Lampiran 1 Kuisioner Untuk Pengunjung
Departemen Arsitektur Lanskap Fakultas Pertanian
Institut Pertanian Bogor Judul Skripsi: PENGELOLAAN LANSKAP ECOPARK DI KAWASAN REKREASI
TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL, JAKARTA Oleh: CINTYA ASTARI A44070060
Kuisioner Pengunjung Taman Impian Jaya Ancol Responden Yth. Terima kasih atas waktu yang telah Anda sediakan untuk mengisi
kuisioner ini. Data yang ada di dalam kuisioner ini akan digunakan dalamkegiatan
penelitian skripsi dan tidak akan dipublikasikan.
Jenis kelamin : Laki-laki
Perempuan Umur :
14 tahun
25 – 55 tahun
15 – 24 tahun
55 tahun Pendidikan terakhir:
Lulus SD Lulus D1
Lulus S1 Lulus SMP
Lulus D2 Lulus S2
Lulus SMA Lulus D3
Lulus S3 Pekerjaan :
Siswa BUMN
Pegawai swasta Mahasiswa
Wirausahawan Lainnya,
PNS Ibu rumah tangga
sebutkan… Daerah asal :
Jabodetabek
Luar Jabodetabek, sebutkan…
Pilih salah satu jawaban dengan memberikan tanda pada kotak pilihan
1. Banyaknya kunjunga ke Taman Impian Jaya Ancol ? 1 kali
5-10 kali 2-5 kali
10 kali
2. Tujuan berekreasi ke Taman impian Jaya Ancol ? Mengisi waktu luang
Mencari inspirasi Menyegarkan pikiran
Sosialisasipergaulan Menyalurkan hobi
Lainnya,sebutkan…
3. Lama kunjungan ? Kurang dari 1 jam 4
– 8 jam 1
– 2 jam Lebih dari 8 jam
2 – 4 jam
4. Pendamping saat berkunjung ? Teman
Tetangga Keluarga
Rombongan Teman dan keluarga
5. Kendaraan yang Saudara gunakan untuk menuju Taman Impian Jaya Ancol ? Mobil pribadi
Bis Transjakarta Bus rombongan
Lainnya,…..
Motor
6. Apakah Saudara mengetahui pengertian dari sebuah “Ecopark”? Jika YA,
apaka h “Ecopark” itu menurut Saudara ?
Ya, ……………………………………
Tidak
7. Apakah Saudara mengetahui tentang Kawasan baru Ancol Ecopark, jika YA, apa yang Saudara ketahui tentang Ancol Ecopark ?
Ya, ……………………………………
Tidak
8. Apakah Saudara sudah pernah mengunjungi Kawasan Ecopark lainnya? Jika YA, dimana?
Sudah, di …………………………………
Belum
9. Jika Kawasan Ancol Ecopark sudah dibuka, apakah Saudara berminat untuk mengunjunginya, mengapa ?
Ya,……………………………………
Tidak,…………………………………..
