22 3.
Pendidikan dan Penelitian Aspek ini mengarah pada upaya-upaya apa yang seharusnya dilakukan dalam
rangka mendidik masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian kawasan dan mampu menunjukkan sikap menerima terhadap setiap
wisatawan yang datang. 4.
Partisipasi, setiap tahapan kegiatan perencanaan pengembangan harus dilakukan melalui proses dialog yang kreatif antara pengelola dan masyarakat
setempat. Pengembangan pariwisata alam di hutan produksi agar memperhatikan hal-hal seperti berikut : masyarakat dilibatkan sejak tahap
perencanaan sampai tahap monitoring dan evaluasi, meningkatkan keterampilan masyarakat dalam pengembangan pariwisata alam di hutan.
5. Produksi melalui pelatihan dan pendidikan, memperhatikan budaya setempat,
hak-hak masyarakat terasing, agama dan kepercayaan. 6. Rekreasi, adanya pengembangan dan perubahan trend pariwisata pada dewasa
ini lebih mengarah kepada resource-based recreation, keberadaan tour operator
, agen dan para peduli pelestarian alam diharapkan mampu mempertemukan diri ke dalam satu wadah atau kepentingan, yaitu rekreasi
dan konservasi dimana kedua aspek tersebut harus berjalan secara sinergik dan memberikan kontribusi yang positif antara yang satu dengan yang
lainnya.
2.7 Pengembangan Pariwisata dan Dampaknya terhadap Sosial Ekonomi
Menurut Spillane 1994 ada beberapa dampak positif yang ditimbulkan dengan adanya jasa pariwisata:
1. Perubahan pada jangka panjang dalam struktur penerimaan yang dapat
mendorong perluasan dari sektor jasa dalam perekonomian, khususnya jasa-
23 jasa pariwisata. Semakin meningkat tingkat pendapatan nyata dan semakin
banyak waktu yang disediakan untuk liburan, maka semakin besar permintaan akan rekreasi dan hiburan serta manfaat lain dari pariwisata.
2. Pariwisata merupakan industri yang padat karya, karena tenaga kerja sulit
digantikan dengan modal atau peralatan. Oleh karena itu, pariwisata merupakan sumber pokok dari pekerjaan pada tingkat regional. Terciptanya
lapangan pekerjaan bagi masyarakat sebagai tenaga keamanan, kebersihan, tenaga dapur koki, tenaga cuci dan sebagainya.
3. Pariwisata sebagai sumber dalam neraca pembayaran.
4. Pariwisata mendistribusikan pembangunan dari pusat industri kearah wilayah
desa yang belum berkembang. Jadi, pariwisata dapat menjadi dasar pembangunan regional.
Dalam pengembangan usaha jasa dan akomodasi juga dapat menimbulkan dampak negatif terhadap pembangunan ekonomi antara lain Spillane, 1994:
1. Pariwisata sering dianggap tergantung pada pasar dan impor.
2. Terjadinya kebocoran pendapatan industri pariwisata.
3. Perkembangan fasilitas pariwisata cenderung berpolarisasi secara spasial
yaitu berkaitan dengan tempat. 4.
Sifat dari pekerjaan dalam sektor pariwisata cenderung menerima gaji yang rendah, menjadi pekerja musiman, tidak ada serikat buruh, hanya bekerja
pada sebagian waktu part time dan khusus untuk anggota keluarga. 5.
Permintaan akan pariwisata dapat menaikkan harga tanah sehingga menyebabkan kesulitan bagi penghuni tersebut yang tidak bekerja dalam
sektor pariwisata dan ingin membangun rumah atau mendirikan bisnis disana.
24 6.
Perkembangan pariwisata dapat menimbulkan masalah besar terhadap lingkungan misalnya : polusi udara dan air, keramaian lalu lintas dan
kerusakan dari pemandangan alam yang tradisional.
2.8 Pengembangan Pariwisata dan Dampak Lingkungan