Hak dan Ketentuan Nasabah
Berikut adalah faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan calon investor dalam melilih manajer investasinya MI:
21
1. Perizinan MI
Untuk memastikan apakah MI sudah mengantongi izin dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Bapepam-LK,
tidak ada salahnya calon investor mengecek situs Bapepam-LK di www.bapepam.go.id
. Dalam situs ini dapat digali berbagai macam informasi, mulai dari peraturan pasar modal sampai perusahaan yang
dibekukan izin usahanya. 2.
Pengalaman MI Tidak ada salahnya calon investor memeriksa kualitas manajer
investasi. Cek latar belakang kepemilikan dan manajemen perusahaan yang bersangkutan, serta jam terbang dan tingkat pengalaman dari para
pengelola dana fund manager di perusahaan tersebut. Ketahui berapa lama perusahaan MI sudah berdiri dan apa saja kegiatan bisnisnya.
Selain itu, perhatikan pula track record perusahaan 3.
Kekuatan financial dan dukungan grup perusahaan Hal ini perlu untuk meyakinkan calon investor bahwa MI yang
akan dipilihnya akan berumur panjang. Semakin besar dukungan dan komitmen dari grupnya semakin baik prospek kelangsungan bisnis
21
http:www.lspdp.or.idmemilih-manajer-investasi-pengelola-reksa-dana , Blog diakses
pada tanggal 20 november 2014.
sang MI. jika MI memiliki kondisi financial yang kuat dan sehat, nasabah akan yakin terhadap kelangsungan dana anda yang
dikelolanya. Apakah perusahaan tersebut merupakan bagain dari suatu grup perusahaan yang kuat dan sehat? Jangan sampai jika terjadi
masalah dalam perusahaan tersebut dana investasi anda ikut terganggu. 4.
Kinerja historis MI Walaupun kinerja masa lampau tidak bisa dijadikan patokan
untuk meramalkan kinerja masa mendatang, calon investor bisa melihat kemampuan MI mengelola dana investasi dari kinerja historis
investasi yang dikelolanya. Peerhatikan bagaimana hasil kinerja jangka panjang, tingkat konsistensi, filosofi investasi yang diadopsi, serta
jumlah asset yang dihimpun dan dikelola. Selain mampu membentuk portofolio yang terdiversifikasi
dengan baik dan memberikan imbalan hasil yang mengalahkan imbalan hasil tolok ukurnya, manajer investasi yang handal juga
mampu menjaga konsistensi kinerjanya. Dalam melihat kinerja historis, calon investor tidak boleh hanya terpaku pada imbal hasil; ia juga
perlu mempertimbangkan risiko. Untuk mengukur risiko ini calon investor bisa memperhatikan fluktuasi keuntungan. Jika fluktuasinya
tinggi, maka risikonya juga tinggi. Sebaliknya jika fluktuasinya kecil, atau kinerjanya cenderung stabil,berarti risikonya rendah,
5. Gaya investasi MI
Ketika memilih MI, tidak sedikit calon investor yang cenderung mencari MI yang bisa memberikan imbal hasil tertinggi. Padahal,
investor juga perlu mengenal gaya investasi MI tersebut karen siapa tahu, imbal hasil yang tinggi itu diperoleh dengan gaya investasi yang
terlalu berani alias dengan berisiko yang tinggi. Dengan mengetahui gaya investasi MI, calon investor kemudian dapat menimbang apakah
gaya tersebut sesuai dengan tujuan investasi serta profil risiko pribadinya.
Gaya investasi MI dapat dipelajari dari isi portofolio yang dilampirkan dalam laporan keuangan reksa dana yang tercantum dalam
prospectus. Yang perlu diperhatikan adalah jenis obligasi atau saham yang ada adidalam portofolionya. Obligasi korporasi misalnya,
memang memiliki potensi imbal hasil yang lebih tinggi dari obligasi pemerintah SUN karna bunga kupon yang ditawarkan memang lebih
tinggi. Tapi di lain sisi obligasi korporasi biasanya lebih tidak likuid dibandingkan dengan SUN, sehingga jika MI banyak memiliki obligasi
korporasi dalam portofolio reksadananya maka jika terjadi penjualan kembali redeption besar-besaran, tidak tertutup kemungkinan MI
dapat mengalami kesulitan manjual kembali obligasi korporsi tersebut sehingga berujung dengan kegagalan MI melunasi redemption.
