tidak dapat diterangkan oleh masing-masing peubah bebas yang digunakan dalam model. Nilai tersebut menunjukkan jika semua peubah yang digunakan tidak
berpengaruh nyata, maka nilai intersep menunjukkan nilai IPM yang sesungguhnya.
5.2.3 Interpretasi Model
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan fixed effect GLS, diketahui bahwa variabel yang secara signifikan mempengaruhi kualitas pembangunan manusia
Provinsi Papua pada taraf nyata 5 persen adalah produk domestik regional bruto, rasio murid SMA, pengeluaran pemerintah terhadap bidang pendidikan, rasio kemikinan,
rasio dokter, rasio bidan, dan rasio perawat. Akan tetapi rasio bidan dan rasio perawat mempunyai koefisien yang positif, hal ini tidak sesuai dengan hiposesis yang dibuat
sebelumnya. Sedangkan variabel yang tidak mempengaruhi IPM yaitu rasio murid
SD, dan rasio murid SMP.
5.2.3.1 Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pendidikan GOVED
Pengeluaran pemerintah yang tercermin dalam realisasi APBD Belanja Modal dan Biaya Operasional memiliki beberapa fungsi yaitu fungsi alokasi dan fungsi
restribusi. Fungsi alokasi untuk memenuhi permintaan masyarakat terhadap tersedianya kebutuhan sarana dan prasarana pelayanan publik yang tidak dapat
dipenuhi oleh pihak swasta. Pendanaan terhadap pembangunan fasilitas-fasilitas umum yang akan digunakan oleh masyarakat berhubungan langsung dengan berapa
besar jumlah pengeluaran pemerintah yang dialokasikan melalui APBD, untuk menyediakan fasilitas umum yang di butuhkan. Semakin besar jumlah pengeluaran
pemerintah yang dialokasikan, maka semakin besar pula dana pembangunan serta semakin baik pula kualitas sarana dan prasarana pelayanan publik termasuk pada
bidang pendidikan. Hal ini tentu saja diharapkan akan memberikan dampak terhadap tingkat kesejahteraan dan kualitas pembangunan manusia Yuliati, 2012.
Berdasarkan hasil estimasi regresi menunjukkan bahwa pengeluaran pemerintah pada pendidikan berpengaruh positif dan signifikan pada taraf nyata 5 persen. Nilai
koefisien regresi dari variabel pengeluaran pemerintah pada pendidikan sebesar
0.001336 dengan probabilitas p-value sebesar 0.0227. Artinya setiap kenaikan satu persen pengeluaran pemerintah pada pendidikan akan menaikan nilai IPM
kabupatenkota di Provinsi Papua meningkat sebesar 0.001336. Semakin tinggi pengeluaran pemerintah pada pendidikan di Provinsi Papua, maka akan
meningkatkan angka IPM Provinsi Papua, asumsi cateris paribus. Hal ini sesuai dengan hipotesis yang telah dibuat sebelumnya mengatakan bahwa pengeluaran
pemerintah pada bidang pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap IPM.
5.2.3.2 Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB
Hasil regresi menunjukkan bahwa PDRB berpengaruh positif dan signifikan pada taraf nyata 5 persen. Nilai koefisien regresi dari variabel PDRB sebesar
0.037203 dengan probabilitas p-value sebesar 0.0000. Artinya setiap kenaikan satu persen PDRB akan meningkatkan nilai IPM kabupatenkota di Provinsi Papua sebesar
0.032567 persen, cateris paribus. PDRB yang berhubungan positif dan signifikan terhadap pembangunan manusia di Provinsi Papua sesuai dengan hipotesis yang telah
dibuat sebelumnya. Hal ini menunjukkan peran penting PDRB per kapita terhadap peningkatan IPM.
