.Aspek Objek Wisata Planning A Sustainable Landscape Area Of Agro Tourism In The Region Of Gunung Leutik, Bogor

umum. Analisis ini dikembangkan untuk mengkaji secara umum kawasan untuk mendukung pengembangan peternakan sebagai salah satu potensi wisata. Lahan yang optimal untuk pengembangan peternakan sapi dan kambing adalah lahan yang sesuai sebagai lingkungan ekologis dan mampu menghasilkan makanan ternak yang cukup, berkualitas dan kontinyu. Dari hasil analisis untuk pemilihan produk pertanian, dapat disimpulkan bahwa daerah tersebut dapat pula ditanamin dengan pakan ternak. Jenis lahan usaha tani yang mendukung dilihat dari potensi pakan hijauan makanan ternak secara umum adalah: sawah, kebun campuran, semak belukar, dan kebun. Kawasan Gunung Leutik memiliki potensi untuk unit peternakan, dengan menanam tanaman hijauan untuk pakan ternak. Keberadaan area perkebunan dan tanaman palawija jagung dapat dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak pada kawasan. Dalam pengembangan usaha budidaya ikan air tawar ada beberapa aspek yang harus dipertimbangkan yaitu : kesesuaian lahan, ketersediaan komoditas dan teknologi serta permintaan pasar. Kesesuaian lahan perlu diperhatikan mengingat bervariasinya daya dukung dan tingkat kesesuaian lahan pada setiap hamparan tidak sama. Faktor-faktor produksi yaitu wadah tempat budidayatambak, media budidayaair, organisme budidaya, ketersediaan pakan, benih dan teknologi pengolahan lahannya. Faktor lain yang berpengaruh adalah salinitas tanah. Karena itu faktor iklim terutama curah hujan perlu diperhitungkan dalam kaitannya dengan osilasi pasang dan perubahan salinitas. Tanah dasar yang dipilih adalah yang dapat menahan air atau tidak porous. Jenis tanah liat berpasir atau lempung liat berpasir biasanya memiliki plastisitas cukup tinggi dan tidak porous. Tanah yang harus dihindari adalah jenis tanah berpasir diatas 70 karena porous dan tanah gambut karena memliki pH rendah. .

4.6 .Aspek Objek Wisata

Aspek Kelayakan Kawasan Agrowisata Tapak perencanaan lanskap kawasan agrowisata berkelanjutan adalah kawasan Gunung Leutik dan lahan di sekitarnya dengan ketinggian puncak 188 m dpl. Tapak perencanaan terletak pada lokasi yang strategis, karena dapat dicapai dari Jalan Raya Bogor – Ciampea KM 12. Dari jalan raya ke lokasi hanya berjarak 500 m. Selain itu khusus untuk lahan pada Kampung Gunung Leutik, dapat dicapat melalui Desa Benteng, dengan jarak 3 km. Lokasi terletak pada jalur menuju Kawasan Pengembangan Wisata Gunung Salak Endah GSE, sehingga keberadaan KWG menambah pilihan pengunjung tujuan wisata di Bogor Barat. Tapak perencanaan memiliki luas 41.5 ha. Untuk keperluan perencanaan, lahan dibagi atas 3 unit. Unit I dengan luas 11.8 ha merupakan area pendidikan dan pemukiman Pesantren, Unit II dengan luas 15.1 ha merupakan lahan usaha PPDF, sedang Unit 3 merupakan lahan pertanian dan pemukiman Kampung Gunung Leutik memiliki luas 14.5 ha. Pada unit I terdapat kantor pesantren, gedung sekolah Madrasah Aliyah, dan Madrasah Tsanawiyah, masjid, rumah ustaz dan asrama. Selain itu terdapat aula, gedung training center dan lapangan bola yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk kegiatan pelayanan wisata. UnitII