Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Papua

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan indeks pembangunan manusia setiap kabupaten di Provinsi Papua di analisis dengan menggunakan analisis deskriptif. Sedangkan analisis panel data dengan menggunakan fixed effect model digunakan untuk menganalisis faktor- faktor yang memengaruhi IPM di Provinsi Papua. Hal ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana perkembangan indeks pembangunan manusia di setiap kabupaten di Papua. Analisis panel data dilakukan dengan 29 kabupatenkota sebagai komponen cross section dan periode 2009-2011 sebagai komponen time series. Dalam analisis panel data, variabel IPM dijadikan sebagai variabel terikatnya, yang dihubungkan dengan beberapa variabel bebas penjelas yaitu PDRB, GOVED, RBDN, RPWT, RDOK, RMISKIN, RSD, RSMP, RSMA.

5.1 Perkembangan IPM dan komponennya di setiap kabupatenkota di

Provinsi Papua

5.1.1 Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Papua

IPM merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur salah satu aspek penting yang berkaitan dengan kualitas dari hasil pembangunan ekonomi, yakni derajat perkembangan manusia. IPM disusun berdasakan tiga indikator yaitu ekonomi, pendidikan, kesehatan. Kaitannya dengan pembangunan ekonomi adalah pertama semakin besar ekonomi suatu daerah maka pembangunan suatu wilayah akan semakin tinggi. Begitu juga dengan tingkat pendidikan, ketika tingkat pendidikan disuatu daerah semakin baik dilihat dari angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah meningkat, maka pembangunan ekonomi suatu daerah akan meningkat pula. Indikator kesehatan dilihat dari angka harapan hidup, ketika angka harapan hidup suatu daerah meningkat, maka tingkat kesehatan suatu daerah akan meningkat, hal ini dapat meningkatkan pembangunan manusia di Provinsi Papua. Sumber : BPS 2009-2011, diolah Gambar 5.1 IPM menurut kabupatenkota dan Rata-Rata IPM tahun 2011 di Provinsi Papua Berdasarkan Gambar 5.1 perkembangan IPM dari 29 kabupatenkota di Provinsi Papua mengalami peningkatan. Daerah yang memiliki IPM tertinggi yaitu Kota Jayapura sebesar 2009;75.16, 2010;75.76, 2011;76.42 dan Kabupaten Jayapura 2009;71.66, 2010;72.25, 2011; 72.51, sedangkan daerah yang memiliki 10 20 30 40 50 60 70 80 Marauke Jayawijaya Jayapura Nabire Yapen Waropen Biak NamFor Paniai Puncak Jaya Mimika Boven Digoel Mappi Asmat Yahukimo Pegunungan Bintang Tolikara Sarmi Keerom Waropen Supiori Membramo Raya Nduga Lanny Jaya Memberano tengah Yalimo Puncak Dogiayi Intan jaya Deiyai Kota Jayapura 2011 2010 2009 IPM terendah adalah Kabupaten Nduga sebesar 2009;47.74, 2010;48.02, 2011;48.33, Intan Jaya sebesar 2009;47.94, 2010;48.42, 2011;48.66, Kabupaten Nduga dan Intan Jaya memiliki IPM yang rendah diakibatkan karena memiliki indeks pendidikan yang rendah yang didapat dari angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah dibandingkan dengan kabupatenkota lainnya. Rata-rata IPM pada Provinsi Papua pada tahun 2011 yaitu sebesar 58.84. Dari 29 kabupatenkota yang terdapat di Provinsi Papua, sebagian besar kabupaten masih berada di bawah rata-rata IPM di Provinsi Papua. Terdapat 14 kabupatenkota yang melewati garis rata-rata IPM Provinsi Papua tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pembangunan manusia yang terdapat di KabupatenKota di Provinsi Papua masih tergolong sangat rendah. Tabel 5.1 Pembagian Kategori Menurut KabupatenKota Kategori IPM KabupatenKota Tinggi Menengah Atas Marauke, Kab Jayapura, Nabire, Yapen Waropen, Biak Namfor, Paniai, Puncak Jaya, Mimika, Sarmi, Keerom, Waropen, Supiori, Kota Jayapura Menengah Bawah ayawijaya, Boven Digoel, Mappi, Asmat, Yahukimo, Tolikara, Membramo Raya, Lanny Jaya, Dogiayi, endah egunungan Bintang, Nduga, Memberano tengah, Yalimo, Puncak, Intan jaya, Deiyai, Sumber : Lampiran 1 Tabel 5.1 menujukkan pembagian IPM menurut kategori rendah, tinggi, menegah bawah, dan menengah atas menurut kabupatenkota. Pada Provinsi Papua tidak ada kabupatenkota yang memiliki IPM yang temasuk kategori tinggi, sedangkan pada kategori menengah atas, Provinsi Papua memiliki 13 kabupatenkota. Pada kategori menengah bawah terdapat Sembilan kategori, sedangkan kategori rendah terdapat tujuh kabupaten. Hal ini menunjukkan bahwa IPM yang ada di Provinsi Papua masih sangat rendah.

5.1.2 Perkembangan Angka Harapan Hidup menurut kabupatenkota di Provinsi Papua