Indikator Kesejahteraan Rakyat 2.1. Pasar Jasa

pengurangan gizi anak dan isterinya keluarga serta memiliki kemampuan ekonomi yang terbatas untuk keperluan membayar sekolah anak-anak, biaya kesehatan ataupun biaya investasi dan produksi. Pelayanan medis penyakit AIDS memang merupakan persoalan yang serius di bidang ekonomi. Hanya para penderita yang secara ekonomi mampu, yang akan mendapatkan pelayanan memadai. Sebagian besar penderita yang umumnya penduduk di negara dunia ketiga atau negara miskin harus menyerah terkapar dan mati secara mengenaskan. Belum lagi umumnya para penderita merupakan kelompok berusia produktif.

2.8. Indikator Kesejahteraan Rakyat

Kebutuhan untuk melihat phenomena atau masalah dalam perspektif waktu dan tempat, sering menuntut adanya ukuran baku. Dalam ilmu- ilmu sosial salah satu masalah pokok pengembangan ukuran baku itu ialah soal kuantifikasi. Tidak semua masalah sosial mudah dikuantifikasikan. Bahkan sisi paling peka dari problematik sosial lazimnya mustahil diukur secara angka. Solidaritas sosial, tenggang rasa, gotong royong, ketahanan sosial adalah dimensi terpenting dari kuantitas bermasyarakat, namun hampir mustahil secara langsung diukur. Begitu juga dimensi- dimensi kualitas berbangsa seperti rasa kebangsaan, patriotik, disiplin nasional, moralitas, ketahanan budaya, tata nilai, rasa keadilan, perikemanusiaan dan kebebasan estetika. Indikator sosial muncul sebagai salah satu alternatif ukuran pembangunan dimulai sejak tahun 1966 oleh US Departement of Health, Education and Welfare HEW dengan penerbitannya: Towards a Social Reports, dan sering disebut indikator sosial. Konsep indekator sosial terpenting dari HEW ditekankan pada: - Indikator Sosial harus bersifat normatif sesuatu yang lebih baik - Indikator Sosial harus berorientasi pada indikator output - Indikator Sosial harus bersifat komprehensif dan agresif Dengan kemampuan personil yang ada dan terbatasnya data yang tersedia, maka pada tahun 1973 BPS menerbitkan Indikator Sosial 1971, yang mencakup indikator : a. Bidang Kependudukan b. Bidang Pangan c. Bidang Papan d. Bidang Kesehatan e. Bidang Pendidikan f. Bidang Transportasi dan Komunikasi g. Bidang Lingkungan dan Masyarakat h. Bidang Lektur dan Penerbitan i. Bidang Rekreasi dan Olahraga Pada tahun 1980 BPS menerbitkan Indikator Kesejateraan Rakyat 1979 sebagai pengganti Indikator Sosial. Perubahan nama dari Indikator Sosial menjadi Indikator Kesejahteraan Rakyat merupakan kesepakatan yang diambil dari Lokakarya Indikator Sosial yang diselenggarakan pada bulan April 1980. Penggantian istilah dari Indikator Sosial menjadi Indikator Kesejahteraan Rakyat dimaksudkan untuk menekankan masalah “Stage of Welfare”, bukan keadaan sosial yang amat luas. Indikator Kesejahteraan Rakyat 1979 terdiri dari bidang-bidang: a. Penduduk, Keluarga Berencana dan Migrasi b. Pendidikan dan Sosial Budaya c. Kesehatan, Gizi, Konsumsi, dan Pengeluaran Rumah Tangga d. Tenaga Kerja e. Keamanan dan Ketertiban Umum f. Lingkungan Hidup dan Perumahan Salah satu kegunaan yang terpenting dari suatu indikator Kesejahteraan Rakyat adalah untuk membandingkan tingkat kesejahteraan beberapa kelompok masyarakat baik menurut golongan, negaradaerah, maupun waktu.

2.9. Modal Manusia Human Capital