Perkembangan Angka Harapan Hidup menurut kabupatenkota di Provinsi Papua

5.1.2 Perkembangan Angka Harapan Hidup menurut kabupatenkota di Provinsi Papua

Faktor kesehatan menjadi satu dari tiga indikator penting penunjang pembangunan manusia karena bila daya tahan tubuhnya baik maka tingkat produktivitas manusia secara langsung bisa tergali dengan optimal. Pada saat sehat orang dapat menjalankan aktivitas seperti bekerja, bersekolah, mengurus rumah tangga, berolah raga, maupun menjalankan aktivitas lainnya lebih baik dibandingkan saat kondisi tubuhnya sedang sakit. Terjadinya kesenjangan diantara kabupaten dengan kota sangat umum kita jumpai di setiap Provinsi yang ada di Indonesia, hal ini terjadi karena pencapaian kualitas kesehatan lebih banyak bertumpu di pemerintahan kabupatenkota, pelayanan langsung terhadap masyarakat desa kurang terealisasikan denga baik. Jadi pelayanan kesehatan lebih berfokus pada kabupatenkota. Gambar 5.2 menunjukkan bahwa secara keseluruhan, dari tahun 2009 hingga 2011 angka harapan hidup tertinggi kabupatenkota di Provinsi Papua terdapat pada Kabupaten Mimika 2009;69.87, 2010;70.72, 2011;70.53 kemudian Kota Jayapura 2009;68.34, 2010;68.46, 2011;68.61. Sedangkan angka harapan hidup terendah di Provinsi Papua adalah terdapat pada Kabupaten Marauke sebesar 2009;62.25, 2010;62.76, 2011;62.88, hal ini mengidentifikasikan status kesehatan masyarakat yang ada di Kabupaten Marauke masih tertinggal dibandingkan kesehatan masyarakat di Provinsi Papua pada umumnya. Sumber : BPS 2009-2011, diolah Gambar 5.2 Angka Harapan Hidup menurut kabupatenkota dan Rata-rata Angka Harapan Hidup tahun 2011 di Provinsi Papua Dari tahun 2009 hingga 2011, angka harapan hidup kabupatenkota di Provinsi Papua mengalami peningkatan. Meskipun mengalami peningkatan namun angka harapan hidup yang terdapat pada setiap kabupatenkota di provinsi tersebut belum mampu melebihi rata-rata angka harapan hidup tahun 2011 sebesar 66.91 tahun. Hanya ada tujuh kabupatenkota yang melebihi garis rata-rata angka harapan hidup Provinsi Papua. Sedangkan 22 kabupaten yang lain belum mampu melebihi garis rata-rata tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa akses terhadap kesehatan belum 30 40 50 60 70 80 Marauke Jayawijaya Jayapura Nabire Yapen Waropen Biak NamFor Paniai Puncak Jaya Mimika Boven Digoel Mappi Asmat Yahukimo Pegunungan Bintang Tolikara Sarmi Keerom Waropen Supiori Membramo Raya Nduga Lanny Jaya Memberano tengah Yalimo Puncak Dogiayi Intan jaya Deiyai Kota Jayapura 2011 2010 2009 mudah terjangkau, serta pemasalahan-permasalahan kesehatan yang ada di Provinsi Papua belum dapat dikendalikan sehingga laju peningkatan angka harapan hidup Provinsi Papua sangat lambat. 5.1.3 Perkembangan Angka Melek Huruf dan Rata-Rata Lama Sekolah menurut kabupatenkota di Provinsi Papua. Pendidikan merupakan salah satu elemen penting pembangunan dan perkembangan sosial ekonomi masyarakat. Pendidikan juga berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup individu dan masyarakat. Semakin tinggi tingkat pendidikan masyarakat maka akan semakin baik kualitas sumber dayanya. Peningkatan IPM di bidang pendidikan sangat diperlukan karena pendidikan merupakan elemen utama meningkatkan pembangunan manusia disuatu daerah. Perkembangan indeks pendidikan terukur dari rata-rata lama sekolah dan angka melek huruf. Kedua nya sebagai ukuran kualitas sumber daya manusia. Angka melek huruf menggambarkan persentase penduduk umur 15 tahun keatas, sedangkan rata- rata lama sekolah menggambarkan rata-rata jumlah tahun yang dijalani oleh penduduk usia 15 tahun keatas BPS, 2009. Berdasarkan Gambar 5.3 perkembangan angka melek huruf menunjukkan bahwa di Provinsi Papua dari tahun 2009-2011 mengalami peningkatan. Rata-rata angka melek huruf kabupatenkota di Provinsi Papua tahun 2011 sebesar 59.33 persen. Sehingga dapat diartikan bahwa persentase penduduk usia 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis adalah 59.33 persen dari total penduduknya. Menurut kabupaten kota angka melek huruf tertinggi terdapat pada Kota Jayapura yaitu mencapai 99.93 persen sehingga dapat diartikan bahwa persentase punduduk usia pada Kota Jayapura usia 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis sebesar 99.93 persen dari total penduduknya. Sisanya yaitu sebesar tujuh persen merupakan masyarakat yang buta huruf yang berada pada Kota Jayapura tersebut. Sedangkan angka melek huruf terendah terdapat pada kabupaten Intan Jaya yaitu sebesar 27.78 persen. Angka ini sangat jauh berbeda dengan Kota Jayapura. Persentase penduduk usia pada Kabupaten Intan Jaya hanya mempunyai sebesar 27.78 