Pilihan Tanaman Pertanian yang Sesuai

4.5.3 Pilihan Tanaman Pertanian yang Sesuai

Berdasarkan hasil analisis tanah ditambah dengan faktor iklim dan lingkungan lainnya maka analisis atau evaluasi lahan dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan penggunaan. Pada penelitian ini penggunaan lahan untuk pertanian yang akan dikembangkan dalam perencanaan wisata pertanian adalah untuk tanaman lahan basah padi, lahan kering palawija dan sayuran, serta untuk perkebunan. Hasil evaluasi kesesuaian lahan disajikan pada Tabel 17. Tabel 17. Kesesuaian Lahan Aktual untuk Tanaman Padi sawah ParameterKualitas DF I DF II DF III DF IV GL I GL II Media Perakaran: Kedalaman efektif Kelas Besar Butir Batuan Permukaan Reaksi Tanah Toksisitas Lereng Ketinggian tempat Iklim Drainase, Banjir dan genangan musiman Salinitas S3 S1 S1 S3 S1 N S1 S1 S3 S1 S1 S2 S1 S1 S3 S1 N S1 S1 S3 S1 S1 S1 S1 S1 S3 S1 N S1 S1 S3 S1 S1 S1 S1 S1 S3 S1 N S1 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 Sumber: Nasrullah 2010 Berdasarkan Tabel 17, kondisi tanah memiliki kesesuaianpaling sesuai untuk Padi,ditandai oleh faktor penghambat paling sedikit atau minimal untuk memenuhi kriteria pertumbuhan tanaman padi. Terlihat faktor yang tidak bisa diperbaiki adalah drainase tanah. Untuk pertumbuhan padi sangat membutuhkan air sehingga pada fase-fase pertumbuhan tertentu perlu ada genangan. Tanah- tanah di lokasi pesantren selain lereng yang tidak memungkinkan N juga kondisi drainase tanah yang tergolong sedang sampai cepat tidak memungkinkan untuk memenuhi ketersediaan air. Ditinjau dari hasil penilaian kesesuaian fisik lahan pertanian untuk komoditi padi sawah yang paling potensial adalah lokasi GL I dan GL II. Sedangkan untuk titik penilaian lainya kurang potensialsesuai. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan lahan dan faktor penghambat utama lahan yaitu kelerengan yang tidak sesuai NSnon suitable. Titik penilaian DF I,II, dan III memiliki kelerangan yang tidak sesuai dan diduga dapat berpengaruh terhadap drainase dan kemungkinanya dapat juga mempengaruhi reaksi tanah. Faktor lain yang berpengaruh adalah kedalaman efektif perakaran. Kelas kesesuaian sedang S2 untuk padi dijumpai di lokasi tertentu di dalam lokasi pesantren yakni DFII dan DFIII. Kesesuaian S2 pada area sampel DF II terkait dengan faktor penghambat utama yaitu kedalaman efektif yang kurang S2, reaksi tanah yang tidak baik S3, dan drainase yang buruk S3. DF III juga memiliki kesesuaian lahan S2 yang dipengaruhi oleh faktor reaksi tanah yang buruk s3 dan drainase yang buruk s3. Daerah tersebut yakni di bagian bawah lereng yang kemiringannya 0 – 3. Lokasi kampung Gunung Leutik yang didominasi daerah datar sangat cocok untuk pengembangan tanaman padi terutama yang terletak mendekati aliran sungai sebagai sumber air. Tabel 18. Kesuaian lahan untuk Tanaman Pangan lahan keringpalawija sayuran ParameterKualitas DFI DFII DFIII DFIV GLI GLII Media Perakaran: Kedalaman efektif Kelas Besar Butir Batuan Permukaan Reaksi Tanah Toksisitas Lereng Ketinggian tempat Erodibilitas Iklim Drainase Banjir dan genangan musiman Salinitas S3 S1 S1 S3 S1 N S1 N S1 S3 S1 S1 S2 S1 S1 S3 S1 N S1 N S1 S3 S1 S1 S1 S1 S1 S3 S1 S3 S1 S2 S1 S3 S1 S1 S1 S1 S1 S3 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 Sumber: Nasrullah 2010 Secara aktual lokasi yang dapat dikembangkan untuk pertanian lahan kering dengan komoditas tanaman pangan, palawija, dan sayuran dapat dikembangkan di hampir semua lokasi baik di pesantren maupun dikampung Gunung Leutik, kecuali pada tempat-tempat yang berlereng 15 perlu dipertimbangkan. Hasil kesuaian lahan untuk tanaman pangan lahan keringpalawija sayuran terdapat pada Tabel 18. Daerah yang kurang potensial untuk dikembangkan adalah area sampel DF I S3 dan DF II yang berdasarkan dari tabel data pengujian memiliki ketiinggian lereng yang kurang menunjang, faktor lain yang menghambat adalah kedalaman akar s3 dan s2, reaksi tanah s3 dan drainase s3. Namun potensi tetap ada apabila bisa dimodifikasi melalui pembuatan teras, yang diharapakan dapat memperbaiki kondisi drainase tapak. Demikian juga pada tempat yang masih memiliki faktor penghambat lain seperti unsur hara dan pH yang rendah akan memerlukan biaya yang lebih besar untuk input yang lebih dibandingkan lokasi lainnya. Dalam perencanaan pengembangan wisata pertanian, komoditas perlu dilengkapi dengan rekomendasi perbaikan untuk meminimalkan hambatan- hambatan yanga ada eksisting. Untuk jenis komoditi perkebunan dan kehutanan, hasil evaluasi lahan menunjukan beberapa area titik uji yang memiliki kesesuaian tinggi dan tidak. Titik uji yang memiliki kesesuaian untuk dikembangkan adalah, DF IV, GL I, dan II. Sedangkan, titik uji yang kurang potensial untuk dikembangkan adalah DF I. Hasil kesesuaian lahan untuk tanaman perkebunankehutanan tersaji pada Tabel 19. Tabel 19. Kesesuaian Lahan untuk tanaman Perkebunankehutanan No. ParameterKualitas DFI DFII DFIII DFIV GLI GLII 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Media Perakaran: Kedalaman efektif Kelas Besar Butir Batuan Permukaan Reaksi Tanah Toksisitas Lereng Ketinggian tempat Erodibilitas Iklim Drainase Banjir dan genangan musiman Salinitas S3 S1 S1 S3 S1 N S1 S3 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S3 S1 N S1 S3 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S3 S1 N S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S3 S1 N S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 S1 S1 S1 S2 S1 S1 Sumber: Nasrullah 2010 Kedalaman efektif dan kemiringan lereng merupakan kendala utama pengembangan tanaman perkebunan atau kehutanan.Namun dengan memanipulasi secara setempat dapat dilakukan melalui pembuatan lubang individu dengan penambahan bahan organikkompos untuk memperbaiki drainase, serta pembuatan teras.

4.5.4 Komoditas Peternakan dan Perikanan