diduga penting dalam fisiologis karena mampu mengikat radikal peroksida lipid dengan cara mendonorkan atom hidrogen yang terikat pada atom C ke 10 pada
molekul tetraphyrrolles.
2.7 Antioksidan
Antioksidan adalah substansi yang diperlukan tubuh untuk menetralisir radikal bebas dan mencegah kerusakan yang ditimbulkan oleh radikal bebas terhadap
sel normal, protein dan lemak. Antioksidan bereaksi dengan radikal bebas dengan cara mengurangi konsentrasi oksigen, mencegah pembentukan singlet oksigen yang
reaktif, mencegah inisiasi rantai pertama dengan menangkap radikal primer seperti radikal hidroksil, mengikat katalis ion logam, mendekomposisi produk-produk primer
radikal menjadi senyawa non-radikal, dan memutus rantai hidroperoksida. Antioksidan berdasarkan mekanisme kerjanya dikelompokkan menjadi
Mardawati et al. 2008: 1
Antioksidan primer yaitu antioksidan yang bereaksi dengan radikal lipid berenergi tinggi untuk menghasilkan produk yang memiliki kestabilan termodinamis lebih
baik. Antioksidan golongan fenol seperti isoflavon termasuk dalam antioksidan yang memiliki mekanisme ini.
2 Antioksidan sekunder yang juga dikenal dengan antioksidan pencegah preventive
antioxidant yang dapat memperlambat reaksi inisiasi dengan cara memutus rantai chain-breaking antioxidant hidroperoksida. Contoh antioksidan ini yaitu dilauril
thiodipropionate dan asam thiodipropionic. Antioksidan golongan ini adalah antioksidan yang berikatan dengan gugus thiol. Mekanisme penghambatan
antioksidan primer dapat dilihat pada Gambar 3. Inisiasi
: R +
AH RH
+ A Radikal lipida
Antioksidan Propagasi
: ROO +
AH ROOH + A
Gambar 3 Reaksi penghambatan antioksidan primer terhadap radikal lipida Gordon 1990.
Besarnya konsentrasi antioksidan yang ditambahkan dapat berpengaruh pada laju oksidasi. Pada konsentrasi tinggi, aktivitas antioksidan grup fenolik sering
lenyap, bahkan antioksidan tersebut menjadi prooksidan. Pengaruh jumlah konsentrasi pada laju oksidasi tergantung pada struktur antioksidan, kondisi dan
sampel yang akan diuji. AH
+ O
2
A +
HOO AHH +
ROOH RO +
H
2
O + A
Gambar 4 Antioksidan sebagai prooksidan pada konsentrasi tinggi Gordon 1990. Senyawa antioksidan AH dapat memberikan atom hidrogen secara cepat ke
radikal lipida ROO, RO, R, OH dan mengubahnya menjadi bentuk yang lebih stabil. Sementara turunan radikal antioksidan A yang dihasilkan lebih stabil
dibandingkan radikal lipida karena akan terjadi delokalisasi perbaikan elektron dari ikatan rangkap pada cincin benzen sebagai indikasi oleh ikatan isomer valensi.
Peningkatan jumlah gugus hidroksil alkil hidrogen pada struktur kimianya pada posisi para atau ortho seperti pada genistein dapat meningkatkan aktivitas antioksidan
isoflavon. Reaksi radikal bebas dengan komponen sel baik komponen struktural molekul penyusun membran maupun komponen fungsional yaitu enzim dan DNA
dapat merusak sel melalui oksidasi lemak tidak jenuh dan protein sel. Kerusakan lebih lanjut pada organel sel dapat mencapai kerusakan DNA dan membran sel.
Berdasarkan mekanisme tersebut, radikal bebas tentunya akan turut memengaruhi timbulnya berbagai jenis penyakit degeneratif, contohnya aterosklerosis
pengendapan lemak yang mengeras pada arteri Mardawati et al. 2008. Reaksi ini akan berlangsung terus menerus dalam tubuh dan bila tidak
dihentikan akan menimbulkan berbagai penyakit misalnya kanker, jantung, katarak, penuaan dini, serta penyakit degeneratif lainnya. Tubuh mempunyai senyawa
antioksidan yaitu senyawa yang dapat menetralkan radikal bebas, yaitu enzim superoksida dismutase SOD, gluthatione, dan katalase. Antioksidan juga dapat
diperoleh dari sumber alami misalnya tumbuhan. Senyawa antioksidan alami tumbuhan adalah senyawa fenolik atau polifenolik yang dapat berupa golongan
flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol dan asam-asam organik polifungsional. Golongan flavonoid yang memiliki aktivitas antioksidan meliputi
flavon, flavonol, isoflavon, kateksin, dan kalkon Andayani et al. 2008. Yudiati et al. 2011 melaporkan keberhasilannya dalam ekstraksi pigmen
fikosianin, salah satu pigmen dari mikroalga Spirulina platensis yang merupakan pewarna alami dan mempunyai aktivitas antioksidan tinggi IC
50
=34,85 ppm dengan cara menangkap oksigen singlet dan melakukan resonansi maupun vibrasi untuk
membuang energi yang berlebihan ke lingkungan. Hal ini juga didukung oleh penelitian Karkos et al. 2008 bahwa efek antioksidan dari Spirulina platensis
mampu menghambat peroksidasi lemak lebih signifikan 65 dibandingkan dengan antioksidan kimia seperti tokoferol 35 dan BHA 45.
Mikroalga mempunyai kemampuan menetralkan radikal bebas melalui mekanisme enzimatis dan non enzimatis. Karotenoid dan asam lemak termasuk
kelompok non enzimatis yang mampu melindungi organisme dari kerusakan oksidasi. Tokoferol, flavonoid, alkaloid termasuk kelompok enzimatis. Mekanisme enzimatis
dan non enzimatis sama-sama menurunkan radikal hanya berbeda pada kecepatan dan kecenderungan reaksinya. Antioksidan menetralkan radikal bebas dengan
mendonorkan atom hidrogennya Marxen et al. 2007.
2.8 Uji Aktivitas Antioksidan dengan Metode Diphenylpicrylhydrazyl DPPH