Definisi dan Epidemiologi Autis

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Autis

Autis pertama kali ditemukan pada tahun 1943 oleh seorang psikiater bernama Leo Kanner. 20-24 Menurut istilah ilmiah kedokteran dan psikologi, autis termasuk dalam gangguan perkembangan pervasif pervasive developmental disorders. Pada anak yang mengalami gangguan perkembangan pervasif terdapat beberapa fungsi psikologis dasar anak yang terganggu, tidak hanya satu fungsi spesifik saja yang terkena. 22 Selain autis, gangguan lainnya yang termasuk kedalam gangguan perkembangan pervasif ini adalah Asperger’s disorder, Rett’s disorder, childhood disintegrative disorder dan gangguan perkembangan pervasif yang tidak ditentukan pervasive developmental disorder not otherwise specified. 23,24 Autis merupakan gangguan terparah dibandingkan gangguan perkembangan pervasif lainnya dikarenakan, terdapat banyak area yang tidak berkembang seperti, sosial interaksi, komunikasi, perilaku, minat dan bahasa. 23

2.1.1 Definisi dan Epidemiologi Autis

Autisme atau gangguan autistik merupakan gangguan yang dimulai dan dialami pada masa kanak-kanak dan bersifat kronis. 22,24 Kata autis berasal dari bahasa Yunani, autos yang berarti “self”. Istilah ini pertama kali digunakan oleh seorang psikiater dari Swiss, Eugen Bleuler pada tahun 1906 yang melihat adanya gaya berpikir aneh pada sekelompok anak. 20,24,25 Pada tahun 1943, seorang psikiater di Johns Hopkins bernama Leo Kanner menerapkan diagnosis autis infantil awal kepada sekelompok anak yang terlihat mengalami gangguan dimana mereka tidak dapat berhubungan dengan orang lain dan seolah-olah hidup dalam dunianya sendiri. Leo Kanner mendeskripsikan gangguan ini sebagai ketidakmampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, mengalami gangguan berbahasa yang ditunjukkan dengan penguasaan yang tertunda, pembalikan kalimat, adanya aktivitas bermain dan sikap yang berulang repetitive behaviors dan stereotipik, rute ingatan yang kuat, dan keinginan obsesif untuk mempertahankan keteraturan di dalam lingkungannya. 21-26 Autis yang termasuk dalam kategori gangguan perkembangan pervasif ditandai dengan distorsi perkembangan fungsi psikologis dasar majemuk yang meliputi perkembangan keterampilan sosial dan berbahasa, seperti perhatian, persepsi, daya nilai terhadap realitas, dan gerakan-gerakan motorik. 21,22,24 Prevalensi autis mengalami peningkatan drastis di berbagai negara, termasuk Indonesia. Hasil beberapa penelitian menunjukkan, tingkat prevalensi autis diperkirakan 2- 5 dari 10.000 anak mengalami gangguan autis. Di Korea Selatan terdapat 2,6 atau 1 dari 38 orang mengalami Autism Spectrum Disorders ASD. Prevalensi ini mengalami peningkatan 57 sejak 2002. 10 Di Indonesia anak yang menderita autis diperkirakan berjumlah sebanyak 112.000 anak. 5 Di provinsi Sumatera Utara, tercatat 1.000 orang yang menderita autis pada tahun 2012; sedangkan di Kota Medan tercatat 386 orang yang menderita autis dan akan terus meningkat setiap tahunnya. 11 Gangguan autistik dimulai pada masa kanak-kanak dan dapat didiagnosis sekitar umur 3 tahun. Gangguan ini 3-5 kali lebih sering terjadi pada anak laki-laki dibanding perempuan. 22,24-29

2.1.2 Etiologi Autis