Pengertian dan Ciri Radikalisasi

Perusakan, pembakaran, penghancuran dan pengeboman atas nama agama yang dilakukan dengan mengucapkan takbir Allahu Akbar adalah sekelumit kisah tentang wajah agama dengan tafsirnya yang keras, radikal atau fundamental. 17 Melihat pengertian radikalisme yang telah di deskripsikan diatas, Rubaidi yang mengadopsi istilah Martin E. Marty, mensinyalir radikalisme agama memiliki ciri sebagai berikut: 18 Pertama, fundamentalisme, menurutnya hal ini dilakukan sebagai gerakan perlawanan yang banyak kasus biasanya dilakukan secara radikal, yang demikian merupakan respon dari ancaman yang mereka sinyalir dapat mengganggu eksistensi dari agama mereka, adalah seperti modernisasi, sekuralisasi, serta tatanan nilai barat lainnya. Adapun acuan yang digunaka oleh mereka adalah bersumber dari kitab suci mereka. Dengan demikian, gerakan perlawanan yang dilakukan aktivis gerakan Islam fundamentalis sejatinya merupakan tindakan subjektif-individual, yang dibangun berdasarkan nilai- nilai kolektif yang berkembang dalam sebuah gerakan. Tindakan subjektif yang dimaksud dapat berupa tindakan nyata yang diarahkan kepada pihak tertentu atau agama lain maupun 17 Nur Syam, Tantangan Indonesia Dari Radikalisme Menuju kebangsaan, Yogyakarta: Kanisius, 2009, h. 132 18 A. Rubaidi, Radikalisme Islam Nahdatul Ulama…,hal. 35-37 tindakan yang bersifat membatin dan sangat subjektif baik berupa pengetahuan, pemahaman, maupun persepsinya. 19 Kedua, penolakan terhadap hermeutika.Hal ini dapat dipahami bahwa kaum radikal menolak terhadap sikap kritis teks agama dan segala bentuk interpretasinya. Teks-teks Al- Qur’an hanya dimaknai apa adanya. Kitab suci dimaknai adanya tanpa mempertimbangkan rasionalitas nalar dan sabab nuzul ayat, sehingga dalam implementasinya mereka hanya mengandalkan Al- Qur’an secara literal, sesuai dengan apa yang tertera tanpa adanya pertimbangan akal. Ketiga, penolakan terhadap adanya pluralisme dan relativisme.Bagi kaum radikal plurisme merupakan pemahaman yang keliru terhadap teks-teks kitab suci.Intervensi nalar tehadap Al- Qur’an dan perkembangan sosial di masyarakat yang telah lepas dari kendali agama, serta pandangan yang tidak sejalan dengan kaum radikalis adalah potret dari bentuk relativisme keagamaan yang ada. Keempat, penolakan terhadap perkembangan historis dan sosiologis.Perkembangan ini dinilai oleh kaum radikalis sebagai muara ketidaksesuaian dalam keberagamaan, mereka menilai bukan Al- Qur’an yang harus mengikuti nalar, tetapi akalah yang 19 Umi Simbullah, Konfigurasi Fundamentalisme Islam, Malang: UIN Malang Press, 2009, h. 22 seharusnya tunduk dan patuh terhadap semua nilai-nilai Al- Qur’an dalam menginterpretasi nilai-nilai agama.

