hanya  untuk  meningkatkan  pendapatan  mereka.  Oleh  karena  itu,  konsep pembangunan manusia harus terpusat pada penduduk secara keseluruhan, dan bukan
hanya pada aspek ekonomi saja. Pembangunan manusia memperhatikan bukan hanya pada upaya meningkatkan kemampuan  capability manusia tetapi  juga pada upaya-
upaya  memanfaatkan  kemampuan  manusia  tersebut  secara  optimal.  Pembangunan manusia  menjadi  dasar  penentuan  tujuan  pembangunan  dan  dalam  menganalisis
pilihan-pilihan untuk mencapainya. Pembangunan manusia melihat secara bersamaan semua isu dalam masyarakat
seperti  pertumbuhan  ekonomi,  perdagangan,  ketenagakerjaan,  kebebasan  politik ataupun  nilai-nilai  kultural  dari  sudut  pandang  manusia.  Dengan  demikian
pembangunan  manusia  tidak  hanya  memperhatikan  sektor  sosial  tetapi  merupakan pendekatan komprehensif dari semua sektor BPS, BAPPENAS, UNDP, 2001.
Pembangunan manusia ditujukan untuk meningkatkan partisipasi rakyat dalam semua  proses  dan  kegiatan  pembangunan.  Keberhasilan  pembangunan  ini  seringkali
dilihat  dari  pencapaian  kualitas  sumber  daya  manusianya.  Untuk  mencapai  tujuan tersebut, pemerintah daerah melakukan berbagai  upaya untuk meningkatkan kualitas
sumber  daya  manusia  di  wilayahnya,  baik  dari  aspek  fisik  kesehatan,  aspek intelektualitas pendidikan, aspek kesejahteraan ekonomi berdaya beli, serta aspek
moralitas iman dan ketaqwaan sehingga partisipasi rakyat dalam pembangunan akan dengan sendirinya meningkat.
2.2 Pertumbuhan Ekonomi
Menurut  Todaro  2000,  pertumbuhan  ekonomi  didefinisikan  sebagai  suatu proses  dimana  kapasitas  produksi  dari  suatu  perekonomian  meningkat  sepanjang
waktu  untuk  menghasilkan  tingkat  pendapatan  yang  semakin  besar.  Menurut Salvatore  1997,  pertumbuhan  ekonomi  adalah  suatu  proses  dimana  Produks
Domestik  Bruto  PDB  riil  per  kapita  meningkat  secara  terus  menerus  melalui kenaikan  produktivitas  per  kapita.  Sasaran  berupa  kenaikan  produksi  rill  per  kapita
dan  taraf  hidup  pendapatan  riil  per  kapita  merupakan  tujuan  utama  yang  perlu dicapai melalui penyediaan dan pengarahan sumber-sumber produksi.
Kuznets  mendefinisikan  pertumbuhan  ekonomi  sebagai  kenaikan  jangka penjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak barang-
barang  ekonomi  kepada  penduduknya.  Kemampuan  ini  tumbuh  sesuai  dengan kemajuan  teknologi  dan  penyesuaian  kelembagaan  dan  ideologis  Negara  yang
bersangkutan. Teori klasik juga membahas pertumbuhan ekonomi dengan penekanan pada  akumulasi  kapital  yang  dapat  meningkatkan  output.  Asumsinya  bahwa
fleksibilitas  harga  dan  upah  akan  menciptakan  kesempatan  kerja  penuh.  Model pertumbuhan  klasik  didasari  oleh  dua  faktor  utama,  yaitu  pertumbuhan  output  total
dan pertumbuhan penduduk Jhingan, 2003.   Adam  Smith  dalam Mailendra 2009 mengatakan  bahwa  peningkatan  output  atau  pertumbuhan  ekonomi  dapat  dilakukan
dengan tiga metode, yaitu peningkatan spesialisasi kerja, sistem pembagian kerja, dan penggunaan mesin untuk meningkatkan produktivitas.
2.3 Pertumbuhan Ekonomi dan Pembangunan Manusia
Modal  manusia  human  capital  merupakan  salah  satu  faktor  penting  dalam pembangunan  ekonomi.  Dengan  modal  manusia  yang  berkualitas,  kinerja  ekonomi
diyakini  juga  akan  lebih  baik,  sesuai  dengan  yang  dikatakan  Mubyarto  2004. Menurut  Todaro  2000,  sumber  daya  manusia  dari  suatu  bangsa  merupakan  faktor
paling  menentukan  karakter  dan  kecepatan  pembangunan  sosial  dan  ekonomi  dari bangsa yang bersangkutan.