6. Dana kelolaan MI
Ibarat mesin produksi yang bisa mengsilkan barang lebih murah bila jumlah yang diproduksi bertambah banyak, dalam bisnis jasa
pengelolaan asset juga berlaku norma economies of scale: makin besar asset yang dikelola manajer investasi, makin efisien pengelolaan
dananya dan potensi imbal hasilnya juga makin baik. Karena makin besar asset, makin kuat posisi tawar MI untuk mendapatkan harga
lebih baik saat bertransaksi, menekan biaya transaksi khususnya untuk instrumen pasar uang dan pendapatan tetap.
7. Nasabah yang sudah berinvestasi di MI
Bisnis MI adalah kepercayaan, sehingga jumlah nasabah bisa menjadi indikator tingkat kepercayaan terhadap sang MI. selain
mengelola reksa dana, banyak MI yang juga mengelola portofolio nasabah secara terpisah discretionary fund. Nasabah discretionary
fund umumnya merupakn nasabah besar seperti dana pensiun atau perusahaan asuransi.
8. Struktur biaya
Dalam prospectus reksa dana ada bab khusus yang memuat uraian tentang alokasi biaya dan imbalan jasa reksa dana. Alokasi
biaya ini biasanya terbagi dalam 3 kelompok. Diantaranya: a
Biaya yang menjadi beban reksa dana b
Biaya yang menjadi beban MI
c Biaya yang menjadi beban pemegang unit penyertaan
Dalam hal ini yang relevan untuk dipertimbangkan adalah biaya yang menjadi beban reksa dana karena komponen biaya ini menjadi
pengurang dalam perhitungan Nilai Aktifa Bersih NAB reksa dana, sehingga mempengaruhi potensi imbal hasil reksa dana.
Untuk biaya yang menjadi beban pemegang unit penyertaan, perhatikan berapa besar biaya pembelian subcripion dan biaya
penjualan kembali redemption. Selama ini prospectus hanya tercantum maksimumnya, maka investor masih bisa menegosiasikan
kedua biaya ini. Biasanya untuk nasabah institusi biayanya bisa ditekan mengingat besarnya jumlah dana yang diinvestasikan. Untuk
biaya penjualan kembali beberapa MI malah membebaskan investor dari biaya ini jika investor sudah berinvestasi lebih dari kurun waktu
tertentu. 9.
Kualitas layanan MI Bagi MI yang melayani investor ritel secara langsung, calon
investor juga bisa mencari informasi mengenai kualitas layanan sang MI, misalnya bagaimana MI merespon kebutuhan investor, seberapa
cepat dan akurat layanan MI, dan lain sebagainya. Bagi nasabah institusi, kebanyakan MI memiliki divisi institutional sales yang
melayani nasabah institusi secara langsung. Dalam hal ini kualitas layanan bisa dilihat dari:
a Kualitas informasi.
Dalam hal ini perikasa juga kualitas informasi yang diberikan oleh manajer informasi, dalam hal ketepatan, kemutakhiran, serta
kelengkapan informasi. b
Kualitas layanan nasabah client service Dalam hal ini, perhatikan apakah mereka memberi kemudahan
berinteraksi, berdiskusi, serta langkah-langkah apa saja yang diambil dalam menangani nasabah.
Atas dasar tersebut, perusahaan asuransi diwajibkan mengikat kontrak dengan agen penjualnya. Di lain pihak, calon pemegang polis
sendiri harus tetap cermat dalam memilih produk asuransi jiwa. Meskipun asuransi jiwa unit link menjanjikan tingkat return investasi
dan pilihan pertangungan yang menarik, namun calon pemegang polis harus mengetahui persis seberapa besar tingkat risiko yang dapat
ditanggungnya. Transparansi dalam pengelolaannya menjadi salah satu ciri
asuransi unit link. Pemegang polis dapat secara leluasa memantau perkembangan harga unit setiap saat melalui media cetak seperti Bisnis
Indonesia atau link website dari perusahaan asuransi yang mengeluarkan produk unit link tersebut. Setiap pemegang polis
mendapatkan laporan dari besarnya asuransi yang harus dibayarkan
ditahun pertama serta hasil investasi yang diperoleh selama satu tahun berjalan.