Wisatawan Pengertian Wisata yang Berkelanjutan

17 menikmati pada keunikan dan keindahan alam, di taman nasional, taman hutan raya, dan taman wisata alam. Sumberdaya alam yang dimaksudkan adalah sumberdaya alam yang berpotensi serta mempunyai daya tarik bagi wisatawan.

2.3 Taman Wisata Alam TWA

Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam PHKA, 2003a. Menurut PHPA 1996, fungsi TWA adalah sebagai kawasan perlindungan sistem penyangga kehidupan dan sebagai pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan, satwa, dan keunikan alam. PHPA 1995 menyatakan, TWA dalam penyelenggaraannya harus didasarkan atas kelestarian dan merupakan usaha konservasi terhadap flora, fauna serta ekosistemnya. Kehadiran pengunjung yang diharapkan sebagai sumber pendapatan devisa dalam usaha pengembangan obyek wisata alam, perlu perhatian dan pengelolaan yang baik dan benar. Hal ini demi terselenggaranya obyek-obyek alamiah secara lestari dan tidak mengalami gangguan dan kerusakan.

2.4 Wisatawan

Menurut Yoeti 2001 wisatawan adalah pengunjung sementara yang paling sedikit tinggal selama 24 jam di tempat yang dikunjunginya dan yang tujuan perjalanannya untuk mengisi waktu luang rekreasi, liburan, kesehatan, studi, keagamaan, dan olahraga termasuk keperluan keluarga, bisnis dan konferensi. Menurut Inpres No. 9 1969 wisatawan tourist adalah setiap orang yang bepergian dari tempat tinggalnya untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dan kunjungannya itu. 18 World Tourism Organization WTO, menyatakan wisatawan sebagai seseorang atau sekelompok orang yang melakukan perjalanan ke sebuah atau beberapa negara di luar tempat tinggal biasanya atau keluar dari lingkungan tempat tinggalnya untuk periode kurang dari 12 dua belas bulan dan memiliki tujuan untuk melakukan berbagai aktivitas wisata. Terminologi ini mencakup penumpang kapal pesiar cruise ship passenger yang datang dari negara lain dan kembali dengan catatan bermalam. Wisatawan adalah individu atau kelompok individu yang mempertimbangkan dan merencanakan tenaga beli yang dimilikinya untuk perjalanan rekreasi dan berlibur dengan motivasi perjalanan yang pernah ia lakukan, menambah pengetahuan, tertarik oleh pelayanan yang diberikan oleh suatu daerah tujuan wisata yang dapat menarik pengunjung di masa yang akan datang Yoeti, 1993. Sedangkan menurut Pendit 1990 wisatawan adalah semua orang yang memenuhi syarat, yaitu mereka meninggalkan rumah untuk jangka waktu kurang dari satu tahun dan mereka mengeluarkan uang di tempat yang mereka kunjungi tanpa dengan maksud mencari nafkah di tempat tersebut.

2.5 Pengertian Wisata yang Berkelanjutan

Wisata yang berkelanjutan sustainable tourism adalah perluasan dari paradigma baru akan pembangunan yang berkelanjutan sustainable development sehingga dapat diaplikasikan pada peningkatan taraf ekonomi dan sosial masyarakat Fennel, 1999. Beberapa peneliti telah mengidentifikasi pasaran untuk wisata alam berkelanjutan yang mengedepankan penggunaan sumberdaya alam dan jasa lingkungan yang memiliki keuntungan jangka panjang, melindungi kelestarian lingkungan hidup dan menstimulasikan pembangunan komunitas lokal. 19 Menurut Epler 1996 ekowisata sebagai adanya tanggung jawab dalam kunjungan ke tempat-tempat yang masih alami dimana dapat menjaga, melindungi, dan melestarikan lingkungan sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. Hall 2000 menyatakan bahwa wisata yang berkelanjutan sustainable tourism adalah salah satu kegiatan wisata yang mengusahakan agar kegiatannya itu seminimal mungkin tidak memberikan dampak yang negatif bagi lingkungan dan budaya lokal. Selain itu, dapat membantu meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat sekitar dan juga dapat menjaga kelestarian ekosistem. Wisatawan juga dituntut untuk bisa menjaga lingkungan dan kebudayaan lokal. Wisata yang berkelanjutan juga mengarah kepada periode jangka panjang dengan adanya potensi wisata alam yang lestari namun belum terciptanya potensi jangka panjang bagi aktivitas manusia. Sementara itu, perkembangan infrastruktur pada industri wisata juga belum bisa dikembangkan kedalam perencanaan jangka panjang. Rasa tanggung jawab dan bersikap adaptif adalah salah satu kunci yang dapat mengembangkan sektor wisata yang berkelanjutan. Adapun prinsip-prinsip wisata yang berkelanjutan sustainable tourism adalah Hall, 2000 : 1. Menyediakan informasi dan pendidikan lingkungan tentang kehidupan satwa liar, habitat alami dan keadaan alam kepada wisatawan. 2. Melibatkan masyarakat lokal dalam kegiatan interpretasi lingkungan dan kegiatan teknis di lapangan, serta mengenalkan kebudayaan lokal dan nilai- nilai tradisional. 3. Menyempurnakan dalam memulihkan kondisi lingkungan. 20 4. Mengadakan penelitian dalam kegiatan ekowisata agar dapat mengurangi dampak wisatawan yang ditimbulkan terhadap kelestarian lingkungan. 5. Memfasilitasi dalam kegiatan spiritual dan penyembuhan emosional. 6. Memfasilitasi kegiatan rekreasi dan relaksasi. 7. Memberikan pengetahuan kepada wisatawan tentang kearifan lokal dan nilai- nilai lingkungan yang baik untuk menjaga dan melestarikan lingkungan. 8. Kegiatan wisata diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pekerjaan berhubungan dengan masyarakat lokal. 9. Program pendidikan dan pelatihan yang bertujuan untuk mengelola warisan budaya dan menjaga kelestarian lingkungan serta sumberdaya alam agar tetap terjaga. Wisata berkelanjutan Sustainable Tourism meliputi segala segmen dalam industri pariwisata dengan adanya panduan dan kriteria dalam mengurangi dampak kerusakan lingkungan. Dalam hal ini adalah mengurai pemakaian sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, meningkatkan peran serta wisatawan dalam menjaga dan melestarikan alam serta lingkungan. Pariwisata berkelanjutan berdasarkan pengertian dari Departemen Kebudayaan dan Pariwisata adalah pembangunan yang mampu memenuhi kebutuhan wisatawan dan masyarakat di daerah tujuan wisata dengan tetap menjaga dan meningkatkan kesempatan pemenuhan kebutuhan di masa yang akan datang. Pembangunan pariwisata berkelanjutan dicitrakan menjadi patokan dalam pengaturan sumberdaya sehingga kebutuhan ekonomi, sosial, dan estetika tercapai dengan tetap menjaga integritas budaya, proses-proses dan keanekaragaman hayati. 21

2.6 Pengembangan Pariwisata Alam