiga tersebut tidak akan terbentuk kalau ketiga sisinya tidak saling mengait. Jadi manusia yang bertaqwa harus bisa meraih dan menyeimbangkan anatara Iman, Islam dan Ihsan. 36 35 Nur Cholis Madjid, Kontekstualisasi Doktrin Islam Dalam Sejarah, Jakarta: Penerbit Yayasan Paramadina, 2005, hal. 23 36 Marhamah,H., Lc., MA., Kuliah Ibadah dan Syahadah,http:marhamahsaleh.wordpress.com diakses pada tanggal 25 Mei 2016, pukul. 15.37 WIB

E. Narapidana

1. Pengertian Narapidana

Berdasarkan ketentuan pasal 1 nomor 7 UU Pemasyarakatan menentukan bahwa narapidana adalah terpidana yang menjalani pidana hilang kemerdekaan di Lembaga Pemasyarakatan. Narapidana adalah orang-orang yang sedang menjalani sanksi kurungan atau sanksi lainnya, menurut perundang- undangan. Pengertian narapidana menurut kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang hukuman orang yang sedang menjalani hukuman karena tindak pidana. 37 Dengan demikian pengertian narapidana adalah seseorang yang melakukan tindak kejahatan dan telah menjalani persidangan, telah di vonis hukuman pidana serta ditempatkan dalam suatu bangunan yang disebut penjara. Narapidana secara umum adalah orang yang kurang mendapat perhatian, baik dari masyarakat maupun dari keluarganya. Sebab itu ia memerlukan perhatian yang cukup dari petugas Rutan, untuk dapat memulihkan rasa percaya diri. 37 Marini Mansyur, Peranan Rumah Tahanan Nagara Dalam Pembinaan Narapidana, Makasar: UNHAS Skripsi, 2011, h. 14. Perhatian dalam pembinaan, akan membawa banyak perubahan dalam diri narapidana, sehingga akan sangat berpengaruh dalam merealisasikan perubahan diri sendiri.

2. Hak-hak Narapidana

Mengenai hak-hak narapidana diatur dalam ketentuan pasal 14 ayat 1 UU Pemasyarakatan, yang menyebutkan bahwa: Narapidana berhak: a. Melakukan ibadah sesuai dengan Agama atau kepercayaannya. b. Mendapat perawat, baik perawat jasmani maupun rohani. c. Mendapat pendidikan dan pengajaran. d. Mendapatkan pelayanan kesehatan dan makanan yang layak. e. Menyampaikan keluhan. f. Mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya dan tidak di larang. g. Mendapatkan upah atau premi atas pekerjaan yang dilakukan. h. Menerima kunjungan keluarga, penasihat hukum atau orang tertentu lainnya. i. Mendapatkan pengurangan masa pidana remisi j. Mendapatkan kesempatan berasimilisasi termasuk cuti mengunjungi keluarga. k. Mendapatkan pembebasan bersyarat. l. Mendapatkan cuti menjelang bebas. m. Mendapatkan hak-hak lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 46

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG BNPT

A. Sejarah BNPT

Badan Nasional penanggulangan terorisme selanjutnya disebut BNPT, merupakan lembaga pemerintah nonkementrian LPNK di Indonesia yang mempunyai tugas dari pemerintah untuk melakukan penanggulangan terorisme. 1 Berdirinya BNPT tidak bisa dilepaskan dari peristiwa bom Bali I pada 12 Oktober 2002. Selaku orang nomor saru di negeri ini, Megawati segera mengeluarkan instruksi presiden nomor 4 tahun 2002 pasca terjadinya peledakan bom yang menewaskan lebih kurang 200 orang tersebut. Presiden tersebut memberikan mandat kepada Menkopolkam Mentri Koordinator Bidang Politik dan keamanan yang saat itu dijabat oleh Susilo Bambang Yudhoyono SBY untuk membuat kajian dan strategi nasional penanggulangan terorisme. 2 Segera setelah memperoleh mandat Menkopolkam membentuk Desk Koordinasi Pemberantas Terorisme DKPT berdasarkan keputusan Menteri Nomor : Kep-26MenkoPolkam112002. DKPT mempunyai tugas untuk membantu Menkopolkam dalam merumusakan kebijakan bagi pemberantasan tidak pidana terorisme, meliputi aspek penangkalan, pencegahan, penanggulangan, penghentian penyelesaian dan segala 1 Tugas tersebut berdasarkan pasal 2 dalam peraturan presiden nomor 46 tahun 2010 tentang Badan Nasional Penanggulangan Terorisme 2 Diakses dari http:www.bnpt.go.idprofil.php pada tanggal 20 Mei 2016 pada pukul 11.02 WIB.