Rasio Kemiskinan Terhadap Jumlah Penduduk RMISKIN

kualitas manusia maka kenaikan PDRB tersebut tidak akan menghasilkan perubahan pembangunan manusia. Pentingnya PDRB per kapita sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya Ramires, et al. 2000 dalam Yuliati yang menyatakan bahwa pembangunan manusia, dimana dengan semakin berkembangnya pembangunan ekonomi, maka akan tercipta lapangan pekerjaan, dan manusia sebagai faktor produksi akan mendapatkan penghasilan, sehingga majunya perekonomian maka penghasilan pun akan meningkat sehingga dalam mealokasikan pendapatannya dapat memilih sesuai dengan keinginannya.

5.2.3.3 Rasio Kemiskinan Terhadap Jumlah Penduduk RMISKIN

Keberhasilan pembangunan khususnya pembangunan manusia dapat dinilai secara parsial dengan melihat seberapa besar permasalahan yang paling mendasar di masyarakat tersebut dapat teratasi. Permasalahan-permasalahan tersebut diantaranya adalah kemiskinan masyarakat, pengangguran, buta huruf, ketahanan pangan, dan penegakan demokrasi. Hasil regresi menunjukkan bahwa jumlah penduduk miskin berpengaruh negatif dan signifikan pada taraf nyata 5 persen terhadap indeks pembangunan manusia di Provinsi Papua. Hal ini sesuai dengan hipotesa yang dibuat sebelumnya. Tabel estimasi menunjukkan jika setiap peningkatan tingkat kemiskinan, maka indeks pembangunan manusia akan mengalami penurunan dan sebaliknya, jika rasio jumlah penduduk miskin mengalami penurunan, maka IPM mengalami peningkatan. Variabel kemiskinan dalam hal ini menggunakan rasio jumlah penduduk miskin terhadap jumlah penduduk yang ada pada Provinsi Papua. Kemiskinan merupakan suatu persoalan yang kompleks dan dilematik bagi negara yang sedang berkembang. Hal ini terjadi seiring dengan semakin meningkatnya penduduk dan berkembangnya wilayah. Peningkatan penduduk yang tidak dibarengi dengan peningkatan pelayanan kebutuhan dasar manusia dan upaya- upaya peningkatan daya beli akhirnya akan menyebabkan kemiskinan. Sehingga dapat dikatakan bahwa kemiskinan merupakan salah satu hambatan dalam meningkatkan IPM. Hal ini dikarenakan kemiskinan membuat akses terhadap pendidikan dan kesehatan sebagai tolak ukur peningkatan IPM terganggu. Pada tahun 2010 persentase penduduk miskin di Provinsi Papua mengalami penurunan sebesar 0.73 persen, namun Provinsi Papua masih menghadapi masalah kemiskinan, karena Provinsi Papua merupakan provinsi yang memiliki persentase penduduk miskin terbesar di Indonesia. Hal ini tentunya mempengaruhi kemampuan daya beli masyarakat di Provinsi Papua. Hubungan daya beli masyarakat dengan kemiskinan adalah ketika daya beli masyarakat tinggi maka nilai kemiskinan yang ada di wilayah tersebut akan rendah. Tabel 5.4 Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Papua tahun 2007-2010 Tahun Persentase Penduduk Miskin 2007 40.78 2008 37.08 2009 37.53 2010 36.80 Sumber : BPS, 2010

5.2.3.4 Rasio Bidan, Rasio Dokter, Rasio Perawat terhadap jumlah Penduduk