15 mungkin menjadi subjek manipulasi manajer dan oleh karena itu,
merupakan ukuran yang valid dari earnings managements.
a. Model Kualitas Akrual
Tujuan dari model akrual adalah untuk memisah-misahkan akrual menjadi komponen yang dapat mengukur earnings berbasis akrual yang
terasosiasikan dengan proses earnings fundamental perusahaan ataukah dengan akrual “abnormal” akrual yang berasal dari discretionary atau
error. Semakin tinggi tingkat akrual yang tidak berasosiasi dengan proses earnings utama perusahaan maka diasumsikan akan mengurangi kualitas
akrual Dechow et al., 2010. Terdapat beberapa model yang dikembangkan untuk mengukur kualitas akrual. Berikut beberapa model
yang umum dipakai secara luas oleh peneliti untuk mengukur kualitas akrual:
1. Jones Model Jones 1991 menerangkan akrual modal kerja working capital
accruals dan depresiasi Acc
t
merupakan fungsi dari pertumbuhan penjualan
∆Rev
t
dan Plant, Property, and Equipment kotor PPEt.
Acc
t
=a+b
1
∆Rev
t
+b
2
PPEt+e
t
Working capital accruals seperti piutang usaha, persediaan, dan utang usaha tergantung pada perubahan penjualan. Penjualan dianggap
sebagai kontrol terhadap kondisi perekonomian karena diasumsikan dapat mengukur secara objektif operasi perusahaan sebelum
manipulasi manajemen. PPE kotor dimasukan sebagai kontrol dari
16 porsi total akrual yang berhubungan dengan total beban depresiasi
non-discretionary. Error e
t
pada model ini merepresentasikan tingkat akrual abnormal discretionary. Model Jones dianggap kurang
memiliki kekuatan penjelasan karena hanya menjelaskan 10 dari variasi akrual. Model ini juga mungkin saja memasukkan bagian dari
akrual yang merepresentasikan earning management pada akrual “normal”.
2. Modified Jones Model Model ini dikembangkan oleh Dechow et al. 1995 dan merupakan
modifikasi dari model Jones 1991. Modifikasi dilakukan dengan menyesuaikan pertumbuhan pada penjualan kredit yang ditunjukkan
lewat piutang
∆Rec
t
. Penjualan kredit dianggap sering dimanipulasi, sehingga modifikasi ini menambah kekuatan dari model Jones untuk
menghasilkan residual yang lebih tidak berkorelasi dengan penjualan akrual “normal”.
Acc
t
=a+b
1
∆Rev
t
- ∆Rec
t
+b
2
PPE
t
+e
t
3. Performance Matched Model Pada penelitiannya, Kothari et al. 2005 mengontrol tingkat normal
dari kondisi akrual berdasarkan ROA. Cara yang dilakukan oleh Kothari et al. 2005 adalah dengan mengidentifikasi perusahaan dari
industri yang memiliki tingkat ROA yang mendekati tingkat ROA perusahaan sampel. Kemudian dicari tingkat discretionary accruals
perusahaan tersebut Matched firm’s DisAcc
t
dan menguranginya
17 dengan discretionary accruals perusahaan sampel DisAcc
t
sehingga menghasilkan residual yang cocok dari segi kinerja. Tingkat
discretionary accruals merupakan residual dari model Jones maupun modified Jones.
DisAcc
t
- Matched firm’s DisAcc
t
Dechow et al. 2010 mengatakan model ini memiliki kelemahan karena hanya menjelas 10-12 variasi akrual dan dapat menyerap
terlalu banyak diskretioner ketika terjadi manajemen laba. 4. Dechow and Dichev Model
Model ini dikembangkan oleh Dechow dan Dichev 2002 karena melihat bahwa terdapat hubungan antara arus kas realisasi dengan
modal kerja sehingga fungsi matching akrual ke arus kas merupakan hal yang penting. Model akrual
∆WC dibuat sebagai fungsi dari arus
kas masa lalu CFO
t-1
, masa sekarang CFO
t
, dan masa depan CFO
t+1
karena akrual dapat mengantisipasi kas yang akan diterimadibayar dan dibalik ketika kas yang sebelumnya dicatat
sebagai akrual diterimadibayar. Standar deviasi dari error e
t
inilah yang menjadi proksi earnings quality, dengan semakin tinggi nilai
error maka semakin rendah pula kualitas akrualnya.