2. Proses dan Faktor Radikalisasi

Terbentuknya radikalisme dicapai melalui proses radikalisi dimana terdapat tiga aspek yang memiliki peranan penting selama proses tersebut berlangsung, yaitu: a. Proses individu Radikalisasi dipandang sebagai suatu proses pencarian identitas bagi individu anak muda pada umumny. Bagi anak muda, pencarian identitas merupakan bagian dari proses mendefinisikan hubungan seseorang dengan dunia. b. Dinamika interpersona Radikalisasi memerlukam diamika interpersonal dengan aktor-aktor lain untuk merangsang dan mempengaruhi proses pemahaman atau pemikiran individu yang menjadi target radikalisme. c. Pengaruh lingkungan Narasi dan kosakata politik organisasi keagamaan yang memiliki pengaruh besar dilingkungan masyarakat dapat menjadi masukan narasi bagi kelompok-kelompok radikal. 20 Terdapat beberapa faktor yang memungkinkan munculnya radikalisme di kalangan kaum muda dalam beragama, diantaranya: a. Kesehatan mental Menurut Michael McCullough daqn Timothy Smith dalam Zuly Qodir, kesehatan mental yang ada pada diri kaum muda sebagai posisi yang sangat rentan, sehingga kaum muda mudah mengalami guncangan jiwa depression yang disebabkan oleh berbagai faktor dalam hidup. 21 b. Ekonomi yang timpang Kesenjangan ekonomi yang selama ini terjadi akan dengan mudah menciptakan kemarahan sosial. Jika keadilan ekonomi ini terus berlangsung dan menimpa sebagian masyarakat kecil, dan mereka mentransformasikan kepada generasi muda maka dengan mudah dapat digerakan untuk melakukan perlawanan atas ketidakadilan ekonomi yang sistematik. 22 20 Ady Sutio, “Radikalisme Keagamaan dan Terorisma”, Academia edu Ferbuari 2014, https:www.academia.edu7242507Radikalisme_Keagamaan_dan_Terorisme diakses pada 25 April 2016, pukul 15.35 WIB 21 Zuly Qadir, Radikal Agama di Indonesia ,…h. 91 22 Zuly Qadir, Radikal Agama di Indonesia ,…h. 95 c. Kondisi sosial politik yang berpengaruh pada adanya perubahan perilaku dan bentuk organisasi keagamaan. Menurut Pieter Bayer dalam Zuly Qodir, memberikan penjelasan bahwa sekarang dan mendatang karena perubahan kebijakan politik dunia, sebagai bagian dari politik globalisasi akan menimbukan perubahan-perubahan dalam pola bentuk dari sikap keagamaan dan pengorganisasian keagamaan. Perubahan- perubahan masyarakat akan berpengaruh pada sikap dan pandangan keagamaan seseorang dan kelompok dalam menyikapi globalisasi yang kadang tidak menguntungkan kelompok yang lebih besar, tetapi menguntungkan kelompok kecil sebagai pemilik modal besar dan pembuat kebijakan global. 23 Globalisasi politik kemudian menumbuhkan apa yang dinamakan situasi baru dalam masyarakat, menumbuhkan berbagai variasi dalam masyarakat yang kadang menjadi friksi distinction yang bersifat contensted antara satu kelompok dengan kelompok lainnya. Disinilah globalisasi politik kemudian secara nyata menumbuhkan religio-political movement, termasuk dikalangan kaum muda yang masih labil secara ekonomi dan emosi. d. Religious commitment dari pemahaman keagamaan. 23 Zuly Qadir, Radikal Agama di Indonesia ,…h. 96 Kepastian-kepastian orang dan kelompok yang hidup menjadi tuntutan yang nyaris selalu hadir.Terdapat banyak alasan mengapa orang menhendaki kepastian-kepastian dalam hidup.Ketidakpastian hidup kemudian diakhiri dengan „jalan pintas’ kepastian beragama yang dikenal dengan jihad.Disinilah kaum muda sering kali menjadi sasaran kaum jihadis yang memaknai jihad adalah perlawanan dengan kekerasan dan perang fisik.Kaum muda dapat tergiur karna alasan religious commitment yang di kostruksika adalah sebagai pembela keadilan Tuhan dimuka bumi, dan yang membelanya adalah pahlawan agama yang mendapat tempat mulia di sisi Tuhan. 24

C. Deradikalisasi

1. Pengertian Deradikalisasi

Deradikalisasi berasal dari bahasa inggris deradicalization dengan dasar kata radical, mendapat awalan de yang memiliki arti opposite, reverse, remove, reduce, get off, kebalikan atau membalik. Mendapat imbuhan akhir –isasi- dari kata –ize, yang berarti cause to be of resemble adopt or spread the manner of activity or the teaching of suatu sebab untuk menjadi atau menyerupai, memakai atau penyebaran cara atau mengajari. 24 Zuly Qadir, Radikal Agama di Indonesia ,…h. 99