Kesehatan di Provinsi Papua

4.4.2 Kesehatan di Provinsi Papua

Kondisi kesehatan merupakan bagian yang erat hubungannya dengan keberhasilan pembangunan manusia. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia, meningkatkan kualitas kehidupan, meningkatkan usia harapan hidup dan mempertinggi kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat. Untuk meningkatkan kualitas kesehatan penduduk, pemerintah Papua berupaya meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan disertai tenaga kesehatan yang memadai baik kualitas maupun kuantitas. Upaya ini bertujuan agar tempat pelayanan kesehatan mudah diakses dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat. Kemampuan suatu daerah untuk melangsungkan pembangunan tidak terlepas dari kondisi kesehatan sumber daya manusianya. Demi mempertahankan kondisi kesehatan yang prima, perlu adanya dukungan fasilitas kesehatan yang memadai. Oleh karena itu perlu diukur seberapa besar kondisi kesehatan disuatu daerah. Indikator yang dapat digunakan untuk menggambarkan kondisi kesehatan masyarakat secara garis besar yaitu dengan melihat sebarapa besar Angka Harapan Hidup AHH di Provinsi Papua. Tabel 4.4 Angka Harapan Hidup di Provinsi Papua 2009-2011 Tahun Angka Harapan Hidup AHH 2009 68.35 2010 68.60 2011 68.85 Sumber : BPS tahun 2009-2011. Angka harapan hidup Provinsi Papua setiap tahunnya mengalami peningkatan, hal ini diakibatkan karena semakin pahamnya penduduk tentang pentingnya kesehatan semakin meningkat. Ketersediaan akses kesehatan mulai dari klinik kesehatan, puskesmas semakin mudah terjangkau. Pada tahun 2011, jumlah rumah sakit di Papua sebanyak 30 unit, sedangkan banyaknya puskesmas dan puskesmas pembantu mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, yaitu 1111 puskesmaspuskesmas pembantu pada tahun 2010 menjadi 1115 puskesmaspuskesmas pembantu pada tahun 2011. Namun tidak demikian dengan jumlah petugas kesehatan, pada tahun 2011 jumlah dokter sebanyak 682 orang yaitu berkurang sebanyak 51 orang dokter dari tahun sebelumnya. Dan 5.792 orang bidanperawat yaitu berkurang sebesar 861 perawatbidan dari tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan sebagian besar wilayah di Provinsi Papua tersebut terdapat didaerah pedalaman dan banyak daerah-daerah konflik di provinsi tersebut. Taraf kesehatan penduduk di pengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu seperti upaya kesehatan, perilaku, lingkungan, status gizi, dan juga keturunan. Pada tahun 2011, penolong kelahiran balita usia 0-4 tahun oleh tenaga medis tercatat hanya sebesar 47.74 persen. Jumlah tenaga medis yang masih sangat sedikit serta kurangnya persebaran tenaga medis di wilayah-wilayah pedalaman Provinsi Papua di perkirakan menjadi faktor penyebab utama rendahnya persentase tersebut. Selain dari faktor tersebut, kebiasaantradisi masyarakat dan rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap tenaga medis, serta tingkat kesulitan yang cukup tinggi untuk menjangkau akses kesehatan karena faktor alam dan geografis sering dijadikan sebagai alasan BPS, 2012. Secara umum, sebagian besar penolong adalah terdapat pada Gambar di bawah ini Sumber : BPS, 2012 Gambar 4.3 Persentase Balita di Provinsi Papua Menurut Penolong kelahiran tahun 2012 Persen Secara umum, sebagian besar penolong kelahiran adalah oleh famili 37.77 persen dan bidan 35.03 persen yang perannya hanya terlihat dari beberapa wilayah kabupaten besar seperti Kabupaten Mimika, Kota Jayapura dan Kabupaten Biak 10.48 37.77 11.24 35.03 2.23 3.25 Dokter Famili Dukun Bidan Tenaga Medis Lainnya Lainnya Numfor. Sementara peranan dukun sebagai penolong kelahiran masih sangat dominan di beberapa kabupaten pemekaran, sepeti Kabupaten Yalimo, Kabupaten Supiori, Kabupaten Tolikara, dan Kabupaten Yahukimo. Penolong kelahiran erat kaitannya dengan kematian ibu dan bayi, semakin rendahnya penolong kelahiran yang dibantu oleh tenaga medis maka akan memperbesar resiko kematian bayi dan ibu. Rasio bidan, rasio dokter, dan rasio perawat akan memengaruhi indeks kesehatan di Provinsi Papua. Ketika beban dokter, bidan, dan perawat ssemakin rendah makan akan meningkatkan nilai IPM yang ada di Provinsi Papua BPS, 2012.

4.4.3 Kemiskinan