∆WC=a+b
1
CFO
t-1
+b
2
CFO
t
+b
3
CFO
t+1
+e
t
McNichols 2002 kemudian memodifikasi model dari Dechow dan Dichev 2002 dengan mengabungkannya dengan model Jones 1991,
dan membagi akrual menjadi discretionary accruals dan non-
18 discretionary accruals. Hasilnya McNichols 2002 menemukan
bahwa terjadi peningkatan kekuatan penjelasan.
∆WC
t
=a+b1CFO
t_1
+b
2
CFO
t
+b3CFO
t+1
+b
4
∆Sales
t
+b
5
PPE
t
+e
t
5. Discretionary Estimation Error Model Francis et al. 2005 mengikuti model Dechow dan Dichev 2002
yang telah dimodifikasi McNichols 2002 dengan menambahkan penjualan dan PPE pada model akrual normal mereka dan kemudian
medekomposisi nilai residual dari regresi menjadi innate estimation errors dan discretionary estimation errors. Pemisahan ini dilakukan
untuk mengetahui komponen kualitas akrual yang berasal dari fundamental ekonomi innate atau akrual yang merepresentasikan
pilihan manajemen discretionary yang memiliki efek lebih besar.
σe
t
=α+λ
1
Size
t
+λ
2
σCFO
t
+λ
3
σRev
t
+λ
4
logOperCycle
t
+λ
5
NegEarn
t
+υ
t
Pada model ini, kualitas akrual merupakan standar deviasi residual dari model modifikasi Dechow dan Dichev 2002 e
t
yang merupakan fungsi dari komponen innate yang mempengaruhi kualitas
akrual seperti ukuran perusahaan SIZE, standar deviasi dari arus kas operasi
σCFO, standar deviasi dari penjualan σRev
t
, Siklus Operasi OperCycle, dan kejadian laba negatif NegEarn. Dan
residual dari model ini merupakan discretionary accruals.
19
Tabel 2.1 Rangkuman model-model akrual
Model Akrual Teori
Catatan Model Jones 1991
Acc
t
=a+b
1
∆Rev
t
+b
2
PPEt+e
t
Akrual merupakan fungsi dari pertumbuhan pendapatan dan depresiasi adalah fungsi dari PPE. Semua variabel dibagi dengan
total aset. Korelasi atau error dengan
performa perusahaan dapat menyebabkan bias pada
pengujian.
Modified Jones Model Dechow, Sloan dan Sweeney, 1995
Acc
t
=a+b
1
∆Rev
t
-
∆Rec
t
+b
2
PPE
t
+e
t
Menyesuaikan model Jones untuk mengeluarkan pertumbuhan kredit pada tahun yang diidentifikasi sebagai tahun manipulasi.
R
2
sekitar 12. Residual berhubungan dengan
akrual, laba, dan arus kas.
Performance Matched Khotari, Leone, dan Wasley, 2005
DisAcc
t
- Matched firm’s DisAcc
t
Mencocokan perusahaan yang menjadi sampel dengan perusahaan lain dari industri dan tahun yang sama yang memiliki ROA
terdekat. Akrual diskresioner berasal dari model Jones atau model modifikasi Jones.
Dapat mengurangi kekuatan pengujian.
Penggunaan sebaiknya pada saat kinerja menjadi
isu.
Pendekatan Dechow dan Dichev 2002
∆WC=a+b
1
CFO
t- 1
+b
2
CFO
t
+b
3
CFO
t+1
+e
t
Akrual dimodelkan sebagai fungsi dari arus kas masa lalu, masa sekarang, dan masa depan karena akrual mengubah timing dari
pengakuan arus kas pada laba. σe
t
atau e
t
absolut memproksikan kualitas
akrual.
Discretionary estimation errors Francis, LaFond, Olsson,
Schipper, 2005 σe
t
=α+λ
1
Size
t
+λ
2
σCFO
t
+λ
3
σRev
t
+λ
4
logOperCycle
t
+λ
5
NegEarn
t
+υ
t
Mendekomposisi standar deviasi dari model akrual menjadi komponen innate yang merefleksikan lingkungan operasional
perusahaan dan komponen discretionary νt yang merefleksikan
pilihan manajemen. Estimasi error innate adalah
komponen yang diprediksi dari
σεt regresi.
Sumber: Dechow et al., 2010
20
1.7 Sinkronitas Harga Saham