5. Wisatawan cenderung mengharapkan kualitas pelayanan yang baik, sesuai
dengan biaya yang dikeluarkan dan mereka tidak selalu tertarik pada pelayanan yang murah harganya.
6. Keinginan wisatawan cenderung bermacam-macam tergantung karakteristik
wisatawan, tidak semuanya dapat dipenuhi. 7.
Perencanaan harus lebih cepat dilakukan dan disempurnakan terus-menerus seiring dengan perkembangan pariwisata, termasuk juga menginventarisir
komponen-komponen yang ada di sekitar agrowisata terutama yang berpengaruh terhadap kebutuhan wisatawan. Berdasarkan arah
pengembangan dasar kebijakan tersebut diatas, untuk mewujudkan pembangunan agrowisata berwawasan lingkungan perlu adanya perencanaan
dan perancangan yang baik, sehingga akan meminimalisasi kemungkinan dampak yang akan timbul dikemudian hari.
2.5 Berwawasan Lingkungan
Berwawasan lingkungan berasal dari kata wawasan dan lingkungan. Wawasan oleh Poerwodarminta 1999 diartikan sebagai cara pandang, sedangkan
lingkungan hidup dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lain. Berwawasan lingkungan dapat diartikan sebagai cara pandang terhadap lingkungan hidup, kemampuan untuk memahami cara-cara
penyesuaian diri atau penempatan diri dalam lingkungan hidupnya. Daya dukung
merupakan konsep dasar yang dikembangkan untuk kegiatan pengelolaan suatu sumber daya alam dan lingkungan, melalui ukuran kemampuannya. Konsep ini
dikembangkan terutama untuk mencegah kerusakan atau degradasi dari suatu tempat sumber daya alam dan lingkungan, sehingga kelestarian keberadaan dan
fungsinya dapat terwujud, dan pada saat dan ruang yang sama, juga pengguna atau masyarakat pemakai sumber daya tersebut tetap berada dalam kondisi sejahtera
dan atau tidak dirugikan.
Batasan daya dukung untuk jumlah wisatawan merupakan jumlah individu yang dapat didukung oleh satuan luas sumber daya dan lingkungan dalam keadaan
sejahtera. Jadi daya dukung ini mempunyai dua komponen yang harus diperhatikan:
1 Besarnya atau jumlah wisatawan yang akan menggunakan sumber daya
tersebut pada tingkat kesejahteraan yang baik. 2
Ukuran atau luas sumber daya alam dan lingkungan yang dapat memberikan kesejahteraan kepada populasi manusia pada tingkat yang lestari.
Daya dukung tidak saja melakukan penilaian terhadap segi ekologis dan fisik tetapi juga dapat memperkirakan nilai daya dukung dari segi sosial. Menurut
Nurisyah et al 2003, terdapat beberapa ragam daya dukung yaitu: 1.
Daya dukung ekologis Daya dukung ekologis kawasan, dapat dinyatakan sebagai tingkat
maksimum penggunaan suatu kawasan atau suatu ekosistem, baik berupa jumlah maupun kegiatan yang diakomodasikan di dalamnya, sebelum terjadi suatu
penurunan dalam kualitas ekologis kawasan atau ekosistem tersebut, termasuk estetika lingkunganalami yang dimilikinya. Penilaian daya dukung ekologis ini
menggunakan dasar dari pengertian ekosistem, yang dinyatakan sebagai suatu sistem tatanan kesatuan yang utuh antara semua unsur lingkungan hidup yang
saling mempengaruhi. Pendekatan ekologis, atau pendekatan terhadap ekosistem ini, selain dapat digunakan untuk mendapatkan gambaran daya dukungnya juga
dapat digunakan untuk menentukan indikator kerusakan ekosistem atau lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan manusia terutama pada tingkat jumlah
pemakaian yang berlebihan eksploitatif. Sebagai contoh, indikator kerusakan ekosistem atau lingkungan yang diakibatkan kegiatan rekreasi pengunjung pada
suatu kawasan wisata antara lain dapat digambarkan oleh adanya berbagai kerusakan seperti pada vegetasi rusak, hilang, habitat satwa menurun atau
hilangnya populasi, degradasi tanah erosi, pemadatan ground akibat banyaknya pengunjung dan intensifnya kunjungan, kualitas air pencemaran limbah,
sampah, bertumpuknya sampah, kerusakan visual dari obyek wisata alam yang potensial, serta berbagai bentuk vandalisme lainnya.
2. Daya dukung sosial
Konsep daya dukung sosial pada suatu kawasan merupakan gambaran dari persepsi seseorang dalam menggunakan ruang dan waktu yang bersamaan, atau
persepsi pemakai kawasan terhadap kehadiran orang lain secara bersama dalam memanfaatkan suatu areal tertentu. Konsep ini berkenaan dengan tingkat
comfortability atau kenyamanan dan apresiasi pemakai kawasan karena terjadinya
atau pengaruh over-crowding pada suatu kawasan. Daya dukung sosial suatu kawasan dinyatakan sebagai batas tingkat maksimum, dalam jumlah dan tingkat
penggunaan dalam suatu kawasan di mana dalam kondisi yang telah melampaui batas daya dukung ini akan menimbulkan penurunan dalam tingkat dan kualitas
pengalaman atau kepuasan pemakai pada kawasan tersebut. Terganggunya pola, tatanan atau sistem kehidupan dan sosial budaya manusia pemakai ruang tersebut,
yang dapat dinyatakan sebagai ruang sosialnya juga merupakan gambaran telah terlampauinya batas daya dukung sosial ruang tersebut. Dampak negatif akibat
terganggunya daya dukung sosial dapat dilihat dari pertengkaran ”perebutan teritorial” dari kelompok tertentu. Ketidaknyamanan sosial dalam bermain atau
berekreasi karena adanya gangguan soaial, ketakutan dan kecurigaan. Setiap kawasan mempunyai kemampuan tertentu didalam menerima
wisatawan, yang disebut daya dukung lingkungan. Daya dukung lingkungan dinyatakan dalam jumlah wisatawan per satuan luas per satuan waktu..
Perencanaan wisata yang tidak memperhatikan daya dukung lingkungan akan menurunkan kualitas lingkungan dan rusaknya ekosistem yang dipakai untuk
kegiatan wisata, sehingga akhirnya akan menghambat bahkan menghentikan perkembangan wisata itu.
III. METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian