Kekuatan gel karaginan Penelitian optimasi proses

ion spesifik yang menyebabkan struktur gel terbentuk. Kation spesifik yang mampu mengimbas pembentukan gel pada kappa-karaginan adalah ion K + . Ion ini juga berfungsi sebagai bahan pengikat antar rantai polimer karaginan dengan memperkuat struktur tiga dimensi sehingga polimer tersebut akan mempertahankan bentuknya bila dikenai tekanan. Data ini didukung oleh penelitian terdahulu oleh Basmal et al 2009 yang meneliti tentang pengaruh konsentrasi KCl pada proses presipitasi karaginan melaporkan bahwa konsentrasi KCl 2 memiliki kekuatan gel 1279 gcm 2 . Adanya 3.6-anhidrogalaktosa menyebabkan sifat anhidrofilik sehingga konsentrasi perbandingan air yang lebih sedikit menyebabkan ikatan antar rantai polimer karaginan semakin kuat karena jumlah air yang lebih sedikit memudahkan pembentukan heliks rangkap sehingga pembentukan gel lebih cepat tercapai.

4.2.4 Kadar air karaginan

Pengujian kadar air dimaksudkan untuk mengetahui kandungan air dalam karaginan. Syarief dan Hariyadi 1993 menyatakan bahwa peranan air dalam bahan pangan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi aktivitas metabolisme seperti aktivitas enzim, aktivitas mikroba dan reaksi-reaksi non- enzimatis, sehingga menimbulkan perubahan sifat-sifat organoleptik dan nilai gizinya. Hasil pengukuran kadar air pada penelitian ini berkisar antara 6.76 – 9.73. Kadar air karaginan yang terendah dihasilkan pada kombinasi perlakuan perbandingan air 1:40, KCl 1.5 dan suhu 15 o C dan kadar air tertinggi diperoleh dari perbandingan air 1:20, KCl 1 dan suhu 30 o C. Namun keduanya masih memenuhi kisaran standar mutu karaginan yang ditetapkan oleh FAO yaitu maksimum 12. Berdasarkan hasil sidik ragam menunjukkan bahwa perbandingan air memberikan pengaruh nyata terhadap kadar air karaginan yang dihasilkan, namun interaksi perlakuannya memberikan pengaruh yang tidak nyata. konsentrasi KCl dan suhu presipitasi menberikan pengaruh yang tidak nyata terhadap kadar air karaginan yang dihasilkan. Gambar 16 Pengaruh perbandingan air, konsentrasi KCl dan suhu presipitas terhadap kadar air karaginan rumput laut E. cottonii Berdasarkan uji lanjut BNT 5 menunjukkan bahwa perbandingan air 1:40 mempunyai kadar air terendah dan berbeda nyata dengan perbandingan air 1:20 dan 1:30. Pengaruh perlakuan yang diterapkan terhadap kadar air karaginan yang dihasilkan terlihat pada Gambar 16. Meningkatnya kandungan air rumput laut berkorelasi positif dengan meningkatnya kandungan air karaginan. Kandungan air pada karaginan yang dihasilkan diduga merupakan air terikat fisik dan kimia, sedangkan air bebas kemungkinan telah menguap. Perbandingan air yang lebih sedikit menyebabkan kadar air semakin meningkat, hal ini disebabkan karena air yang sedikit akan terikat secara kimia sehingga sulit untuk diuapkan, sebaliknya dengan perbandingan air yang lebih tinggi dimana jumlah air yang banyak menyebabkan jumlah air bebas juga banyak sehingga lebih mudah mengalami proses penguapan, selain itu senyawa-senyawa yang ikut terlarut didalamnya ikut menguap ketika dipanaskan. Rendahnya kadar air karaginan yang diperoleh diharapkan dapat memperpanjang masa simpan dari karaginan.

4.2.5 Kadar abu karaginan

Abu merupakan zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik. dan berhubungan dengan mineral suatu bahan. Nilai kadar abu suatu bahan pangan menunjukkan besarnya jumlah mineral yang terkandung dalam bahan pangan tersebut Apriyantono et al, 1989. Rata-rata kadar abu karaginan yang dihasilkan dari penelitian ini berkisar antara 27.88 – 38.89. Kadar abu karaginan hasil ekstraksi meskipun cukup tinggi karena hampir mencapai pada batas yang ditentukan tetapi masih memenuhi standar karaginan yang telah ditetapkan oleh A : KCl1 ; 15 o C B : KCl 1 ; 30 o C C : KCl 1.5 ; 15 o C D : KCl 1.5 ; 30 o C