10. Apa harapan dan masukan Saudara kepada pihak pengelolaa Taman Impian Jaya Ancol terhadap Kawasan Ancol Ecopark ?
………………………………………………………………………………………………………………………………………… …………………………………………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………
“Terima Kasih Atas Partisipasi Saudara dan Selamat Melanjutkan Aktivitas Kembali”
Lampiran 2 Struktur Organisasi PT. Pembangunan Jaya Ancol
81
Lampiran 3 Struktur Organisasi Departemen Perencanaan Rekreasi
8 2
Lampiran 4 Daftar Nama Tanaman di Ancol Ecopark
No Nama Latin
Nama Umum Volume
Satuan
1 Acassia mangium
Akasia daun lebar
60
phn 2
Adenantera sp. Saga
24
phn
3 Albizia falcata
Sengon 285
phn
4 Albizia lebbeck
Jinjing butoh
5 phn
5 Araucaria heteropylla
Cemara norfolk 34
phn
6 Areca catechu
Palem irian
10 phn
7 Asplenium nidus
Kadaka tanam dipohon 100
plb
8 Bambusa glaucescens
Bambu Kresik 223
phn
9 Barringtonia asiatica
Keben
16 phn
10 Calophyllum inophyllum Nyamplung
28 phn
11 Caryota mitis Palem sirip ikan
51
phn
12 Caryota no Palem sirip ikan rumpun
109
phn
13 Casuarina equisetifolia Cemara laut
58 phn
14 Casuarina nobillis Cemara balon
114
phn
15 Ceiba pentandra Kapuk randu
4 phn
16 Chrysalidocarpus lucubensis Palem locopensis 48
phn
17 Cocos nucifera Kelapa
20 phn
18 Cocothrinax crinita Palem jenggot
5 phn
19 Comederia seifiitzii Palem bambu
120
rumpun
20 Copernicia alba Palem copernicia
18
phn
21 Crotalaria micans Orok-orok
25
plb 22
Cyperus alternifolius Rumput payung
3.100
pot
23 Cyperus Papyrus Siprus
5.800
pot
24 Delonix regia Flamboyan
34
phn
25 Dendrobium macrophyllum Anggrek Dendrobium
100
plb
26 Erythrina cristagalli Dadap merah
44
phn
27 Etlingera elatior Kecembreng
70
plb 28 Eucalyptus deglupta
Rainbow ekaliptus 119
phn
29 Euterpe oleraceae Palem acai
3 phn
30 Ficus longisland Beringin korea
56
phn
31 Ficus religiosa Beringin bodhi
2 phn
32 Hameli patens Pusaka
12 phn
33 Hibiscus tiliaceaus maroon Waru marun
112
phn
34 Hopea odorata Mersawa
61
phn
35 Johannesteijmania altrifons Palem daun sang
4 phn
36 Khaya senegalensis Khaya
61
phn
37 Kigelia pinnata Atamimi
19
phn
38 Kigelia aethiopica Pohon sosis
19
phn
Lampiran 4 Daftar Nama Tanaman di Ancol Ecopark Lanjutan
No Nama Latin
Nama Umum Volume
Satuan
39 Lagerstromia speciosa
Bungur 17
phn
40 Latania lontaroides
Palem anggur 10
phn
41 Leucaena leucocephala
Lamtoro 15
phn
42 Livistonia rotundifelia
Palem sadeng 15
phn
43 Mangifera indica
Mangga 12
phn
44 Melia azaderach
Mindi 10
phn
45 Mimusops elengi
Tanjung 72
phn
46 Nypa fruticans
Nipah 20
phn
47 Parkia speciosa
Petai 10
phn
48 Pinus merkusii Jungh.
Pinus 144
phn
49 Pitchellobium dulce
Asam Kranji 9
phn
50 Plumeria alba
Kamboja Putih Bali 9
phn
51 Plumeria rubra
Kamboja Merah Fanta 9
phn
52 Plumeria sp.
Kamboja 9
phn
53 Plumeria variegata
Kamboja Tricolor 9
phn
54 Podocarpus rumphii
Jati laut 33
phn
55 Polyalthia longifolia
Glodokan tiang 83
phn
56 Pometia rubra
Kamboja Cendana 9
phn
57 Pritchardia pacifica
Palem dop 42
phn
58 Pterocarpus indicus
Angsana 18
phn
59 Rhizophora sp
Bakau 23
phn
60 Salacca magnificia
Salak 3
phn
61 Salix babylonica
Hyang liu 153
