Tabel 11. Kelas kemiringan beserta deskripsi peruntukan lahan Kelas Kemiringan
Deskripsi Lahan 0 - 3
Pertanian dan pemukiman 3 – 8
Pertanian, perkebunan, peternakan, dan pemukiman 8 – 15
Perkebunan, perikanan dan ladang 15 – 25
Perkebunan 25 – 35
Perkebunan 35
Perkebunan Sumber: Nasrullah 2010
4.2.4 Geologi dan Tanah
Berdasarkan Peta Geologi Lembar Bogor tahun, maka lokasi penelitian Kawasan Gunung Leutik berasal dari aluvium gunung berapi berumur kuarter atau
sedimentasi batuan beku atas yang tergolong masih muda Qva. Adapun bahan induknya terdiri dari Tuf Andesit. Bahan induk ini bersifat andesitik atau
intermedier netral mendominasi pembentukan jenis tanah di lokasi penelitian. Berdasarkan Peta Tanah Semi Detail daerah Parung-Depok-Bogor-Ciawi 1979,
jenis tanah yang terbentuk di lokasi adalah Latosol Coklat dan Latosol Coklat Kemerahan atau sepadan dengan ordo tanah Inceptisol USDA, 1968.
Penyebaran tersebut terlihat akibat perbedaan topografi dan posisi dalam lereng. Latosol Coklat dijumpai pada tempat-tempat yang masih tertutup vegetasi pohon
yang ditanam maupun alami, sedangkan Latosol Coklat Kemerahan dijumpai pada lereng-lereng yang sudah terbuka maupun pada yang intensif digunakan untuk
pertanaman lahan kering.
4.2.5 Hidrologi dan Kualitas Air
Sistem hidrologi di lokasi penelitian sangat dipengaruhi oleh karakteristik badan air terutama oleh daerah aliran sungai yang ada. Terdapat Sungai
Cinangneng yang mengalir di dalam kawasan pesantren dan Sungai Ciampea yang mengalir pada batas selatan di sekitar kawasan Gambar 16. Kedua sungai
tersebut menyatu pada bagian barat kawasan. Selain itu pada batas timur tapak terdapat aliran air buangandrainase dari Kampung Gunung Leutik yang bermuara
ke Sungai Cinangneng. Sebagai sumber air utama adalah dengan sumur bor yang terletak di dalam kawasan pesantren. Sistem hidrologi sangat penting untuk
dipertimbangkan nanti dalam perencanaan pengelolaan kawasan Agrowisata. Kualitas air masih dalam proses analisis.
4.2.6 Vegetasi Pohon
Keragaman tanaman existing yang terdapat pada lokasi perencanaan disajikan pada Tabel 12. Pada unit I terdapat 24 spesies, terutama jenis pohon.
Bambu menyebar sepanjang lereng tebing sungai. Pohon Kelapa Sawit, kayu putih, Krey Payung, Mlinjo, Akasia, Glodogan tiang dan pinus banyak ditemukan
pada tanaman tepi jalan. Tanaman pinus menyebar di sekitar masjid, sedang Kerai Payung dan Kayu Putih menyebar di sekitar kantor yayasan dan gedung sekolah.
Disamping itu pada unit I ditemukan beragam tanaman buah seperti Jambu Biji, Mangga dan Nangka. Pada unit II ditemukan beragam tanaman pohon. Sengon
merupakan tanaman utama yang ditanam pada Gunung Leutik. Jabon dalam jumlah lebih sedikit ditanam pada kaki Gunung Leutik. Selain itu pada gunung
tersebut tersebar pohon kelapa. Populasi semak belukar tersebat pada lahan sebelah barat Gunung Leutik. Palem raja ditemukan sebagai tanaman utama pada
tepi jalan unit II. Tanaman rumput pakan ditemukan tersebar di sekitar area peternakan. Tanaman jati pada unit II ditemukan menyebar rapat pada area dekat
makam. Tanaman jati ini merupakan induk eksplant untuk perbanyakan jati dengan teknik kultur jaringan pada unit pembibitan pesantren. Pada unit II
terdapat populasi pohon Kirai pada rawa di sebelah timur kawasan. Pohon buah pada Unit II ditemukan pohon Durian, dan Manggis yang masih muda. Pohon
Rambutan ditemukan pada sisi timur jalan utama pada Unit. Tanaman bambu pada Unit II tersebar pada tepi sungai, dan pada batas tanah sebelah barat dari
pesantren. Unit III terdiri atas lahan pertanian sawah dan tegalan. Gambar 16. Sungai yang melintasi Kawasan Gn.Leutik
Tabel 12. Keragaman Vegetasi
No. Nama Tanaman
Nama Latin
Lokasi : Unit I
1 Akasia Acacia auriculiformis
2 Angsana Pterocarpus indicus
3 Aren Arenga pinata
4 Asam kranji
Dialium indum 5 Bambu
Bambusa sp
6 Buah merah
7 Bunut Callophyllum soulatri
8 Glodogan tiang
Polyalthia longifolia 9 Jambu
biji Psidium guajava
10 Jati Tectona grandis
11 Karet Ficus elastica
12 Kayu putih
Eucalyptus camaldulensis 14 Kelapa
Cocos nucifera 15 Kelapa
sawit Elaeis guinensis
16 Krey payung
Fillicium decipiens 17 Mahoni
Swietenia mahagoni 18 Mangga
Mangifera indica 19 Melinjo
Gnentum gnemon 20 Nangka
Artocarpus integra 21 Palem
putri Veitchia merillii
22 Palem raja
Roystonea regia 23 Sengon
Paraserianthes falcataria 24 Waru
Hibiscus tiliaceus
Lokasi : Unit II
1 Akasia Acacia auriculiformis
2 Kapuk Ceiba petandra
3 Bambu Bambusa sp
4 Bambu kuning
Bambusa vulgaris 5 Durian
Durio zibethinus 6 Jati
Tectona grandis 7 Karet
Ficus elastica 8 Kelapa
Cocos nucifera 9 Kelapa
sawit Elaeis guinensis
10 Ketapang Terminalia cattapa
11 Ki hujan
Samanea saman 12 Kirai
Metroxylon spec. 13 Mahoni
Swietenia mahagoni 14 Mindi
Melia azedarach 15 Nangka
Artocarpus integra 16 Nilam
17 Palem ekor ikan
Caryota mitis 18 Palem
raja Roystonea regia
19 Petai cina
Leucaena glauca 20 Pisang
Musa paradisiana 21 Rambutan
Nephellium lappaceum 22 Sawo
kecik Manilkara kauki
23 Sengon Paraserianthes falcataria
24 Jabon Anthocephalus cadamba
25 Tanaman pembibitan
Lokasi: Unit III
1 Kirai Metroxylon
spec 2 Padi
Aryza sativa 3 Pepaya
Carica papaya 4 Ubi
jalar Ipomea batatas
5 Jagung Manis
Zea mays 6 Kacang
panjang Vigna cylindrica
7 Oyong Luffa acutangula
8 Tanaman obat
Sumber : Nasrullah 2010
4.3 Objek Wisata Pertanian