Dalam Garis Besar Haluan Negara GBHN pembangunan menganut konsep manusia seutuhnya. Konsep manusia Indonesia seutuhnya menghendaki peningkatan
kualitas penduduk baik secara fisik, mental maupun spiritual. Secara eksplisit mungkin dapat dikatakan bahwa, pembangunan yang dilakukan itu harus
menitikberatkan pada pembangunan sumber daya manusia yang seiring dengan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi mempunyai hubungan yang timbal
balik dengan pembangunan manusia. Artinya pembangunan yang baik menjadi persyaratan untuk melakukan pembangunan manusia. Suatu wilayah akan sangat sulit
melaksanakan pembangunan manusia jika dalam kondisi perekonomian yang tidak menentu labil, seperti yang terjadi di Indonesia pada saat terjadi krisis ekonomi.
Demikian juga secara tidak langsung pembangunan manusia ini juga mempengaruhi pembangunan ekonomi. Pembangunan manusia menempatkan
manusia itu sendiri sebagai input, dimana nantinya dihasilkan suatu produk berupa
sumber daya manusia yang mempunyai kemampuan daya saing tinggi. Kuatnya hubungan timbal balik tersebut tentunya sangat dipengaruhi oleh kelembagaan
pemerintah karena keberadaannya sangat menentukan implementasi kebijakan publik. Oleh sebab itu pemerintah daerah sebagai tempat lahirnya kebijakan pembangunan
termasuk pembangunan manusia sangat berperan terhadap berhasil tidaknya pembangunan daerahnya.
Hubungan pertumbuhan ekonomi PDRB atas dasar Harga Berlaku dan pembangunan manusia seperti terlihat pada Tabel 5.4. Dapat dilihat pada Provinsi
Papua tahun 2005-2010 mengalami kenaikan nilai IPM dan PDRB juga mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2005 yang tercatat sebesar 43.62 triliun menjadi 89.45
triliun pada tahun 2010. IPM Provinsi Papua mengalami peningkatan dari 62.10 pada tahun 2005 menjadi 64.94 pada tahun 2010. Kecenderungan kenaikan IPM akan
diikuti oleh peningkatan PDRB karena diasumsikan manusia yang berkualitas memungkinkan menghasilkan produktivitas tinggi.
Tabel 5.3 IPM dan PDRB per kapita Provinsi Papua tahun 2005-2010 Tahun
Komponen IPM
PDRB Triliun Rupiah 2005
62.10 43.62
2006 62.75
46.90 2007
63.41 55.38
2008 64.00
61.50 2009
64.54 77.73
2010 64.94
89.45
Sumber : BPS, 2010
Meskipun peningkatan IPM akan diikuti oleh peningkatan PDRB namun bagi kabupatenkota yang memiliki PDRB per kapita rendah akan berusaha meningkatkan
pertumbuhan ekonominya dan kenaikan angka tersebut akan cenderung diikuti oleh kenaikan IPM secara cepat. Tetapi bagi kabupatenkota yang memiliki PDRB per
kapita yang relatif tinggi maka tidak selalu kenaikan PDRB per kapita yang tinggi tersebut akan diikuti oleh kenaikan IPM yang tinggi juga. Karena jika kenaikan
PDRB tersebut tidak digunakan untuk kegiatan yang mendukung peningkatan
kualitas manusia maka kenaikan PDRB tersebut tidak akan menghasilkan perubahan pembangunan manusia.
Pentingnya PDRB per kapita sesuai dengan beberapa penelitian sebelumnya Ramires, et al. 2000 dalam Yuliati yang menyatakan bahwa pembangunan manusia,
dimana dengan semakin berkembangnya pembangunan ekonomi, maka akan tercipta lapangan pekerjaan, dan manusia sebagai faktor produksi akan mendapatkan
penghasilan, sehingga majunya perekonomian maka penghasilan pun akan meningkat sehingga dalam mealokasikan pendapatannya dapat memilih sesuai dengan
keinginannya.
5.2.3.3 Rasio Kemiskinan Terhadap Jumlah Penduduk RMISKIN