pribadinya.Sebagai suatu contoh “gap” yang terjadi antara personal anggota dalam suatu organisasi dikarenakan
perbedaan politik, maka sudah pasti strategi yang sudah dirancangkan kurang bisa terlaksana seperti apa yang menjadi
tujuan organisasi tersebut. c
Faktor dari implikasi kebijakan pemerintah Kebijakan-kebijakan pemerintah yang berlaku bagi suatu
negara tentunya berimbas pula pada semua lini kehidupan tak terkecuali sebuah organisasi.Hal demikian dikarenakan
peraturan yang ditetapkan oleh suatu pemerintah wajib dilaksanakan oleh semua lapisan masyarakat, dan hal inilah
yang turut pula mewarnai dalam strategi yang diterapkan pada suatu organisasi.
d Faktor teknologi
Teknologi sebagai sebuah sarana yang dimiliki oleh sebuah organisasi, tentunya akan mendukung penetapan strategi yang
lebih baik dibandingkan dengan organisasi yang masih menggunakan data manual. Begitupula berlaku bagi suatu
organisasi yang masih menggunakan peralatan seadanya, tentunya target dari strategi yang dihasilkan akan bergantung
dari sarana dan prasarana yang mendukungnya. Organisasi yang telah memiliki seperangkat teknologi yang telah maju,
memungkinkan menerapkan strategi dengan teknologi yang telah ada.
Dari faktor-faktor yang tersebut diatas, tentunya kita mengetahui bahwa strategi yang diterapkan pada suatu organisasi
adalah sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungannya, baik itu lingkungan dalam maupun lingkungan luar organisasi.
3. Tahapan-tahapan strategi
Dalam menentukan suatu strategi maka di butuhkan proses dan tahapan-tahapan yang jelas sehingga dalam penentuan strategi
di tidak salah dalam menentuakan langkah yang tepat pada penentuannya.
Strategi juga melalui tiga tahap dalam prosesnya, secara garis besar strategi melalui tiga tahapan, yaitu:
11
a Perumusan strategi
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah merumuskan strategi yang akan dilakukan. Sudah termasuk didalamnya
adalah pengembangan tujuan, mengenai peluang dan ancaman eksternal, menetapkan kekuatan dan kelemahan secara
internal, menetapkan suatu objektifitas, menghasilkan strategi alternatif, dan memilih strategi untuk dilaksanakan. Dalam
perumusan strategi juga ditentukan suatu sikap untuk
11
Stainer, George dan Johm Miller, Manajemen Strategi, Jakarta: Erlangga, 2008, h. 65.
memutuskan. Memperluas, menghindari, atau melakukan suatu keputusan dalam proses kegiatan.
12
b Implementasi strategi
Setelah kita memutuskan dan memilih strategi yang telah ditetapkan, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan
strategi yang
telah ditetapkan
tersebut.Dalam tahap
pelaksanaan strategi yang telah dipilih sangat membutuhkan komitmen dan kerjasama dari seluruh unit, tingkat dan anggota
organisasi. c
Evaluasi strategi Tahap akhi dari strategi adalah evaluasi, strategi ini
diperlukan karena keberhasilan yang telah dicapai dapat diukur kembali untuk menetapkan tujuan berikutnya.Evaluasi
menjadi tolak ukur untuk strategi yang dilaksanakan kembali untuk sebuah organisasi dan evaluasi sangat diperlukan untuk
memastikan sasaran yang dinyatakan telah dicapai. Penerapan strategi suatu organisasi merupakan suatu proses
yang dinamis, agar terjadinya keberlangsungan dalam organisasi. Tahapan tersebut secara garis besar adalah sebagai
berikut: d
Analisis lingkungan
12
Fred R David, Strategic Management Concept and Cases, New Jersey: Prentice Hall, 2001, h. 5
Analisis lingkunngan merupakan proses awal menetapkan strategi yang bertujuan untuk mengidentifikasi sesuatu yang
mempengaruhi kinerja lingkungan organisasi. Secara garis besar analisis suatu organisasi mencakup dua
komponen pokok yatiu analisis lingkungan internal dan analisis lingkungan eksternal. Adapun proses ini dikenal
dengan analisis SWOT Strength, Weakness, Oportunity, Thteats.
B. Radikalisme
1. Pengertian dan Ciri Radikalisasi
Secara epitimologi radikalisasi merupakan serapan dari bahasa latin yaitu
“radix”yang berarti akar. Dalam kamus politik radikal di artikan amat keras menuntut perubahan yang
menyangkut undang-undang dan ketentuan pemerintah.
13
Eko Endrarmoko dalam bukunya menjelaskan arti radikal sinonim dengan fundamental, mendasar, primer, esensial,
ekstrim, fanatik, keras, reaksioner, revolusioner, progresif, liberal, reformis dan seterusnya.
14
Pada awalnya istilah radikalisme justru diintrodusi dari tradisi Barat, terutama yaitu dikalangan keagamaan. Kristen
13
B.N. Marbun, Kamus Politik, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2003, h. 462
14
Eko Endarmoko, Treasur Bahasa Indonesia, Jakarta: GPU, 2006, h. 501
protestan AS pada tahu 1960-an. Dalam perkembangannya, seperti yang telah disampaikan oleh Roger Graudy yang
merupakan filosof dari Prancis menyatakan, bahwa radikalisme tidak berkisar hanya pada paham keagamaan, akan tetapi istilah
tersebut telah menjelma dalam kehidupan sosial, politik dan budaya. Dengan demikian berarti, setiap idelogi atau pemikiran
yang mempunyai dampak negatif side effect yang dapat membawa seseorang menjadi militan dan fanatik maka hal
tersebut dapat dikategorikan dalam radikalisme.
15
Radikalisme merupakan suatu paham yang menghendaki adanya perubahan, pergantian dan penjebolan suatu sistem di
masyarakat sampai keakarnya. Radikalisme menginginkan adanya perubahan secara total terhadap suatu kondisi atau semua
aspek kehidupan masyarakat. Dengan demikian cakupan dari istilah radikalisme ini
tergantung dari mana kita melihat dan mengkajinya, yang dalam penelitian ini yaitu penulis membatasi radikalisme dalam bentuk
agama yang dalam hal ini yang dimaksud adalah agama Islam. Pada hakikatnya paham radikalisme pada suatu agama
adalah tidak merupakan suatumasalah yang menjadi momok dan menakutkan, selama masih dalam koridor pemikiran ideologi
15
A. Rubaidi, Radikalisme Islam, Nahdatul Ulama ; Masa Depan Moderatisme di Indonesia, Jawa Timur: PWNU Jawa Timur, 2010, hal. 30-32