phn
62 Samanea saman
Trembesi 37
phn
63 Schizolobium paralyba
Schizolobium 64
phn
64 Sonneratia alba
Mangrove 40
phn
65 Spathodea campanulata
Kecrutan 20
phn
66 Sterculia foetida
Kepuh 13
phn
67 Swietenia mahogany
Mahoni 60
phn
68 Syagrus romanzofianum
Palem syagrus 22
phn
69 Sycas revoluta
Sikas halus 5
phn
70 Sycas rumphii
Sikas haji 10
phn
71 Syzingium oleana
Pucuk merah 41
phn
72 Tabebuia pentaphylla
Tabebuia 90
phn
73 Tamarindus indica
Asam Jawa 54
phn
74 Terminalia catappa
Ketapang 79
phn
75 Terminalia mantaly
Ketapang mini 44
phn
76 Washingtonia robusta
Palem washington 8
phn
77 Zoysia matrella
Rumput Peking 44.165
m2
Lampiran 16 Surat Perintah Kerja Kontraktor Pemeliharaan
9 6
Lampiran 17 Absensi Tenaga Kerja Pemeliharaan Ancol Ecopark
Lampiran 18 Penawaran Anggaran Biaya Pemeliharaan Bulanan
PROSES IMPLEMENTASI LANSKAP ECOPARK DI
KAWASAN REKREASI TAMAN IMPIAN JAYA ANCOL, JAKARTA
CINTYA ASTARI
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2011
RINGKASAN CINTYA ASTARI
. Proses Implementasi Lanskap Ecopark di Kawasan Rekreasi
Taman Impian Jaya Ancol Jakarta. Dibimbing oleh SETIA HADI.
Perkembangan kehidupan di kota-kota besar berlangsung sangat cepat, hal ini terutama terjadi di Ibukota Jakarta. Sebagian besar lingkungan perkotaan
merupakan lingkungan yang kotor, berpolusi, kemacetan terjadi setiap saat serta tingkat persaingan antar masyarakatnya pun relatif tinggi. Kepenatan yang terjadi
akibat semua hal tersebut salah satunya dapat diatasi dengan kegiatan rekreasi. Selain membutuhkan rekreasi, perkotaan seperti Jakarta ini juga membutuhkan
suatu RTH yang dapat membuat masyarakatnya berinteraksi langsung dengan alam. Ancol Ecopark merupakan suatu ruang terbuka hijau yang didalamnya
terdapat keanekaragaman hayati yang mengusung konsep edutainment yang berwawasan ekologis; sebuah wahana rekreasi yang menyajikan hiburan serta
pendidikan tentang keanekaragaman hayati pesisir dari seluruh nusantara. Menjadikan keanekaragaman hayati pesisir nusantara sebagai platform pusat
rekreasi merupakan bagian dari kampanye pelestarian lingkungan hidup yang dilakukan oleh pengelola Taman Impian Jaya Ancol.
Selama kegiatan magang berlangsung di bawah bimbingan Kepala Bagian Lanskap Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort, Taman Impian Jaya
Ancol, mahasiswa melakukan beberapa metode pendekatan, yaitu pendekatan manajerial, pendekatan teknis pekerjaan lapang, dan metode pengambilan data.
Pendekatan manajerial meliputi mempelajari organisasi perusahaan dan manajerial proses implementasi lanskap Ancol Ecopark. Untuk pendekatan teknis
pekerjaan lapang, mahasiswa berpartisipasi langsung dalam pengawasan proses implementasi perencanaan dan pembangunan Ancol Ecopark dan proses
pemiliharaan Ancol Ecopark. Sedangkan pengambilan data dilakukan untuk pengenalan kondisi umum dan biofisik Ancol Ecopark dengan metode survei,
yang mencakup pengamatan langsung, pendokumentasian proses kerja, wawancara pekerja, pengukuran dan pengamatan data primer, dan penyebaran
kuisioner untuk pengunjung Taman Impian Jaya Ancol.
