Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN 3.1

33 tingkat peran serta masyarakat yang tinggi dapat menjamin dukungan sosial dan politik yang sebesar-besarnya Mac Kinnon et al, 1993. Berdasarkan kondisi ini maka paradigma pengelolaan saat ini perlu diubah dari mengeluarkan manusia dari alam menjadi mengintegrasikan kembali manusia ke dalam alam, dan peran masyarakat harus dikembangkan tidak hanya sekedar pemberi informasi, namun terlibat langsung dalam proses perencanaan. Peran serta masyarakat dalam kegiatan kepariwisataan dan rekreasi dalam kawasan yang dilindungi juga telah tercantum dalam UU No. 5 tahun 1990 pasal 32 yang menyatakan bahwa untuk kegiatan kepariwisataan dan rekreasi, pemerintah dapat memberikan hak pengusahaan atas zona pemanfaatan taman nasional, taman hutan raya dan taman wisata alam dengan mengikutsertakan rakyat.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional

Taman Wisata Alam Gunung Pancar merupakan salah satu kawasan pelestarian alam atau konservasi yang berada di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Selain menjadi kawasan pelestarian alam atau konservasi, kawasan ini juga merupakan kawasan wisata yang saat ini diminati oleh berbagai wisatawan khususnya wisatawan yang berasal dari Jakarta. Potensi sumberdaya alam di Taman Wisata Alam Gunung Pancar, baik ekosistem alam maupun buatan, yang kaya akan keanekaragaman hayati, air dan mineral, menunjukkan potensi sumberdaya alam yang sangat tinggi. Oleh karena itu, sumberdaya alam yang terdapat di taman wisata alam ini harus dapat dimanfaatkan dengan baik dan berkelanjutan. Taman Wisata Alam Gunung Pancar memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perkembangan kondisi masyarakat sekitar kawasan. Perubahan 34 status hutan produksi menjadi taman wisata menimbulkan perubahan pola kehidupan masyarakat yang menuntut kebutuhan hidup yang semakin beragam. Pemerintah, pengelola dan masyarakat mempunyai peranan yang penting dalam pelestarian sumberdaya alam sebagai kawasan wisata. Hal ini mengacu pada Undang- Undang No.5 Tahun 1990 pasal 4, yaitu konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya menjadi tanggung jawab dan kewajiban pemerintah serta masyarakat. Oleh karena itu, pengembangan wisata ini diperlukan kerjasama antara pemerintah maupun masyarakat. Pengembangan yang terjadi di kawasan Taman Wisata Alam Gunung Pancar merangsang pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan banyaknya bermunculan warung-warung baik warung makanan maupun warung minuman sehingga hal ini berdampak positif terhadap perputaran uang dari daerah lain ke masyarakat yang ada disekitar kawasan wisata. Selain itu, juga memberikan peluang usaha bagi masyarakat untuk bekerja. Hal ini terlihat dari bergesernya pola hidup masyarakat yang dahulu petani menjadi pekerja wisata. Masyarakat menjadikan kawasan ini sebagai sumber mencari nafkah. Perubahan pendapatan masyarakat sekitar yang berhubungan langsung dan tidak langsung dengan Taman Wisata Alam dilihat dengan mengestimasi pendapatan masyarakat tanpa adanya kawasan dan dari adanya kawasan. Setelah perubahan pendapatan masyarakat diperoleh, dapat diduga faktor-faktor sosial ekonomi apa saja yang mempengaruhi pendapatan masyarakat. Faktor-faktor sosial ekonomi yang diduga mempengaruhi pendapatan masyarakat yaitu jumlah tanggungan, umur, lama bekerja di TWA, pendidikan akhir, jarak rumah ke TWA dan jenis kelamin. 35 Pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut berguna untuk melihat pengaruh perubahan pendapatan masyarakat akibat adanya pengembangan wisata. Dengan demikian, kawasan wisata ini dapat dijadikan alternatif sumber mata pencaharian oleh masyarakat. Dampak sosial dan lingkungan dianalisis secara deskriptif untuk menilai dampak sosial dan lingkungan pengembangan wisata yang terjadi di kawasan TWA Gunung Pancar. Dampak sosial tersebut meliputi perubahan perilaku masyarakat yang juga menyebabkan pergeseran profesi sehingga menimbulkan penyerapan tenaga kerja dan kerawanan sosial yang terjadi di sekitar kawasan sehingga menimbulkan kerusakan. Dampak lingkungan dilihat dari perubahan secara fisik kawasan. Perubahan fisik tersebut dilihat dari dampak visual yaitu terdapat sejumlah sampah akibat kegiatan wisata yang ditimbulkan dari kedatangan wisatawan, adanya longsor akibat pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dan munculnya polusi serta terjadinya perubahan udara terhadap lingkungan sekitar kawasan. Diagram alir kerangka pemikiran ini dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini. 36 Gambar 2. Kerangka Pemikiran Operasional = Objek penelitian Identifikasi karakteristik masyarakat TWA Gunung Pancar Analisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif Menilai dampak sosial dan lingkungan pengembangan wisata di TWA Gunung Pancar Pengembangan kawasan TWA Gunung Pancar Aktivitas Wisata Kawasan TWA Gunung Pancar Dampak lingkungan Dampak sosial Dampak Ekonomi Perubahan pendapatan masyarakat Estimasi pendapatan dan perubahan pendapatan Faktor-faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi fungsi pendapatan masyarakat akibat adanya pengembangan TWA Gunung Pancar Analisis regresi linier berganda Alternatif kebijakan pengembangan TWA Gunung Pancar Perubahan pola perilaku dan kerawanan sosial Perubahan fisik kawasan 37

IV. METODE PENELITIAN 4.1