Upaya  peningkatan  kesehatan  bukan  semata  membangun  fasilitas  kesehatan, namun  perlu  diiringi  dengan  kualitas  pelayanan  kesehatan  yang  baik.  Kualitas
kesehatan  yang  baik  tidak  hanya  ditunjang  oleh  ketersediaan  pendanaan  yang memadai,  namun  juga  oleh  ketersediaan  sumberdaya  tenaga  kesehatan  yang
berkualitas.  Namun  hal  ini  tidak  berpengaruh  secara  signifikan  saat  akses  terhadap kesehatan  mengalami  banyak  kendala.  Keadaan  fasilitas  kesehatan  yang  tidak
mamadai serta jumlah tenaga kesehatan yang kurang merata pada setiap kabupaten.
5.2.3.5 Rasio Murid SD, SMP, SMA terhadap Guru
Variabel  rasio  murid  SD  dan  murid  SMP  terhadap  guru  berdasarkan  hasil analisis  regresi  panel  data  tidak  signifikan  memengaruhi  indeks  pembangunan
manusia di Provinsi Papua. dimana terjadi peningkatan tenaga pendidikan di SD dan penurunan di SMP justru tidak memberikan pengaruh terhadap indeks pembangunan
manusia. Hal ini di sebabkan karena kecilnya nilai angka melek huruf dan angka rata- rata lama sekolah di Provinsi Papua. Kecilnya angka melek huruf dan rata-rata lama
sekolah tersebut,  disebabkan karena sebagian besar masyarakat  Papua masih  kurang sadar  terhadap  dunia  pendidikan  dan  sebagian  besar  lokasi  daerah  sangat  sulit
dijangkau.  Jumlah  guru  SD,  SMP  yang  ada  di  Provinsi  Papua  meningkat,  tetapi peningkatan guru tersebut belum bisa menjangkau seluruh murid yang ada di provinsi
ini. Sedangkan  hasil  regresi  menunjukkan  bahwa  rasio  SMA  berpengaruh  negatif
dan  signifikan  pada  taraf  nyata  5  persen.  Nilai  koefisien  regresi  dari  variabel  rasio SMA sebesar 0.000860 dengan probabilitas  p-value sebesar 0.0001. Artinya setiap
kenaikan  satu  persen  rasio  murid  SMA    terhadap  guru  akan  menurunkan  nilai  IPM kabupatenkota  di  Provinsi  Papua  sebesar  0.000860.  Hasil  regresi  ini  sesuai  dengan
hipotesis yang telah di buat. Semakin kecil rasio murid SMA, maka beban guru akan semakin kecil maka akan meningkatkan nilai IPM yang ada.
Pendidikan  memainkan  peran  instrumental  dalam  pembangunan  manusia maupun pembangunan bidang lainnya. Dengan demikian merupakan suatu keharusan
untuk  menjawab  berbagai  permasalahan  yang  masih  terus  melingkupinya.  Dalam
konteks  yang  sangat  fokus,  indikator-indikator  sederhana  yang  meliputi  tingkat pendidikan  rata-rata  penduduk  dan  tingkat  literasi  merupakan  determinan  penting
indeks  pembangunan  manusia.  Berbagai  masalah  yang  mewarnai  pendidikan  di Indonesia  saat  ini,  tak  terkecuali  Provinsi  Papua  yakni  perluasan  dan  peningkatan
kualitas  pendidikan.  Permasalahan  ini  dengan  mudah  dapat  dirasakan  relevansinya disemua jenjang pemerintahan, nasional, provinsi, maupun kabupaten kota.
Desakan  untuk  menjawab  tantangan  permasalahan  akses  dan  pemerataan menjadi makin dirasakan setelah Indonesia mengikatkan diri melalui komitmen untuk
mencapai  sasaran  Pembangunan  Milenium  MDGs,  yaitu  angka  partisipasi  untuk pendidikan dasar usia 7- 15 tahun atau lama bersekolah 9 tahun harus mencapai 100
persen pada tahun 2015 tanpa membedakan wilayah, status sosial ekonomi dan jenis kelamin.  Disamping  permasalahan  akses  dan  pemerataan,  permasalahan  kualitas
makin  hari  makin  terasa  mendesak  untuk  dijawab  mengingat  posisi  pendidikan Indonesia relatif masih tertinggal.
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan  hasil  penelitian  dan  analisis  mengenai  faktor-faktor  yang mempengaruhi  indeks  pembangunan  manusia  di  Provinsi  Papua,  maka  diperoleh
beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1.
Daerah  yang  memiliki  tingkat  IPM  tertinggi  di  Provinsi  Papua  terdapat  pada Kota  Jayapura  yaitu  sebesar  76.42,  sedangkan  daerah  yang  memiliki    IPM
terendah  terdapat  pada  Kabupaten  Nduga.  Rata-rata  IPM  pada  Provinsi  Papua yaitu  sebesar  64.93.  Terdapat  11  kabupatenkota  yang  melewati  garis  rata-rata
IPM  Provinsi  Papua  yaitu:  Kota  Jayapura,  Supiori,  Keerom,  Sarmi,  Mimika, Puncak Jaya, Biak Namfor, Yapen Waropen, Nabire, Kabupaten Jayapura, dan
Marauke. Komponen angka melek huruf tahun 2011 menunjukkan 75.81 persen masyarakat  kabupatenkota  di  Provinsi  Papua  sudah  dapat  membaca  dan
menulis  kalimat  sederhana  dan  masih  terdapat  24.19  persen  yang  masih  buta aksara.  Komponen  rata-rata  lama  sekolah  sebesar  6.69  tahun  menunjukkan
target  pendididkan  wajib  belajar  9  tahun  belum  terpenuhi  di  Provinsi  Papua. Komponen  angka  harapan  hidup  sebesar  68.85  tahun  menunjukkan  semakin
baiknya kualitas kesehatan di Provinsi Papua. 2.
Berdasarkan  hasil  estimasi  panel  data,  faktor-faktor  yang  berpengaruh  nyata signifikan  terhadap  indeks  pembangunan  manusia  adalah  PDRB  perkapita,
Pengeluaran  Pemerintah  pada  bidang  pendidikan,  Rasio  miskin,  Rasio  jumlah penduduk  terhadap  dokter,  Rasio  murid  SMA  terhadap  guru.  Hal  ini  telah
sesuai  dengan  hipotesis  yang  digunakan  sebelumnya.  Sedangkan  yang  tidak berpengaruh  nyata  terhadap  indek  pembangunan  manusia  Rasio  murid  SD,
Rasio murid SMP. 3.
Dari  hasil  penelitian,  ternyata  rasio  bidan  dan  rasio  perawat  mempunyai hubungan  yang  tidak  sesuai  dengan  hipotesis.  Dimana  variabel  tersebut
berhubungan positif terhadap IPM.