merupakan unit usaha pesantren yang selanjutnya dapat dijadikan objek wisata. Unit usaha ini meliputi pembibitan tanaman, peternakan sapi perah, kambing perah dan sapi potong, dan kolam budiaya ikan, dan kebun rumput pakan. Pada Gunung Letik telah ditanami dengan tanaman hutan rakyat yang terdiri atas pohon sengon dan jabon. Selebihnya lahan pada unit II masih ditumbuhi semak belukar. Pada unit III digunakan sebagai pesawahan, tegalan dan pemukiman.Jenis tanaman budidaya yang ditanam di lahan milik pesantren tidak banyak. Selain tanaman sengon dan jabon pada Gunung Leutik, sebagian besar lahan kosong milik pesantren masih ditumbuhi tumbuhan liar. Pesantren memilikilahan basah yang tidak luas yang dapat ditanami padi atau dijadikan kolam ikan. Lahan pertanian pada kampung Gunung Letik terdiri atas persawahan dan tegalan. Pada persawahan petani menerapkan pola tanam bergilir seperti padi- padi-palawija atau atau padi-palawija-padi. Varietas Ciherang umumnya digunakan petani, sedang palawija mencakup seperti ubi jalar, dan jagung manis. Pada tegalan dijumpai tanaman jagung manis, kacang tanah, ubi kayu, dan kebun pepaya yang ditumpangsarikan dengan jagung manis. Kawasan Gunung Leutik yang terletak di daerah yang berbukit mempunyai pemandangan yang menarik good view ke arah luar, terlebih pada satu titik tertinggi pada puncak Gunung Leutik. Pada titik ini dapat dilihat view alam yang menarik seperti ke arah selatan terlihat Gunung Salak, ke arah barat terlihat Gunung Kapur Ciampea, ke arah timur terlihat lahan pertanian bertingkat- tingkat dan gugusan pemukiman Kampung Gunung Leutik.Dalam tapak view yang menarik meliputi objek alam, seperti sungai Ciampea, Sungai Cinangneng. Gunung Leutik merupakan landmark yang khas dalam tapak, hutan sengon memberi kesan alami. Hamparan sawah, dan kebun di Kampung gunung Leutik merupakan view khas lanskap pertanian dan pedesaan.Objek wisata yang terdapat di kawasan meliputi 3 unit lokasi, dimana unit I berupa objek alami yaitu sungai dengan kegiatan wisata petualang Tabel 20. Unit II meliputi objek wisata alami, pertanian tanaman, peternakan, dan perikanan. Unit III meliputi objek wisata pertanian dengan jenis pertanian sawah dan nursery, serta objek wisata umum dengan jenis lapangan rumput dan area kebun. Objek-objek wisata tersebut merupakan potensi yang dapat dikembangkan. Tabel 20. Lokasi, Kelompok, dan Jenis Objek Wisata No. Lokasi Kelompok Objek Jenis Objek Kegiatan Wisata I. Unit I Objek alami Sungai Wisata petualang II. Unit II Objek alami BukitG. Leutik Mendaki puncak bukit Pertanian tanaman Lab Kuljar Mengamati Pembibitan Melihat keragaman bibit Pelatihan pembibitan Sawah Mengamati keindahan sawah Ikut mengolah tanah, Menanam padi Panen Padi Kebun Buah rencana Melihat kebun buah- buahan Panen dan makan buah Pelatihan pemeliharaan phn Peternakan Ternak Sapi Perah, Kambing perah Melihat ternak sapi perah Memberi pakan Main dengan anak sapi, kambing PE. Melihat proses pasteurisasi Minum susu Ternak Sapi Potong Melihat ternak, memberi pakan Pabrik Pakan Melihat pabrik Pabrik pupuk organik Melihat pabrik pupuk organik Peng. Yogurt Minum Yogurt Pelatihan Tabel 20. lanjutan No. Lokasi Kelompok Objek Jenis Objek Kegiatan