85 Accruals Quality dan komponen kualitas akrual discretionary Discretionary
Accruals Quality, serta variabel kontrol resiko idiosyncratic Idiosyncratic Risk, ukuran perusahaan Market Value of Equity, dan Kepemilikan Institusional
Institutional Ownership dapat menjelaskan variasi dari variabel dependen sinkronitas harga saham Stock Price Synchronicity sebesar 26,7.
Tabel 4.20 Hasil Uji Koefisien Determinasi Adjusted R
2
Model Hipotesis Penelitian Keempat
Model Summary
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
,555
a
,308 ,267
,5120102755 a. Predictors: Constant, INSOWN, DISAQ, MV, IDRISK, INNATEAQ
4.8 Pembahasan Hasil Pengujian Model Hipotesis Penelitian
Dari hasil pengujian model hipotesis pertama H1 ditemukan bahwa
kualitas akrual berpengaruh negatif secara signifikan terhadap sinkronitas harga saham pada Bursa Efek Indonesia. Hasil ini sama seperti penelitian yang
dilakukan oleh Zhou 2007, Johnston 2009, dan Lyimo 2014. Pengaruh negatif kualitas akrual mengimplikasikan bahwa semakin baik kualitas dari akrual
dari pelaporan laba perusahaan akan meyebabkan harga saham di pasar akan lebih tidak sinkron. Dengan kualitas laba yang baik diproksikan melalui kualitas akrual,
investor pada pasar modal akan lebih meng-impound informasi spesifik perusahaan yang terutama berasal dari laporan keuangan perusahaan pada harga
saham perusahaan tersebut. Dengan meningkat presisi dari informasi akuntansi
86 akan menyebabkan resiko informasi yang dialami investor akan menurun Francis
et al., 2005 akibatnya investor akan lebih mempercayai informasi dari laporan keuangan terutama earnings
dalam pengambilan keputusan terhadap pengalokasian sumber daya modal yang dimilikinya.
Kualitas akrual sendiri dapat dibagi menjadi 2 komponen yaitu komponen kualitas akrual innate yang berasal dari faktor fundamental perusahaan seperti
jenis bisnis perusahaan dan kondisi lingkungkan operasi serta ekonominya dan komponen kualitas akrual discretionary yang merupakan merupakan bagian dari
kewenangan dan fleksibilitas manajemen dalam menentukan estimasi, asumsi, serta kebijakan akuntansi.
Dari hasil pengujian model hipotesis kedua H2 ditemukan bahwa
komponen kualitas akrual innate berpengaruh negatif secara signifikan terhadap sinkronitas harga saham di Indonesia. Kualitas akrual innate yang baik buruk
akan menurunkan menaikkan sinkronitas harga saham dikarenakan komponen kualitas akrual innate dapat dijelaskan secara pasti karena berasal dari faktor
fundamental perusahaan. Kualitas akrual innate yang baik merefleksikan kondisi operasi dan ekonomi perusahaan yang baik sehingga informasi yang ini memicu
akan investor untuk mengalokasikan modal kedalam perusahaan dan kurang menghargai informasi spesifik pasar modal karena informasi spesifik perusahaan
memberikan signal yang baik. Apabila kualitas akrual innate perusahaan buruk, maka investor akan mengabaikan informasi spesifik perusahaan karena dianggap
memberi signal buruk dan cenderung lebih mengandalkan informasi spesifik
87 pasar seperti returns dan kondisi pasar modal dalam mengalokasikan modalnya
dan akibatnya sinkronitas harga saham akan meningkat.
Dari pengujian model hipotesis penelitian ketiga H3 yang menguji
pengaruh komponen kualitas akrual discretionary terhadap sinkronitas harga saham, ditemukan hasil arah hubungan negatif namun tidak terdapat pengaruh
dari kualitas akrual komponen discretionary terhadap sinkronitas harga saham di Bursa Efek Indonesia. Tidak adanya pengaruh dari kualitas akrual discretionary
terhadap sinkronitas harga saham ini mengimplikasi terjadinya efek trade-off dari penggunaan discretionary kewenangan yang dimiliki oleh manajemen untuk
bersifat oportunistik maupun untuk membuka informasi dimana tidak ada satupun baik dari segi oportunistik maupun informational yang memiliki pengaruh lebih
besar terhadap peng-impound-an informasi spesifik perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Menurut Johnston 2009 arah hubungan negatif dari kualitas akrual
dengan sinkronitas harga saham merefleksikan bahwa manajemen cenderung untuk memanfaat discretionary yang dimilikinya secara oportunistik untuk
mengakomodir kepentingannya. Pemanfaatan secara oportunistik menyebabkan kualitas akrual discretionary seringkali menjadi indikasi terjadinya manajemen
laba earnings management.
Hasil dari pengujian hipotesis penelitian kedua H2 dan hipotesis penelitian ketiga H3 kemudian akan berimplikasi pada pengujian hipotesis
penelitian keempat H4 yang menguji manakah dari komponen kualitas akrual
innate dan komponen kualitas akrual discretionary yang lebih signifikan dalam pengaruh kualitas akrual terhadap sinkronitas harga saham. Dari pengujian,
88
diperoleh hasil sesuai dengan hipotesis penelitian keempat H4 yaitu komponen
kualitas akrual innate lebih berpengaruh secara signifikan terhadap sinkronitas harga saham dibanding komponen kualitas akrual discretionary. Francis et al.
2005 menyatakan bahwa pengaruh komponen kualitas akrual discretionary akan lebih kecil dibanding komponen kualitas akrual innate karena adanya offset effect
pada komponen kualitas akrual discretionary dimana pada pasar modal manajemen perusahaan akan memanfaatkan discretionary yang dimilikinya untuk
bersifat oportunistik sedangkan manajemen perusahaan lain di pasar modal akan memanfaatkan discretionary yang dimilikinya untuk mengungkapkan informasi
yang perusahaan yang sebenarnya informational. Hal ini mengakibatkan informasi dari komponen kualitas akrual innate akan lebih berpengaruh karena
berasal dari faktor fundamental yang dapat diketahui secara pasti penyebabnya.
89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
1.19 Kesimpulan