diartikan sebagai wisata yang sasarannya adalah pertanian perkebunan, kehutanan, dsb.
Agrowisata Perkotaan Secara umum, agrowisata terletak di pedesaan atau tempat-tempat yang
jauh dari keramaian kota. Hal ini disebabkan karena sebagian besar wilayah pertanian berada di luar kota, sedangkan di dalam kota pada umumnya sudah tidak
memungkinkan untuk usaha-usaha bidang pertanian. Sulistiyantara 1990 mengemukakan, pengembangan pengelolaan
agrowisata di perkotaan memerlukan kerjasama yang erat antar berbagai sektor, yaitu sektor perhubungan, sektor pariwisata, sektor pertanian, sektor perdagangan,
sektor pembangunan daerah dan sebagainya. Pada dasarnya hubungan antara peminta jasa agrowisata dan penyedia agrowisata memerlukan kerjasama yang
erat, yang mampu mendatangkan keuntungan bagi kedua belah pihak. Upaya mewujudkan agrowisata di perkotaan menjadi khas, karena
pendapat masyarakat tentang pertanian selalu dihubungkan dengan suasana pedesaan. Dalam pengembangan agro ini perlu perumusan yang seksama, yang
sesuai dengan wajah dan karakter perkotaan. Dengan demikian karakter pertanian yang dicari adalah pertanian perkotaan. Oleh karena itu sejak awal
proses perwujudan agrowisata perkotaan sampai pengelolaan di lapangan memerlukan kerjasama yang erat dan terpadu antar sektor-sektor tersebut di atas.
2.4 Perencanaan Agrowisata Berwawasan Lingkungan
Perencanaan merupakan terjemahan dari kata planning yaitu pengorganisasian masa depan untuk mencapai tujuan tertentu Inskeep1991.
Perencanaan merupakan aktifitas moral. Melalui interaksi dan komunikasi, perencanaan bersama dengan masyarakat membantu merumuskan masalah,
menetapkan tujuan, analisis kondisi, mencari alternatif solusi, memilih alternatif terbaik, mengkaji alternatif terbaik dan mengimplementasikan, Sedang pengertian
perencanaan mempunyai rentang pengertian yang sangat luas dan beragam. Perencanaan merupakan suatu perencanaan menyeluruh mencakup bidang
yang sangat luas, kompleks dan berbagai komponennya saling kait-mengkait. Produk perencanaan adalah rencana. Rencana adalah suatu pedoman atau alat
yang terorganisasi secara teratur dan sistematis untuk mencapai suatu keinginan, cita-cita atau maksud yang sasarannya dan jangkauannya telah digariskan terlebih
dahulu dimasa mendatang. Rencana pengelolaan agrowisata merupakan alat untuk menetapkan dan pengkaji keseluruhan kebijakan yang akan diambil untuk
mewujudkan agrowisata. Perencanaan agrowisata mencakup berbagai subyek, seperti bagaimana
pariwisata harus dikelola dengan baik, meminimalisasi dampak, meyusun pola dan arah pengembangannya. Untuk mewujudkan rencana agrowisata berwawasan
lingkungan ini diperlukan integrasi dengan rencana lain perencanaan pengolahan tanah, perencanaan jenis tanaman yang pada saat ini telah ada namun belum
dikelola sebagai tanaman berdaya tarik wisata, perencanaan budidaya tanaman, yaitu usaha jenis-jenis tanaman tertentu, dan beberapa perencanaan lainnya
dalam kaitannya dengan pembangunan agrowisata. Mengingat kompleksitas proses perencanaan yang mengintegrasikan berbagai kepentingan dan kebijakan,
terdapat beberapa pedoman yang dapat digunakan untuk pengembangan agrowisata berwawasan lingkungan. Dalam Fandeli 2001, terdapat arah
pengembangan dasar kebijakan ekowisata yang dapat diterapkan dalam kebijakan agrowisata, antara lain:
1. Lingkungan alam dan sosial budaya harus menjadi dasar pengembangan
pariwisata dengan tidak membahayakan kelestariannya. 2.
Agrowisata bergantung pada kualitas lingkungan alam dan sosial budaya yang baik. Keduanya menjadi fondasi untuk meningkatkan ekonomi lokal dan
kualitas kehidupan masyarakat yang timbul dari industri pariwisata. 3.
Keberadaan organisasi yang mengelola agar tetap terjaga kelestariannya, berkaitan dengan pengelolaan yang baik dari dan untuk wisatawan; saling
memberikan informasi dan pengelolaan dengan operator wisata, masyarakat lokal dan mengembangkan potensi ekonomi yang sesuai.
4. Di kawasan agrowisata, wisatawan menikmati seluruh fasilitas yang ada,
dan aktifitas kegiatan yang dapat memberikan pengetahuan baru dalam berwisata hanya saja tidak semua kebutuhan wisatawan tersebut dapat
dipenuhi karena dalam beberapa hal mungkin terdapat harapan yang tidak sesuai dengan kondisi agrowisata yang bersangkutan.
5. Wisatawan cenderung mengharapkan kualitas pelayanan yang baik, sesuai
dengan biaya yang dikeluarkan dan mereka tidak selalu tertarik pada pelayanan yang murah harganya.
6. Keinginan wisatawan cenderung bermacam-macam tergantung karakteristik
wisatawan, tidak semuanya dapat dipenuhi. 7.
Perencanaan harus lebih cepat dilakukan dan disempurnakan terus-menerus seiring dengan perkembangan pariwisata, termasuk juga menginventarisir
komponen-komponen yang ada di sekitar agrowisata terutama yang berpengaruh terhadap kebutuhan wisatawan. Berdasarkan arah
pengembangan dasar kebijakan tersebut diatas, untuk mewujudkan pembangunan agrowisata berwawasan lingkungan perlu adanya perencanaan
dan perancangan yang baik, sehingga akan meminimalisasi kemungkinan dampak yang akan timbul dikemudian hari.
2.5 Berwawasan Lingkungan