persen yang dapat membaca dan menulis pada usia 15 tahun. Sumber : BPS 2009-2011, diolah Gambar 5.3 Angka Melek Huruf menurut kabupatenkota dan Rata-rata Angka Melek Huruf tahun 2011 di Provinsi Papua Meskipun di beberapa kabupatenkota memiliki angka melek huruf yang cukup tinggi, namun masih terdapat 15 kabupaten yang tidak mampu melebihi garis rata- rata angka melek huruf secara keseluruhan yang terdapat di Provinsi Papua, sedangkan yang 14 kabupaten yang ada di provinsi ini mampu melebihi angka rata- 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Marauke Jayawijaya Jayapura Nabire Yapen Waropen Biak NamFor Paniai Puncak Jaya Mimika Boven Digoel Mappi Asmat Yahukimo Pegunungan Bintang Tolikara Sarmi Keerom Waropen Supiori Membramo Raya Nduga Lanny Jaya Memberano tengah Yalimo Puncak Dogiayi Intan jaya Deiyai Kota Jayapura 2011 2010 2009 rata angka harapn hidup tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa angka melek huruf di Provinsi Papua masih sangat rendah. Hal ini mungkin disebabkan oleh faktor masyarakat yang kurang merasa penting terhadap pendidikan itu sendiri, dan juga fasilitas di Provinsi Papua yang kurang memadai. Indikator pendidikan lainnya yang merupakan komponen IPM adalah rata-rata lama sekolah. Selama periode 2009-2011, rata-rata lama sekolah penduduk Provinsi Papua mengalami peningkatan setiap tahunnya yaitu sebesar 6.57 pada tahun 2009, 6.66 pada tahun 2010, dan 6.69 pada tahun 2011. Akan tetapi peningkatannya sangat lamban. Hal ini berarti tingkat pendidikan penduduk Provinsi Papua setara dengan tingkat Sekolah Dasar. Peningkatan yang lamban ini menunjukkan bahwa tidak mudah bagi pemerintah untuk meningkatkan rata-rata lama sekolah penduduk pada suatu daerah. Faktor yang paling memengaruhi di Provinsi Papua adalah ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan di provinsi ini kurang memadai, baik tim pengajar maupun fasilitas sekolah. Selain itu juga, faktor yang memengaruhi adalah faktor lingkungan. Sebagian kabupaten di Provinsi Papua memiliki daerah yang sangat terisolir, atau sering disebut terpencil. Jarak untuk menempuh daerah tersebut sangat sulit, jadi daerah tersebut sulit akan memiliki fasilitas pendidikan. Menurut kabupatenkota di Provinsi Papua dilihat pada Gambar 5.4, dimana terdapat nilai rata-rata lama sekolah yang paling tinggi terdapat pada Kota Jayapura yaitu sebesar 11.03 tahun pada tahun 2011 hal ini menunjukkan bahwa angka rata- rata lama sekolah pada Kota Jayapura memiliki angka kelulusan setara sekolah menengah atas, sedangkan nilai rata-rata lama sekolah terendah terdapat pada Kabupaten Intan Jaya yaitu sebesar 2.1 tahun yaitu setara kelulusan tidak lulus Sekolah Dasar. Rata-rata lama sekolah pada Provinsi Papua tahun 2011 yaitu sebesar 5.35 tahun. Dari 29 kabupatenkota yang terdapat di Provinsi Papua, sebagian besar kabupaten masih berada di bawah rata-rata lama sekolah di Provinsi Papua. Hanya terdapat 13 kabupatenkota yang melewati garis rata-rata tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa Provinsi Papua masih tergolong mempunyai pendidikan yang sangat rendah. Sumber : BPS 2009-2011, diolah Gambar 5.4 Rata-Rata Lama Sekolah menurut kabupatenkota dan Rata-rata lama sekolah tahun 2011di Provinsi Papua Angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah di Provinsi Papua mempunyai peningkatan yang lambat, hal ini dapat disebabkan karena faktor wilayah yang terdapat di Provinsi Papua yang cenderung wilayah pegunungan yang sulit di jangkau dapat menjadi salah satu kendala bagi provinsi ini, tidak hanya itu, faktor kesadaran masyarakat Provinsi Papua sendiri yang belum mengutamakan pendidikan pada diri masing-masing. Jadi sulit untuk merealisasikan pendidikan di wilayah ini. 2 4 6 8 10 12 Marauke Jayawijaya Jayapura Nabire Yapen Waropen Biak NamFor Paniai Puncak Jaya Mimika Boven Digoel Mappi Asmat Yahukimo Pegunungan Bintang Tolikara Sarmi Keerom Waropen Supiori Membramo Raya Nduga Lanny Jaya Memberano tengah Yalimo Puncak Dogiayi Intan jaya Deiyai Kota Jayapura 2011 2010 2009 Berdasarkan catatan-catatan rata-rata lama sekolah dikaitkan dengan target yang diusulkan UNDP, maka rata-rata pendidikan penduduk Papua relative sangat tertinggal. Masih sangat perlu kerja keras mengejar ketertinggalan tersebut. Minimal pendidikan yang diusulkan oleh UNDP yaitu 15 tahun atau setara dengan sekolah menengah. Komitmen pemerintah dan kesadaran masyarakat akan pentingnnya bersekolah perlu terus digalakkan dan disosialisasikan agar dalam jangka panjang terwujud sumber daya yang berkualitas.

5.1.4 Perkembangan Indikator Daya Beli Masyarakat Purchasing Power Parity