43 3. Semakin besar tingkat volatilitas penjualan, maka semakin rendah
kualitas akrual. Volatilitas penjualan mengindikasikan lingkungan operasi perusahaan
yang tidak stabil dan kecenderungan pemakaian aproksimasi danri estimasi yang lebih besar, hal ini berkorespondensi dengan estimasi
error yang lebih besar dan kualitas akrual yang rendah. 4. Semakin besar tingkat volatilitas arus kas, maka semakin rendah
kualitas akrual. Semakin besar standar deviasi dari arus kas adalah cara lain untuk
mengukur ketidakpastian dalam lingkungan operasi perusahaan. 5. Semakin banyak frekuensi laporan laba negatif, maka kualitas akrual
akan semakin rendah. Rugi losses merupakan indikasi seberapa parah guncangan negatif
negative shocks pada lingkungan operasi perusahaan. Akrual yang dibuat untuk merespons guncangan ini memiliki kesalahan estimasi
yang substansial contoh: biaya restrukturasi. Oleh karena itu, rugi losses mengindikasikan kualitas akrual yang rendah.
Model regresi yang digunakaan untuk mengukur kualitas akrual innate dan discretionary adalah sebagai berikut:
AQ
i,t
= β + β
1
SIZE
i,t
+ β
2
σCFO
i,t
+ β
3
σSALES
i,t
+ β
4
OPCYCLE
i,t
+ β
5
NEGEARN
i,t
+ e
i,t
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
44
Keterangan: AQ
i,t
= Standar deviasi firm-specific dari residual persamaan 1 selama t-2 sampai t.
SIZE
i,t
= Ukuran perusahaan yang dihitung dari logaritma total aset.
σCFO
i,t
= Standar deviasi dari cash flow from operations yang
dibagi rata-rata total aset yang dihitung selama t-2 sampai t.
σSALES
i,t
= Standar deviasi dari sales yang dibagi rata-rata total aset yang dihitung selama t-2 sampai t.
OPCYCLE
i,t
= Siklus operasi yang dihitung dari logaritma penjumlahan
days of account receivables dan days of inventory.
NEGEARN
i,t
= Jumlah tahun dimana terjadi pendapatan yang negatif
NIBE 0 selama t-2 sampai t.
Kualitas akrual innate INNATEAQ merupakan predicted value dari persamaan 2. Sedangkan kualitas akrual discretionary
DISAQ merupakan residual dari persamaan 2 karena residual pada
model ini merupakan kualitas akrual yang tidak dapat dijelaskan oleh karakteristik fundamental perusahaan .
ii. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah sinkronitas harga saham Stock Price Synchronicity. Sinkronitas harga saham ditunjukkan
melalui R
2
explanatory power dari model pasar, contohnya CAPM
45 Capital Asset Pricing Model. Dalam mengukur sinkronitas harga saham
penelitian ini pertama-tama dilakukan regresi menggunakan model yang sama dengan Lyimo 2014:
RET
i,w