Metode pengolahan data dilakukan dengan beberapa analisis. Analisis yang dilakukan terhadap proses implementasi lanskap Ancol Ecopark meliputi analisis
deskriptif terhadap segala aspek perencanaan yang ada, analisis karakteristik dan minat pengunjung berdasarkan kuisioner untuk mengetahui minat pengunjung
Taman Impian Jaya Ancol terhadap Ancol Ecopark saat telah dibuka kelak, dan analisis pengukuran kenyamanan iklim yang diukur dengan penghitungan
Temperature Humidity Index THI. Berdasarkan analisis deskriptif didapatkan potensi dan kendala yang ada pada proses implementasi perencanaan dan
pembangunan Ancol Ecopark. Potensi misalnya dengan adanya variasi program rekreasi dan konsep ruang yang unik, kerjasama pengelolaan yang baik, dan
kredibilitas Taman Impian Jaya Ancol yang dapat dikatakan sudah baik sebagai kawasan rekreasi. Sementara kendalanya adalah kurangnya tenaga kerja
pemeliharaan dan standar baku pemeliharaan yang belum jelas. Unutk permasalahan yang terjadi lebih kepada perbedaan pendapat saat penentuan
implementasi desain yang terjadi akibat kurang terkoordinasikannya komunikasi antar pemegang keputusan, perubahan-perubahan desain yang harus dilakukan
akibat penyesuaian kondisi di lapangan dan kondisi ekonomi perusahaan yang membuat perhitungan dana harus dilakukan dengan seksama. Berdasarkan analisis
karakteristik dan persepsi minat pengunjung terhadap kunjungan ke Ancol Ecopark nantinya, didapatkan bahwa 90 responden berminat untuk
mengunjungi Ancol Ecopark dan 10 lainnya merasaka tidak berminat. Berdasarkan pengukuran kenyaman iklim menggunakan perhitungan THI
didapatkan nilai 27,51 yang berarti bahwa area tersebut masih diatas batas kenyamanan yang seharusnya yaitu 27. Berdasarkan analisis kapasitas kerja
pemeliharaan yang menunjukkan masih adanya kapasitas tenaga kerja pemeliharaan yang dibawah standard kapasitas kerja yang seharusnya, sementara
untuk penghitungan tenaga kerja pemeliharaan didapatkan hasil bahwa tenaga kerja pemeliharaan yang dibutuhkan adalah sebanyak 194 orang.
Dari kegiatan selama magang, mahasiswa mendapat banyak pengetahuan, wawasan dan pengalaman baru terutama dalam hal perencanaan dan implementasi
pembangunan lanskap. Selain itu juga dari hasil pengamatan yang dilakukan, diketahui masih terdapat beberapa kendala dan masalah yang terjadi di lapang,
misalnya dalam hal penentuan wewenang pengambilan keputusan dalam hal revisi desain perencanaan Ancol Ecopark. Oleh karena, pihak pengelola Taman Impian
Jaya Ancol diharapkan dapat meningkatkan koordinasi dan pengelolaan sumber daya yang ada untuk perbaikan pengelolaan Ancol Ecopark kedepannya.
Kata kunci : perencanaan lanskap, implementasi proyek lanskap, pemeliharaan lanskap, rekreasi, ruang terbuka hijau
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan kehidupan di kota-kota besar berlangsung sangat cepat, hal ini terutama terjadi di Ibukota Jakarta. Tingkat pembangunan di Ibukota Jakarta
cenderung semakin meningkat seiring meningkatnya tingkat aktivitas masyarakat kota. Gedung-gedung bertingkat terus bertambah, pusat perbelanjaan dan
perkantoran semakin banyak dan bervariasi. Hal ini membuat Ruang Terbuka Hijau RTH semakin sedikit.
Seperti diketahui lingkungan perkotaan merupakan lingkungan yang kotor, polusi merajalela, kemacetan terjadi setiap saat serta
tingkat persaingan antar masyarakatnya pun relatif tinggi. Hal ini jelas menambah kepenatan masyarakat yang hidup di daerah perkotaan seperti Jakarta.
