Kinerja dan Evaluasi Kerja. Kinerja Keuangan

proses produksi garam. Tenaga kerja harus mempunyai kualitas berpikir yang maju dalam menggunakan teknologi untuk pencapaian produk garam yang bagus sehingga nilai jual tinggi. Penggunaan tenaga kerja dapat dinyatakan sebagai curahan tenaga kerja. Curahan tenaga kerja adalah besarnya tenaga kerja efektif yang dipakai. Usaha petani garam yang mempunyai ukuran lahan berskala kecil biasanya menggunakan tenaga kerja keluarga. Lain halnya dengan usaha petani garam berskala besar. Selain menggunakan tenaga kerja luar keluarga, juga memiliki tenaga kerja ahli; 3 modal, setiap kegiatan dalam mencapai tujuan membutuhkan modal apalagi kegiatan proses produksi. Dalam kegiatan proses tersebut modal dapat dibagi menjadi 2 bagian , yaitu modal tetap dan modal tidak tetap. Modal tetap terdiri atas tanah, bangunan, mesin dan peralatan dimana biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi tidak habis dalam sekali proses produksi, sedangkan modal tidak tetap terdiri dari upah yang dibayarkan kepada tenaga kerja; 4 teknologi, dalam meningkatkan mutu garam, meliputi teknologi pengelolaan lahan, teknologi kristalisasi dan peralatan lain seperti kincir dan pompa, Teknologi pasca produksi meliputi teknologi pemurnian yaitu pencucian garam untuk membersihkan kotoran yang terkandung dalam garam berupa pasir dan lumpur serta untuk mengurangi kadar ion – ion seperti Ca, Mg, dan SO 4 . Serta Ion-ion dan senyawa tak larut lainnya; 5 manajemen, dalam usaha petani garam, peranan manajemen menjadi sangat penting dalam mengelola produksi garam rakyat, mulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan evaluasi.

D. Kinerja dan Evaluasi Kerja.

Ada banyak definisi tentang kinerja yang dikemukakan oleh para ahli terutama mereka yang memiliki keahlian dalam bidangnya. Karena setiap definisi kinerja itu sendiri memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing, menurut Irham 2010 kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan programkebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis suatu organisasi, menurut Simanjuntak, 2005 kinerja bermakna kemampuan kerja dan hasil atau prestasi yang dicapai dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Evaluasi kinerja adalah suatu metode dan proses penilaian pelaksanaan tugas performance seseorang atau sekelompok orang atau unit-unit kerja dalam satu perusahaan atau organisasi sesuai dengan standar kinerja atau tujuan yang ditetapkan lebih dahulu Simanjuntak, 2005. Tujuan evaluasi kinerja adalah untuk menjamin pencapaian sasaran dan tujuan organisasi atau perusahaan. Evaluasi kinerja merupakan bagian dari fungsi manajemen yang penting yaitu evaluasi dan pengawasan, evaluasi kinerja dimaksudkan untuk mengetahui pencapaian sasaran perorangan, kelompok kerja,bagian organisasi dan perusahaan. Hasil evaluasi kinerja masing-masing individu atau perorangan menggambarkan kondisi atau tingkat pencapaian sasaran individu yang bersangkutan, disamping itu evaluasi kinerja individu juga memberikan gambaran keunggulan, kelemahan dan potensi individu yang bersangkutan. Dengan demikian hasil evaluasi kinerja individu dapat dimanfaatkan untuk banyak penggunaan.

E. Kinerja Keuangan

Untuk memutuskan suatu usaha memiliki kualitas yang baik maka ada dua penilaian yang paling dominan yang dapat dijadikan acuan untuk melihat usaha tersebut telah menjalankan suatu kaidah-kaidah manajemen yang baik. Penilaian ini dapat dilakukan dengan melihat sisi kinerja keuangan financial performance dan kinerja non keuangan non financial performance Fahmi 2010. Kinerja keuangan, data yang dipakai adalah data riil yang sebenarnya dikeluarkan. Misalnya jumlah tenaga kerja yang dipakai 3 orang dengan upah Rp. 3000hari, biaya tenaga kerja adalah 3xRp 3000 =Rp. 9000. Jika diantara tenaga kerja tersebut, terdapat 1 orang dari dalam keluarga dan 2 orang yang berasal dari luar, nilai upah yang dihitung hanya upah tenaga kerja luar saja sebesar 2 orang. Penilaian kinerja setiap usaha adalah berbeda-beda karena itu tergantung kepada ruang lingkup usaha yang dijalankan, kinerja keuangan petani memperhitungkan antara hasil yang diharapkan akan diterima pada waktu panen penerimaan, revenue dengan biaya pengorbanan,cost yang harus dikeluarkannya, jenis biaya terbagi dalam biaya tetap dan biaya variabel biaya tidak tetap. Yang dimaksud dengan biaya tetap adalah jenis biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi, misalnya sewa atau bunga tanah yang berupa uang, yang dimaksud biaya variabel adalah jenis biaya yang besar kecilnya berhubungan langsung dengan besarnya produksi misalnya biaya sarana produksi Kinerja non keuangan adalah terletak pada produktivitas usaha yang merupakan penggabungan antara konsepsi efesiensi usaha fisik dengan kapasitas tanah, efisiensi fisik mengukur banyaknya hasil produksi fisik out put yang dapat diperoleh dari satu kesatuan faktor produksi input, sedangkan kapasitas dari sebidang tanah tentu menggambarkan kemampuan tanah itu untuk menyerap tenaga dan modal sehingga memberikan hasil produksi bruto yang sebesar- besarnya pada tingkatan teknologi tertentu, jadi secara teknis produktivitas merupakan kajian antara efisiensi usaha dan kapasitas tanah, Kinerja non keuangan juga dapat dilihat melalui peningkatan mutu, kualitas garam rakyat umumnya kadar NaCl 90, masih dibawah dari ketentuan SNI garam konsumsi dengan kadar NaCl 94,7. DKP 2010. Mutu merupakan dimensi persaingan yang penting sejak tahun 1980-an hingga saat ini. Tetapi pada pertengahan tahun 1990-an , dalam arena persaingan bisnis, mutu telah bergeser dari suatu keunggulan strategis menjadi suatu kebutuhan. Barang yang bermutu tinggi adalah barang memiliki spesifikasi tinggi, seperti material nomor satu atau teknologi nomor satu. Sedangkan, spesifikasi yang tinggi dapat menyebabkan inefisiensi. Disamping pendapat tersebut para pakar mutu telah mencoba mendefinisikan mutu, seperti dikutip oleh Darwin 2010 sebagai berikut : 1 Philip B. Crosby berpendapat bahwa mutu berarti kesesuaian terhadap persyaratan conformance to requirement. Seperti jam tahan air, sepatu yang tahan lama, atau dokter yang ahli. Hal lainnya dikemukakan tentang pentingnya melibatkan setiap orang pada proses dalam organisasi. Pendekatan Crosby merupakan proses top down. 2 W. Edwards Deming berpendapat bahwa mutu berarti pemecahan masalah untuk mencapai penyempurnaan secara terus menerus. Pendekatan ini merupakan pendekatan bottom up. 3 Joseph M Juran berpendapat bahwa mutu berarti kesesuaian dengan penggunaan fitnes for use, artinya suatu produk atau jasa harus dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. 4 K. Ishikawa berpendapat bahwa mutu berarti kepuasan pelanggan . Dengan demikian setiap proses dalam organisasi memiliki pelanggan.

3. METODE KAJIAN