Di kota-kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan berkembang tempat- tempat hiburan yang bernuansa seks bukan saja untuk memenuhi kebutuhan seks
semata, tapi sudah beralih menjadi hiburan “orang-orang kelas atas”, seperti terungkap dalam buku Jakarta Undercover Emka, 2002 dan 2003. Perkembangan
tempat-tempat seperti itu juga terjadi di daerah-daerah lainnya, namun tidak ketahui dimana tempat yang menjadi pusat kekuatan pasar bisnis ini dan bagaimana cara
menghambat atau bahkan menghentikan perkembangannya. Sampai saat ini pekerja seks dianggap sebagai penyebar utama penyakit HIVAIDS, maka apabila kegiatan
bisnis seks tersebut semakin berkembang akan semakin pula pend erita HIVAIDS yang sampai sekarang belum ditemukan obat penyembuhnya. Penderita ini tidak
hanya terjadi di lingkungan PSK tetapi juga di lingkungan orang-orang lain yang tidak berhubungan langsung dengan PSK, yang disebarkan melalui pengguna jasa
seks PSK. Menurut Badan Dunia PBB pada tahun 1999 AIDS telah merupakan penyebab kematian nomor 4 di dunia setelah penyalit jantung, hipertensistroke dan
infeksi pernapasan. Bila masalah ini tidak segera diatasi, maka kemungkinan besar akan terjadi penurunan mutukualitas manusia, yang merupakan modal pembangunan
human capital. Akhirnya kita bisa mengalami loss generation.
1.2. Perumusan Masalah
Kegiatan pekerja seks komersial PSK tidak akan pernah berhenti, karena bisnis ini merupakan bisnis tertua di dunia. Namun bisnis ini merupakan bisnis
illegal baik secara hukum agama maupun hukum manusia, sehingga harus ditemukan cara untuk mencegah perkembangannya.
Secara umum bentuk atau struktur kegiatan PSK adalah sama, namun terdapat ciri-ciri khusus di tiap daerah yang hanya diketahui oleh yang terlibat dalam kegiatan
tersebut. Bisa saja bentuk atau jenis kegiatan PSK dipengaruhi oleh kondisi daerah dimana kegiatan PSK dilakukan.
Berbeda dengan pekerja “biasa”, PSK tidak umum bekerja menetap di suatu tempat. Mereka akan berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain, untuk memberi
kesan “selalu baru”. Sebagai langkah awal, penelitian ini mempelaja ri mengenai pola spasial
struktur pasar jasa seks komersial, untuk mamahaminya maka perlu diperhatikan dan dikemukakan beberapa permasalahan, yaitu:
1. Bagaimana struktur pasar jasa seks komersial?
2. Apakah kondisi daerah asal maupun daerah kerja mempengaruhi struktur pasar
jasa seks komersial? 3.
Apakah ada pola khusus mengenai mobilitas pekerja seks komersial? 4.
Apa penyebab utama berkembangnya pasar jasa seks komersial?
1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diungkapkan di atas, maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengidentifikasi profil “pelaku” baik pekerja seks komersial maupun pengguna jasanya.
2. Untuk mengetahui pola spasial daerah asal PSK 3. Untuk mengetahui daerah mana yang paling kuat daya tariknya sebagai tempat
transaksi seks komersial, karakteristik daerahnya dan indikator yang mencirikan daya tarik tersebut.
4. Untuk mengetahui daerah mana yang paling kuat daya dorongnya sebagai daerah asal pekerja seks komersial, karakteristik daerahnya dan indikator yang
mencirikan daya dorong tersebut. 5. Untuk mengetahui indikator yang mencirikan perkembangan daya dorong dan
daya tarik hambatan spasial transaksi jasa seks komersial 6. Untuk merumuskan langkah- langkah penanggulangan masalah prostitusi di
Indonesia.
Dari tujuan tersebut di atas, maka diharapkan penelitian ini bermanfaat bagi pengambil kebijakan untuk menanggulangi masalah prostitusi yang semakin
berkembang serta mengatasi berbagai akibat yang timbul. Secara khusus penelitian ini diharapkan juga dapat memutuskan mata rantai berkembangnya penyakit
HIVAIDS.
II. II. TINJAUAN PUSTAKA