Salah satu hal yang bisa menjadi alternatif untuk mengatasi kepenatan adalah rekreasi. Rekreasi merupakan suatu kebutuhan yang dirasa semakin
penting khususnya bagi masyarakat perkotaan saat ini. Selain membutuhkan rekreasi, perkotaan seperti Jakarta ini juga membutuhkan suatu RTH yang dapat
membuat masyarakatnya berinteraksi langsung dengan alam. Sehingga salah satu bentuk refreshing yang cocok untuk masyarakat perkotaan adalah suatu rekreasi
yang berhubungan dengan wisata alam. RTH merupakan suatu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam suatu kota,
yang berfungsi sebagai penyangga dan penetralisir lingkungan kota. Karena kepadatan lanskap perkotaan, RTH yang dibuat harus memiliki fungsi yang lebih
dan dapat menunjang kehidupan masyarakat perkotaan yang memiliki tingkat aktivitas tinggi. RTH yang ada harus dirancang sedemikian rupa sehingga tidak
hanya bermanfaat untuk kelestarian lingkungan tetapi juga dapat mereduksi kepenatan masyarakat perkotaan. Oleh sebab itu, keberadaan taman rekreasi yang
dapat memanfaatkan RTH dirasa penting dan menjadi suatu kebutuhan bagi masyarakat umum.
Taman rekreasi menjadi salah satu alternatif wisata untuk melepaskan kepenatan dari rutinitas keseharian. Rekreasi sekarang ini menyuguhkan suatu
bentuk rehabilitasi secara mental dan fisik dan telah menjadi fokus utama dalam
lingkungan industrial yangg modern Kraus,1977. Sehingga dengan berekreasi diharapkan masyarakat dapat merasa fresh kembali baik secara perasaan maupun
dari aspek kesehatan lingkungannya. Pembangunan suatu kawasan rekreasi terkadang tidak selalu menuju ke arah
yang lebih baik karena seringkali pihak pengembang dan perencana lebih fokus pada sisi ekonomi dari pembangunan dan melupakan sisi ekologisnya. Suatu
kawasan rekreasi yang ekologis harus tetap mengutamakan sisi ekologisnya ketimbang sisi ekonominya. Ismaun 2008 mengemukakan pendekatan baru
dalam model manajemen perubahan tata guna lahan perkotaan adalah untuk mencoba mengintegrasikan vitalitas dan aktivitas perkotaan dengan segala
aspeknya melalui kriteria ekologi; sebagai sebuah sistem yang akan dapat menjaga keberlangsungan ekosistem kawasan pada saat kini dan masa datang.
Taman Impian Jaya Ancol merupakan salah satu kawasan rekreasi yang telah berhasil mencitrakan dirinya sebagai suatu tempat berlibur dan rekreasi yang
selalu memanjakan para pengunjungnya dan berupaya mengakomodasikan kegiatan pariwisata di Jakarta dengan beragam objek wisata yang ditawarkan.
Dengan tingkat permasalahan kota yang ada, Taman Impian Jaya Ancol pun mulai memperhatikan kelestarian lingkungan perkotaan dengan membuka wahana objek
wisata baru yang bernama Ancol Ecopark. Ancol Ecopark yang dibangun oleh pihak Taman Impian Jaya Ancol berupa
sebuah taman terbuka yang dilengkapi berbagai fasilitas edutainment, botanical garden dan sarana adventure berbasis green lifestyle. Pemanfaatan Taman Impian
Jaya Ancol sebagai daerah wisata tentu memberikan dampak bagi kondisi lingkungannya, terutama bagi kondisi ekologis perkotaan. Sehingga pembangunan
Ancol Ecopark ini merupakan suatu alternatif untuk menebus semua dampak yang telah ditimbulkannya.
Kondisi Ancol Ecopark saat ini masih dalam tahap pembangunan dan implementasi perencanaannya. Dalam proses pembangunan ini, dibutuhkan suatu
evaluasi dari implementasi perencanaan yang baik, sehingga hasil akhir Ancol Ecopark nantinya dapat sesuai dengan rencana awalnya.
