36
D. Metode Analisis Data
Pengukuran tingkat kepentingan atas unsur celebrity endorser X
1
, tujuan iklan X
2
dan kualitas X
3
, terhadap minat beli Y, dilakukan dengan menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial Riduwan dan Kuncoro, 2008:20.
Instrumen pertanyaan atau pernyataan ini akan mengahasilkan total skor bagi tiap anggota sampel yang diwakili oleh setiap nilai skor seperti
instrumen di bawah ini: SS
= Sangat setuju diberi skor 5
S = Setuju
diberi skor 4 R
= Ragu-Ragu diberi skor 3
TS = Tidak Setuju
diberi skor 2 STS
= Sangat Tidak Setuju diberi skor 1
Skala likert dikatakan ordinal karena pernyataan Sangat Setuju mempunyai tingkatan atau preferensi yang “lebih tinggi” dari Setuju, dan Setuju “lebih
tinggi” dari Ragu-Ragu Ghozali, 2012:47.
1. Uji Kualitas Data
Uji Kualitas data dilakukan untuk menguji kecukupan dan kelayakan data yang digunakan dalam penelitian. Kualitas data bertujuan
untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrument sebab berpengaruh
pada kualitas data. Ghozali, 2011:47.
37
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Ghozali, 2011:52. Uji validitas
dilakukan dengan skor r = 0,3. Jika kurang dari 0,3 maka pertanyaan dinyatakan tidak valid Sugiyono, 2008:142
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
Ghozali,2011: 47. Uji reliabilitas digunakan koefisien Cronbach Alpha
α. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan Cronbach Alpha lebih besar dari 0,70 Nunnally dalam
Ghozali, 2011:48. 2.
Uji Asumsi Klasik a.
Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah variabel residual dalam model regresi mempunyai distribusi normal atau tidak.
Uji F dan uji t mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Terdapat dua cara untuk mendeteksi residual
38
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Ghozali, 2011: 160.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen Ghozali,2011: 105. Salah satu metode untuk
mendiagnosa adanya multicollinearity adalah dengan menganalisis nilai tolerance dan lawannya variance inflation factor VIF. Tolerance
mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai tolerance yang
rendah sama dengan nilai VIF tinggi, karena VIF = 1 Tolerance. Nilai cutoff yang dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas
adalah nilai tolerance lebih dari 0,1 atau sama dengan nilai VIF lebih dari 10 Ghozali,2011: 106.
c. Uji Heteroskedastisitas
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskesdatisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskesdasitas atau tidak
39
heteroskesdatisitas Ghozali, 2011:139. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.
Kebanyakan data
crossection mengandung
situasi heterokedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili
berbagai ukuran kecil, sedang, besar. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan
cara melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dependent yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi
ada tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID
dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual Y prediksi
– Y sesungguhnya yang telah di-studentized. Dengan analisis jika ada pola tertentu, seperti titik-
titik yang
ada membentuk pola tertentu yang teratur
bergelombang, melebar
kemudian menyempit,
maka mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas dan jika tidak ada
pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
3. Uji Hipotesis