Dendrawijaya 2003 dalam Putri 2012, semakin besar ROA suatu perusahaan maka semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset. Dengan
pencapaian laba yang tinggi, maka investor dapat mengaharapkan keuntungan dari deviden karena hakikatnya dalam ekonomi konvensional, motif investasi adalah
untuk memperoleh laba yang tinggi, maka apabila suatu saham menghasilkan deviden yang tinggi ketertarikan investor juga akan meningkat, sehingga kondisi tersebut akan
berdampak pada peningkatan return saham. Secara sistematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut Syahyunan,
2013:94:
Return on Asset =
���� ������ ����� ������
� ���
2.8 Debt to Equity Ratio DER
DER merupakan rasio hutang terhadap modal. Rasio ini mengukur seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang, di mana semakin tinggi rasio ini
menggambarkan gejala yang kurang baik bagi perusahaan. Peningkatan hutang pada gilirannya akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang tersedia bagi para
pemegang saham termasuk dividen yang diterima karena kewajibannya untuk membayar hutang lebih diutamakan daripada pembagian dividen Sartono, 2001
dalam Puspitasari 2012:18. Dan dengan tingginya DER juga dapat mengurangi minat investor untuk berinvestasi, dengan itu dapat menurunkan harga saham
perusahaan dan dapat juga menurunkan return saham untuk investor.
Secara sistematis DER dapat dirumuskan sebagai berikut Syahyunan, 2013:93:
Debt to Equity Ratio =
Total Kewajiban Total Ekuitas
2.9 Ukuran Perusahaan Size
Size adalah ukuran perusahaan berdasarkan kapitalisasi pasarnya. Ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan logaritma natural dari total asset
perusahaan. Bentuk logaritma digunakan karena pada umumnya nilai asset perusahaan sangat besar, sehingga menyeragamkan nilai dengan variabel lainnya
dengan menglogaritma naturalkan total asset Sugiarto, 2011. Ukuran perusahaan size menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan
yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata tingkat penjualan dan rata-rata total aktiva. Perusahaan yang berskala besar akan lebih mudah memperoleh
pinjaman dibandingkan dengan perusahaan kecil. Perusahaan yang besar memiliki pertumbuhan yang relatif lebih besar dibandingkan perusahaan kecil, sehingga tingkat
pengembalian return saham perusahaan besar lebih besar dibandingkan return saham pada perusahaan berskala kecil. Oleh karena itu, investor akan lebih
berspekulasi untuk perusahaan besar dengan harapan keuntungan return yang besar pula Solechan, 2009.
Secara sistematis size dapat dirumuskan sebagai berikut Sugiarto, 2011:
Size = Ln Total Aktiva
2.10 Status Kepemilikan
Status kepemilikan digunakan untuk pengelompokkan atas perusahaan yang bersifat kualitatif misal: jenis perusahaan, kebijakan perusahaan, perbedaan situasi
dan lain-lain. Dalam penelitian ini menggunakan perusahaan perbankan yang dimana terdapat bank-bank milik pemerintah, milik daerah, milik nasional maupun milik
swasta. Bank milik pemerintah disimbolkan dengan angka 1 satu dan bank milik selainnya swasta disimbolkan dengan angka 0 nol.
2.11 Jenis Bank dari Segi Kepemilikan