1.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan magang ini antara lain : 1. Mempelajari perencanaan lanskap kawasan Ancol Ecopark di Taman
Impian Jaya Ancol.
2. Mempelajari proses implementasi perencanaan dan perancangan kawasan Ancol Ecopark di Taman Impian Jaya Ancol.
3. Mengevaluasi implementasi perencanaan lanskap kawasan Ancol Ecopark di Taman Impian Jaya Ancol kedepannya.
1.3 Manfaat
Kegiatan magang di Taman Impian Jaya Ancol ini bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam bidang perencanaan
dan implementasi lanskap khususnya yang terjadi pada pembangunan kawasan Ancol Ecopark.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pelaksanaan Lanskap
Pelaksanaan lanskap merupakan proses implementasi dari perencanaan lanskap. Perencanaan lanskap menentukan bermacam-macam penggunaan tapak
secara mendetail dengan terlebih dahulu mengadakan pemilihan serta analisis suatu tapak, membuat rencana penggunaan lahan, membuat perancangan secara
keseluruhan pada tapak. Menurut Simonds 1983, proses perencanaan dan perancangan merupakan
proses yang dipakai sebagai dasar dalam merencana dan merancang, Proses ini meliputi enam tahap, antara lain:
1. Commission, pada tahap ini dilakukan kegiatan yang berhubungan
dengan persetujuan kontrak dengan klien dalam bentuk tertulis sebagai dasar pegangan pelaksanaan tugas.
2. Research, pada tahap ini dilakukan pengumpulan berbagai informasi
yang didapatkan berupa kegiatan survei, pengumpulan data, wawancara, observasi dan pembuatan dokumentasi.
3. Analysis, pada tahap ini dilakukan analisis terhadap tapak dengan
penentuan kendala maupun potensi. 4.
Synthesis, pada tahap ini dilakukan pemecahan kendala dan pemanfaatan potensi kemudian dikemukakan dalam berbagai alternatif rencana
pembangunan atau pengembangan tapak dilihat dari estimasi biaya yang memungkinkan.
5. Construction, pada tahap ini dipersiapkan dokumen secara detail
meliputi perencanaan, gambar detail spesifikasi dan perkiraan biaya yang lebih akurat dari tahap sebelumnya untuk kegiatan konstruksi di
lapangan. 6.
Operation, pada tahap ini dilakukan kegiatan pemeliharaan terhadap proyek yang telah dikerjakan.
Tahap implentasi pembangunan lanskap merupakan bagian dari tahap construction, yang mengaplikasikan bagian dari perencanaan dan perancangan
yang sudah dibuat sebelumnya. Tahap pelaksanaan pembangunan merupakan tahap yang paling penting untuk diperhatikan karena kualitas dari keseluruhan
proyek tergantung pada keahlian dan pengelolaan saat pelaksanaan tersebut berlangsung.
2.2 Ecopark
Ecopark merupakan suatu taman ekologis yang berbasis rekreasi alam yang bertujuan meningkatkan interaksi manusia dengan lingkungannya. Ecopark
sendiri dapat dikatakan sebagai taman keanekaragaman hayati yang didalamnya terdapat koleksi tanaman eksitu dan insitu. Pengertian eksitu merupakan usaha
pelestarian yang dilakukan di luar habitat aslinya sedangkan insitu adalah usaha pelestarian yang dilakukan pada habitat aslinya.