Hubungan  antara  pertumbuhan  ekonomi  dan  pembangunan  manusia  dapat dijelaskan  melalui  dua  jalur  seperti  yang  digambarkan  pada  Gambar  2.1.  Jalur
pertama adalah melalui kebijakan dan pengeluaran pemerintah. Dalam hal ini, faktor yang  menentukan  adalah  pengeluaran  pemerintah  untuk  subsektor  sosial  yang
meliputi  belanja  publik.  Besarnya  pengeluaran  tersebut  mengindikasikan  besarnya komitmen pemerintah terhadap pembangunan manusia.
Sumber : Soebono, 2005
Gambar 2.1 Alur hubungan antara Pertumbuhan Ekonomi dengan Pembangunan Manusia
Jalur kedua adalah melalui kegiatan pengeluaran rumah tangga. Dalam hal ini, faktor  yang  menentukan  adalah  besar  dan  komposisi  pengeluaran  untuk  kebutuhan
dasar  seperti  pemenuhan  nutrisi  anggota  keluarganya,  biaya  pelayanan  pendidikan dan  kesehatan  dasar,  serta  untuk  kegiatan  lain  yang  serupa.  Selain  pengeluaran
pemerintah  dan  rumah  tangga,  hubungan  antara  kedua  variabel  itu  berlangsung melalui  penciptaan  lapangan  kerja.  Aspek  ini  sangat  penting  karena  merupakan
jembatan yang mengkaitkan antara keduanya UNDP, 2008. Kecenderungan  rumah  tangga  untuk  membelanjakan  pendapatan  bersihnya
pada  barang-barang  yang  memiliki  kontribusi  langsung  dalam  pembangunan manusia,  seperti  makanan,  air,  pendidikan  dan  kesehatan  sangat  tergantung  dari
sejumlah  faktor  seperti  tingkat  kemiskinan  dan  distribusi  pendapatan  antar  rumah tangga.  Secara  umum  diketahui  bahwa  sebagian  besar  porsi  pendapatan  penduduk
miskin dihabiskan untuk konsumsi dibandingkan dengan penduduk kaya. Oleh karena itu,  dapat  dikatakan  bahwa  pembangunan  manusia  bukan  hanya  ditentukan  oleh
tingkat kemiskinan dan distribusi pendapatan saja, melainkan juga peran pemerintah dalam kebijakan pengeluarannya.
Kebijakan    dan pengeluaran
pemerintah
Pertumbuhan Ekonomi
Distribusi pendapatan
dan tingkat kemiskinan
o
pengeluaran sosial
pemerintah
Pengeluaran rumah
tangga untuk  kebutuhan
dasar Rasio
tingkat pendidikan
,  pelayanan kesehatan,
pelayanan air
bersih dan
sanitasi Pembangu
nan manusia
Alokasi  sumber  daya  untuk  pembangunan  manusia  dari  sisi  pemerintah merupakan  fungsi  dari  tiga  hal,  yaitu  total  pengeluaran  sektor  pemerintah,  berapa
banyak yang dialokasikan ke sektor pembangunan manusia, dan bagaimana anggaran tersebut  dialokasikan  ke  sektor  sosial.  Dengan  kata  lain,  pengaruh  pembangunan
manusia  terhadap  pertumbuhan  ekonomi  akan  lebih  meyakinkan  jika  memang  ada kebiasaan  untuk  mendukung  pendidikan  yang  baik,  tingkat  investasi  yang  tinggi,
distribusi  pendapatan  yang  lebih  merata,  dukungan  untuk  modal  sosial  yang  lebih baik, serta kebijakan ekonomi yang memadai.
Namun,  hubungan  antara  pertumbuhan  ekonomi  dan  pembangunan  manusia secara  empiris  terbukti  tidak  bersifat  otomatis.  Banyak  wilayah  yang  mengalami
pertumbuhan  ekonomi  tinggi  tanpa  diikuti  oleh  pembangunan  manusia  yang  tinggi, begitu  pula  sebaliknya.  Bukti  tersebut  tidak  berarti  bahwa  pertumbuhan  ekonomi
tidak  penting  bagi  pembangunan  manusia,  pertumbuhan  ekonomi  justru  merupakan sasaran  utama  bagi  pembangunan  manusia,  terutama  pertumbuhan  ekonomi  yang
merata  secara  sektoral  dan  kondusif  terhadap  penciptaan  lapangan  kerja.  Hubungan yang  tidak  otomatis  ini  sesungguhnya  merupakan  tantangan  bagi  pemerintah  untuk
merancang  kebijakan  yang  baik  sehingga  hubungan  keduanya  bersifat  saling memperkuat.
2.4 Indeks Pembangunan Manusia