Wisata Perikanan Kolam Ikan Memancing Ikan Menangkap ikan III. Unit III Pertanian Sawah Menyaksikan hamparan sawah Kampung G. Leutik Menanam, Memanen padi, tanaman palawija Bersantap di area persawahan Nursery tanaman Obat Menyaksikan keragaman tanaman obat Membeli tanaman obat dan produk herbal Unit II Objek wisata umum Lapangan rumput Piknik, bermain Secara keseluruhan total, objek wisata dikelompokan menjadi tiga klasifikasi antara lain, sangat potensial, potensial dan kurang potensial. Penilaian dilakukan dengan memberikan bobot pada masing-masing kategori penilaian yang terdiri atas delapan aspek dengan bobot yang berbeda. Aspek utama penilaian yaitu kategori dengan bobot tertinggi adalah Obyek dan Atraksi Berbasis Pertanian Bobot 40. Objek dan atraksi berbasis pertanian ditinjau dari segi ketersediaan ragam serta keindahan areal pertanian sawah, perkebunan, kolam, keramba. Pembagian area penilaian dibedakan atas batas wilayah dan fasilitas. Secara umum area penelitian terbagi atas dua daerah yaitu kawasan pesantren dan perkampungan Gunung Leutik. Secara khusus, area penilaian untuk kawasan pesantren Darul Fallah terbagi atas empat area, yaitu Zona I, Zona Ia, Zona Ib, sedangkan daerah perkampungan Gunung Leutik termasuk dalam Zona III. Dari hasil penilaian, diketahui bahwa area yang sangat potensial adalah area ZONA III yang memiliki keberagaman objek dan atraksi wisata berbasis keindahan alam dan komoditi pertanian. ZONA Ia, Ib, memiliki kesesuaianpotensi yang cukup potensial. Khusus pada zona Ib meskipun tergolong sebaga area cukup potensial namun harus dilakukan screening karena keberadaan pesantren putri. Keberadaan asrama putri ini sebagai area pembatas aktivitas, area ini hanya berfungsi sebagai jalur sirkulasi tanpa aktivitas wisata yang dikembangkan. ZONA I merupakan area yang memiliki potensi terendah dan terklasifikasikan Sumber: Nasrullah 2010 sebagai area kurang potensial. Kelayakan kawasan agrowisata ini tersusun berdasarkan aspek-aspek yang telah ditentukan dan tersaji pada Tabel 21. Tabel 21. Aspek Kelayakan Kawasan Agrowisata Area Penilaian Aspek Kelayakan Kawasan Agrowisata Rangking A B C D Jumlah terbobot 40 30 20 10 ∑ KKA 1 2 3 4 ZONA I 1 1 2 3 7 0,4 0,3 0,4 0,3 1,4 KP ZONA Ia 3 3 2 3 11 1,2 0,9 0,4 0,3 2,8 P ZONA Ib 3 3 2 2 10 1,2 0,9 0,4 0,2 2,7 P ZONA II 4 4 3 4 15 1,6 1,2 0,6 0,4 3,8 SP ZONA III 4 4 2 4 14 1,6 1,2 0,4 0,4 3,6 SP KP: kurang potensial; P: Potensial; SP: sangat potensial Kriteria penilaian dan klasifikasi kategori zona berpotensi dilakukan dengan menggunakan selang kelas penilaian berdasarkan pengolahan data. Zona yang termasuk sangat potensial adalah zona dengan range nilai 3,1 – 3,8. Zona cukup potensial dengan range nilai 2,2 – 3,0. Sedangkan, zona kurang potensial dengan range nilai 14 – 2,1. Sebaran dari hasil penilaian kelayakan kawasan agrowisata tersaji pada Gambar 19. Gambar ini menjelaskan tentang potensi masing-masing area penilaian. Hasil dari penilaian ini nantinya akan digunakan sebagai dasar penentuan dari peta kesesuaian pengembangan wisata berbasis pertanian di kawasan Gunung Leutik Bogor yang akan dibahas pada bagian perencanaan. Gambar 19. Analisis Potensi Objek Wisata

4.7 .Aspek Potensi Masyarakat