Menurut Setiawan et al. 2006 secara kuantitatif upaya Indonesia dalam melakukan konservasi sumberdaya genetik telah sangat nyata dilakukan melalui
konservasi insitu, yaitu dengan membangun sistem kawasan konservasi. Sampai dengan tahun 2000 Indonesia telah menetapkan 385 unit kawasan dilindungi
protected area yang mencakup 22.560.545,46 ha. Akan tetapi, perlindungan insitu saja tidak cukup dan belum dapat menjamin pemanfaatan sumberdaya
hayati secara lestari. Untuk itu diperlukan upaya-upaya lebih lanjut, yaitu konservasi eksitu yang mengarah pada pemanfaatan sumberdaya alam hayati,
khusunya pohon, bagi kesejahteraan umat manusia. Salah satu areal yang potensial dikembangkan sebagai sarana konservasi eksitu adalah ruang terbuka
hijau RTH. Sebagai sebuah wahana wisata Ancol Ecopark mengusung konsep
edutainment yang berwawasan ekologis; sebuah wahana rekreasi yang menyajikan hiburan serta pendidikan tentang keanekaragaman hayati pesisir dari
seluruh nusantara. Menjadikan keanekaragaman hayati pesisir nusantara sebagai platform pusat rekreasi merupakan bagian dari kampanye pelestarian lingkungan
hidup yang dilakukan oleh pengelola Taman Impian Jaya Ancol.
Ancol Ecopark merupakan sarana rekreasi baru yang ditawarkan oleh pihak Taman Impian Jaya Ancol yang mengembangkan wahana hiburan berbasis
pendidikan edutainment. Didirikan di areal seluas 33,8 ha yang menjadi taman hijau terbuka yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan
sebagai sarana pendidikan lingkungan hidup .
Selain memperluas area terbuka untuk kegiatan edukatif, hiburan dan olahraga, Ancol Ecopark juga akan semakin
memperkaya lingkungan natural di kawasan Taman Impian Jaya Ancol dan memunculkan pusat paru-paru di kawasan ini. Sedangkan untuk mencapai tujuan
Blue Ancol, kehadiran Ancol Ecopark akan dimanfaatkan kebutuhan publik terhadap waterfront management dengan membangun daerah kanal sebesar 20
dari area Ancol Ecopark dengan konsep relink, reform dan create. Pembangunan kanal tersebut selain akan meningkatkan kemampuan water
management sebagai drainase untuk mengantisipasi air pasang, gelombang laut dan curah hujan yang tinggi, juga sekaligus akan menjadi saluran transportasi air
yang menghubungkan berbagai unit rekreasi di kawasan Ancol Ecopark Taman Impian Jaya Ancol.
Ekologi adalah ilmu yang masih tergolong baru yang berkonsentrasi kepada hubungan antara makhluk hidup dan lingkungannya. Sisi ekologis suatu tapak
harus sangat diperhatikan dalam perencanaan dan pengembangan suatu tapak yang identik dengan pertumbuhan populasi dan pola tata guna lahan Simonds dan
Starke, 2006. Menurut Frick dan Sukiyanto 2007, ekologi dapat didefinisikan sebagai
ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dan lingkungan. Persoalan tentang wawasan lingkungan pada masa kini
mengembangkan rasa tanggung jawab terhadap lingkungan dan mendorong kedudukan ekologi dari segi akademis menjadi perhatian umum.
Basuni 2001 mengemukakan berdasarkan perspektif ekologi, tidak ada yang baru mengenai pariwisata ekologis atau ekoturisme. Yang ada adalah
manusia modern telah gagal menerapkan prinsip-prinsip ekologi dalam industri pariwisata, khususnya pariwisata alam. Para pihak yang terlibat dan bersangkutan
dengan pariwisata alam, khususnya pembuat kebijakan, para pengembang fasilitas transportasi, akomodasi, para pengelola obyek daya tarik wisata alam,
dan pengunjung telah gagal mengembangkan etika ekologis, yaitu kebijaksanaan moril di dalam manusia para pihak mencampurtangani ekosistem alam atau
bergaul dengan alam sekitarnya. Dengan perkataan lain ekologisme belum dipahami oleh masyarakat luas, termasuk para pihak yang bersangkutan dengan
pariwisata alam. Akibatnya sistem transportasi semrawut, keseimbangan ekosistem terganggu, obyek wisata alam rusak sehingga tidak menarik lagi,
pengunjung berjejal, vandalisme dimana-mana - di sepanjang perjalanan sampai di daerah tujuan wisata dan pada obyek wisata alam, dan polusi. Apa yang harus
dilakukan dengan belajar dari kegagalan ini adalah bahwa ilmu ekologi perlu dikembangkan dan ekologisme perlu diajarkan kepada masyarakat luas.
