Glukosa Pengobatan Diabetes Melitus DM

mengonsumsi obat antidiabetika oral. Penderita diabetes melitus tipe I tidak dapat disembuhkan dan tergantung pada injeksi insulin selama hidupnya. 2 Diabetes melitus tipe II Diabetes melitus tidak tergantung Insulin Tipe ini disebabkan oleh gangguan sekresi insulin yang progresif karena resistensi insulin. Diabetes melitus tipe II dipicu oleh pola hidup yang kurang sehat. Rata-rata penderita berumur lebih dari 40 tahun. Proses penuaan juga menjadi penyebab akibat penyusutan sel-sel beta yang progresif sehingga sekresi insulin semakin berkurang dan kepekaan reseptornya juga menurun. Diabetes melitus tipe II dapat dikontrol dengan mengubah pola hidup terutama dengan mengatur pola makan yang baik dan seimbang, berolah raga dengan teratur, tidak merokok, dan menghindari konsumsi minuman beralkohol. 3 Diabetes melitus kehamilan Diabetes tipe ini hanya diderita oleh wanita selama kehamilannya dan umumnya akan kembali normal setelah hamil. Walaupun demikian, beberapa kasus yang tidak dikontrol dapat berkembang lebih lanjut pasca-kelahiran. Penanganan yang kurang baik terhadap penderita akan berakibat buruk pada janin serta kelainan bawaan, gangguan pernapasan pada bayi bahkan kematian janin. 4 Diabetes melitus tipe lain Diabetes tipe ini disebabkan oleh keadaan atau sindrom tertentu diantaranya penyakit pankreas, penyakit hormonal, keadaan yang disebabkan oleh obat atau zat kimia, gangguan reseptor insulin, dan sindrom genetik tertentu.

2.3 Glukosa

Glukosa memiliki rumus molekul C 6 H 12 O 6 termasuk dalam aldoheksosa, yaitu suatu gula pereduksi dengan 6 atom karbon yang memiliki gugus –CHO. Berdasarkan bentuknya, molekul glukosa dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu molekul D-Glukosa dan L-Glukosa. Faktor yang menjadi penentu dari bentuk glukosa ini adalah posisi gugus hidrogen -H dan alkohol –OH dalam struktur molekulnya. Glukosa yang berada dalam bentuk molekul D dan L-glukosa dapat dimanfaatkan oleh sistem tumbuh-tumbuhan, sedangkan sistem tubuh manusia hanya dapat memanfaatkan D-glukosa. Gambar 2 Struktur Kimia D-Glukosa Subroto 2006. Darah manusia normal mengandung glukosa dengan konsentrasi yang tetap, yaitu antara 70 dan 100 mg per 100 mL darah. Setelah mengkonsumsi karbohidrat, glukosa darah dapat meningkat tetapi setelah 2 jam kemudian akan kembali normal. Pada penderita kencing manis diabetes melitus jumlah glukosa darah lebih besar dari 130 mg per 100 mL darah Poedjiadi 1994.

2.4 Pengobatan Diabetes Melitus DM

Diabetes melitus merupakan penyakit yang tidak dapat disembuhkan, tetapi dapat dikontrol. Pengendalian penyakit DM dapat dilakukan dengan pengaturan pola konsumsi makanan, olahraga, pengontrolan berat badan, dan penggunaan obat antihiperglikemik. Antihiperglikemik oral dapat dibagi dalam 4 golongan Subroto 2006, yaitu: 1 Golongan sulfonilurea Derivat sulfonilurea bekerja dengan cara merangsang sel beta pulau langerhans pankreas untuk mengekskresikan insulin. Obat-obat yang termasuk golongan sulfonilurea yaitu tolbutamide, chlorpropamide, tolazamide, acetohexamide, glibenklamide, glipizide, dan glibonuride. 2 Golongan biguanid Derivat biguanid mempunyai mekanisme kerja yang berlainan dengan derivat sulfonilurea. Obat golongan ini bekerja dengan mengurangi resistensi insulin, sehingga glukosa dapat memasuki sel-sel hati, otot dan organ tubuh lainnya. Obat- obat yang termasuk golongan biguanid adalah metformin, phenformin, dan buformin. 3 Golongan thiazolidinedion Derivat thiazolidinedion bekerja dengan cara yang sama dengan derivat biguanid, yaitu dengan resistensi insulin sehingga glukosa dapat memasuki sel-sel hati, otot dan organ tubuh lainnya. Obat yang tergolong thiazolidinedion adalah troglitazone. 4 Golongan miglitinida Obat ini bekerja dengan cara mencetuskan pelepasan insulin dari pankreas segera setelah makan. Obat golongan ini adalah replaginida. Efek samping dari obat ini yaitu hipoglikemia dan peningkatan berat badan. 5 Golongan inhibitor α-glukosidase Obat ini bekerja dengan cara menginhibisi secara reversibel kompetitif terhadap enzim hidrolase α-amilase pankreatik dan enzim-enzim pencernaan di usus halus, seperti isomaltase, sukrase dan maltase. Enzim-enzim ini berperan pada hidrolisis karbohidrat makanan menjadi glukosa dan monosakarida lainnya. Pada penderita diabetes melitus, inhibisi terhadap enzim ini menyebabkan penghambatan absorbsi glukosa sehingga menurunkan keadaan hiperglikemia setelah makan. Obat yang termasuk golongan ini adalah acarbose dan di Indonesia telah dipasarkan dengan nama Glucobay®. Acarbose merupakan suatu oligosakarida yang diperoleh dari proses fermentasi mikroorganisme Actinoplanes utahensis. Acarbose merupakan serbuk berwarna putih dengan berat molekul 645,6 bersifat larut dalam air dan memiliki pKa 5,1. Rumus empirik acarbose adalah C 25 H 43 NO 18 Bayer 2004.

2.5 Inhibisi α-Glukosidase