2009. Penelitian Alfarabi 2010 menyatakan bahwa daun sirih merah Piper crocatum dengan kandungan bioaktif fenol, flavonoid, alkaloid, dan triterpenoid
mampu menghambat aktivitas α-glukosidase. Penelitian tentang kemampuan Spirulina sebagai antidiabetes sudah banyak
dilakukan, salah satunya hasil penelitian Madina 2011 yang menunjukkan bahwa biomassa dan fikosianin Spirulina fusiformis mampu menurunkan kadar glukosa
darah tikus setelah ½, 1 dan 2 jam perlakuan, kecuali sebelum perlakuan 0 jam. Penelitian tentang antihiperglikemik dari biopigmen fikosianin dan biomassa kering
Spirulina platensis serta jenis komponen aktifnya pada umur panen yang berbeda belum banyak dilakukan. Hal inilah yang mendorong dilakukannya penelitian potensi
antihiperglikemik dan aktivitas antioksidan dari Spirulina platensis pada umur panen yang berbeda.
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini untuk: 1
Menentukan potensi inhibisi enzim α-glukosidase dan aktivitas antioksidan biomassa dan biopigmen fikosianin Spirulina platensis pada umur panen yang
berbeda. 2
Menentukan komponen fitokimia dari biomassa kering dan biopigmen fikosianin Spirulina platensis.
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Spirulina platensis
Spirulina platensis merupakan salah satu alga hijau biru Cyanophyceae, yang digolongkan sebagai protista yang dapat melakukan fotosintesis untuk
menghasilkan oksigen. Spirulina platensis mampu tumbuh dalam berbagai kondisi pertumbuhan yang dapat ditemukan di perairan dengan berbagai tingkat salinitas
dengan pH basa, biasanya berkisar 8-11. Kondisi pH basa ini memberikan keuntungan dari sisi budidaya karena relatif tidak mudah terkontaminasi oleh
mikroalga lain, yang pada umumnya hidup pada pH yang lebih rendah atau lebih asam Arlyza 2005.
Pertumbuhan mikroalga biasanya diukur dari kepadatan selnya pada setiap volume kulturnya selmL. Pengukuran kepadatan sel dilakukan pada selang waktu
yang tetap sehingga dapat dibuat kurva pertumbuhan mikroalga Sugiyono dan Amini 2008. Pertumbuhan Spirulina platensis mengikuti pola pertumbuhan normal yaitu
fase lag, fase eksponensial, fase stasioner, fase penurunan pertumbuhan dan fase kematian. Pada fase awal terjadi pertumbuhan yang lambat karena alokasi energi
dipusatkan untuk penyesuaian diri terhadap media kultur dan untuk pemeliharaan sehingga hanya sebagian kecil bahkan tidak ada energi yang digunakan untuk
pertumbuhan. Setelah hari ke-3 terjadi pertumbuhan yang sangat cepat yang ditandai dengan meningkatnya jumlah sel pada populasi. Setelah pertumbuhan sel mencapai
puncak, maka terjadi penambahan jumlah sel lagi karena laju pertumbuhan seimbang dengan laju kematian fase stasioner. Fase berikutnya adalah penurunan
pertumbuhan yang ditandai dengan menurunnya jumlah sel. Pertumbuhan populasi terus berkurang seiring dengan waktu kultur dan laju kematian lebih tinggi dari laju
pertumbuhan fase kematian Utomo et al. 2005. Pemanfaatan Spirulina platensis sebagai makanan kesehatan sudah banyak.
Beberapa faktor yang menyebabkan, diantaranya adalah mudah dicerna dan mengandung senyawa-senyawa yang diperlukan oleh tubuh, yaitu protein 55-72,
lipid 5-8, karbohidrat 16-20, asam lemak tidak jenuh, vitamin-vitamin, mineral,
asam amino, dan beberapa jenis pigmen yang sangat bermanfaat Arlyza 2005. Spirulina platensis banyak digunakan sebagai makanan fungsional dan penghasil
berbagai bahan aktif penting bagi kesehatan, antara lain asam lemak tak jenuh majemuk polyunsaturated fatty acids PUFA sekitar 1,3-15 dari lemak total
6-6,5 yaitu asam linoleat LA dan γ-linolenat GLA. Asam linoleat LA dan
γ-linolenat GLA berguna untuk pengobatan hiperkolesterolemia. Spirulina juga dapat membantu menurunkan berat badan, meringankan diabetes dan hipertensi,
efektif melawan virus HIV-1, memberikan perlindungan terhadap efek radiasi dan meningkatkan flora intestinal Diharmi 2001. Klasifikasi Spirulina Pamungkas
2005 adalah sebagai berikut: Domain
: Bacteria Kingdom
: Archaeplastida Division
: Cyanobacteria Class
: Cyanophyceae Orde
: Oscillatoriales Family
: Pseudanabaenaceae Subfamily
: Spirulinoideae Species
: Spirulina platensis
Gambar 1 Spirulina sp. Bachtiar 2007. Belay 2008 menyatakan bahwa selain mengandung protein yang cukup
tinggi, Spirulina juga mengandung asam lemak esensial terutama GLA-gamma acid, polisakarida, pikobiliprotein, karotenoid, vitamin terutama vitamin B
12
dan mineral. Kandungan mineral dan vitamin yang terdapat dalam Spirulina antara lain kalium
15,400 mgkg, kalsium 1,315 mgkg, seng 39 mgkg, magnesium 1,915 mgkg, mangan 25 mgkg, besi 580 mgkg, selenium 0,40 ppm, dan fosfor 8,942
mgkg, serta vitamin A, B
1
, B
2
dan B
3
. Kandungan nutrisi Spirulina sp. dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1 Kandungan nutrisi Spirulina sp. Jenis Nutrisi
Nilai bobot kering
1
Nilai bobot kering
2
Protein 55-70
56,39 Lemak
6-8 17,92
Karbohidrat 15-25
8,03 Mineral
7-13 12,70
Serat 8-10
6,56
Sumber : 1 Belay 2008; 2 Handayani 2003.
2.2 Diabetes Melitus DM