Petani Garam Yusuf. Mutu

14. Petani Garam Yusuf.

Gambar 25. Lahan Tambak Milik Yusuf Dengan Luas 0.2 Ha. Pada Lahan tambak milik Yusuf di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan Yusuf sebagai petani garam yang telah berumur 35 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 17 tahun di Desa Bontokape Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. Di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. Yusuf dapat memproduksi garam sebanyak 182 karung isi 50 kg atau 9,1 ton garam, hal ini disebabkan waktu persiapan lahan yang dilaksanakan sebelum musim panas dimana curah hujan sudah mulai berkurang dan tepat dalam mengatur volume air dan kosentrasi air laut pada masing-masing kolam dari waduk hingga ke meja pengkristalan. Dan waktu panen yang cepat karena penyimpanan bahan baku garam yang baik dan optimal dalam menggunakan lahan.

15. Petani Garam Ridwan.

Gambar 26. Lahan Tambak Milik Ridwan Dengan Luas 0.2 Ha. Pada Lahan tambak milik Ridwan di tahun 2011 menurut hasil wawancara langsung dengan Ridwan sebagai petani garam yang telah berumur 35 tahun dan bekerja sebagai petani garam sekitar 10 tahun di Desa Donggobolo Kecamatan Woha Kabupaten Bima. Sedangkan di tahun 2011 dari bulan Juni sampai dengan minggu kedua bulan Agustus. Ridwan hanya dapat memproduksi garam sebanyak 4 karung isi 50 kg atau 0,2 ton garam , hal ini disebabkan perhitungan waktu persiapan lahan yang belum tepat karena kondisi keuangan dan kurang baik dalam mengatur volume air dan kosentrasi air laut pada masing-masing kolam dari waduk hingga ke meja pengkristalan dan sedikitnya petak kolam pengkristalan yang dimiliki Ridwan. Berdasarkan perhitungan produktivitas yang dilakukan terhadap 15 petani garam di Desa Bontokape dan di Desa Donggobolo diketahui contoh petakan Lahan yang terbaik yaitu lahan tambak milik H. Syamsul dengan luas 0,2 hektar yang dapat memproduksi garam 57 tonhektar. Hasil ini melebihi hasil produksi dari 14 petani garam lainnya.

E. Analisis Produktivitas, Mutu, dan Kinerja Finansial Usaha Petani

Garam Rakyat. 1. Produktivitas Data produksi petani garam pada penelitian ini secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 3. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan terhadap petani garam diketahui bahwa produktivitas rata-rata berdasarkan data pada lampiran 3 adalah seperti terlihat pada Tabel 11. Tabel 11. Kelompok Petani Garam Menurut Luas Lahan dan Produktivitas K elompok Luas Lahan Ha Rata-rata Luas Lahan Ha Produktivitas Rata- rata TonHa. ≥ 0,70 0,31 - 0,69 0,20 - 0,30 0,85 0,50 0,23 8.12 12.93 33.33 Dari Tabel 11 terlihat bahwa luas lahan tidak di ikuti dengan tingginya produktivitas justru produktivitas yang rendah, dihasilkan oleh lahan yang lebih luas Hasil analisis keragaman Anova yang terdapat pada Lampiran 2. menunjukan bahwa luas lahan tidak berpengaruh terhadap produktivitas. Hal ini berarti Ho diterima yaitu tidak terdapat perbedaan produktivitas pada luas lahan yang berbeda. Dari pengamatan di lokasi ternyata yang lebih berpengaruh terhadap tinggi rendahnya produktivitas usaha petani garam di Desa Bontokape Kecamatan Bolo dan Desa Donggobolo Kecamatan Woha adalah mutu bahan baku air laut dan kesiapan lahan petani garam dalam memproduksi garam yang tepat waktu yaitu pada saat di awal musim garam di Kabupaten Bima. Pada umumnya petani garam yang tidak siap pada waktu musim garam datang disebabkan mereka terlalu memaksakan panen ikan bandeng sesuai waktu panen. Pada umumnya petani garam di Desa Bontokape Kecamatan Bolo dan Desa Donggobolo Kecamatan Woha menganut sistem Polikultur. Produktivitas rata-rata di Desa Bontokape Kecamatan Bolo adalah 35,55 TonHektar. Produktivitas rata-rata di Desa Donggobolo Kecamatan Woha adalah 5,28 TonHektar.

2. Mutu

Mutu garam rakyat yang baik banyak ditentukan oleh kualitas air laut karena berpengaruh terhadap proses penguapan larutan garam dan kristalisasi partikel-partikel garam. Air laut yang rata – rata sudah dua hari didiamkan dari tanggal 25 Juli 2011 sampai dengan tanggal 27 Juli 2011, pada 10 sepuluh kolam pemekatan milik 10 sepuluh petani garam dari 15 lima belas petani garam yang menjadi sampel penelitian, diamati dengan menggunakan dua cara pengamatan, yaitu secara secara teknis dan secara analisis.

a. Konsentrasi dan kadar garam air laut

Pengamatan secara teknis dilakukan pada air laut yang telah didiamkan di kolam pemekatan selama 2 dua hari dengan menggunakan alat pengukur yang telah ditentukan yaitu dengan Baume meter. Gambar alat pengukur Baume meter dapat dilihat pada Lampiran 7. Dalam hal ini yang diukur adalah konsentrasi air laut, standar derajat kepekatan air laut yang baik untuk pengkristalan menurut survei adalah 25 o Be sampai dengan 29 o Be dan persentase kadar garam. Hasilnya selengkapnya pada Tabel 12 Tabel 12. Konsentrasi Air Laut Dan Kadar Garam per 10 ml Air Laut Milik Petani Garam No Petani Garam Konsentrasi Air Laut Luas Lahan Ha. o Be Derajat kepekatan suatu larutan Kadar Garam Total per 10 ml Air Sampel 1. H.Yasin - Kec.Woha 1.00 27 35.71

2. Saiful - Kec.Woha