Oleh karenanya, seorang arsitek lanskap harus selalu menjaga integritas dari lanskap alami maupun buatan. Sebuah tapak tidak bisa lagi diperlakukan
semaunya dan anggapan bahwa sebuah tapak dapat dimiliki sepenuhnya oleh pihak tertentu dan dirancang tanpa memperhatikan sisi-sisi ekologis tidak dapat
lagi diterima. Oleh karena itu, perencanaan dan perancangan tapak yang baik menjadi hal yang fundamental dan harus benar-benar dipahami dan dibuat secara
berkelanjutan Simonds dan Starke, 2006. Prospektif lanskap perkotaan merupakan basis potensi bagi kawasan yang
inginmembangun dirinya sebagai sebuah pembangunan kawasan berbasis lingkungan
dan berkelanjutan.
Sustainable development
merupakan perkembangan yang melahirkan pelayanan terhadap lingkungan, sosial dan
ekonomi tanpa membahayakan keberadaan sistem alam, sosial dan lingkungan terbangun sebagi tempat hidup dan bergantung. Sustainable development
bertujuan meningkatkan kualitas hidup manusia dalam segala aspek dengan tidak memboroskan sumberdaya alam yang tidak terbarukan serta tidak melampaui
kapasitas dan daya dukung lingkungan Uniaty, 2008.
2.3 Rekreasi
Berdasarkan prinsip perencanaan sumber daya rekreasi yang dikeluarkan oleh Asosiasi Nasional Perencana Sumber Daya Rekreasi NARRP, sumber daya
rekreasi adalah sumber daya dalam pengaturan yang menentukan pengalaman seseorang, seperti sumber daya alam dan budaya, nilai-nilai khusus yang melekat
pada daerah, fasilitas, infrastruktur, personil, peraturan manajemen dan tindakan.
Perencanaan sumber daya rekreasi harus mempromosikan, manfaat lingkungan kesehatan manusia dan masyarakat yang bertambah dari partisipasi rekreasi
seperti kesehatan fisik dan mental yang baik, kohesi keluarga, kesopanan, integrasi sosial, perkembangan anak, stimulasi ekonomi, produktivitas kerja,
pengelolaan sumber daya, dan etika konservasi.
Menurut Gold 1980, pemerintah daerah dan pihak pengembang swasta mempunyai tanggung jawab untuk menyediakan suatu kawasan rekreasi dan
pelayanan waktu luang dalam suatu kota. Seorang perencana kawasan urban dan arsitek lanskap sangatlah berperan dalam penentuan lokasi, preservasi, desain dari
sebuah ruang terbuka, pengembangan fasilitas rekreasi dan analisis program sosial untuk memenuhi kebutuhan rekreatif pengunjung. Mereka juga harus
berhubungan dengan pihak-pihak lain yang profesional di bidang taman dan kawasan rekreasi juga agen-agen yang mengatur peluang-peluang kegiatan
rekreasi.
2.4 Pengelolaan dan Pemeliharaan Lanskap
Pengelolaan lanskap atau lingkungan hidup merupakan sebuah upaya terpadu dalam penataan, pemanfaatan, pemeliharaan, pelestarian, pengawasan,
pengendalian dan pengembangan lingkungan hidup sehingga tercipta lanskap yang bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya Arifin dan Arifin,
2005. Sementara itu, Simonds dan Starke 2006 mengungkapkan bahwa pengelolaan yang efektif hendaknya dipertimbangkan sejak awal perencanaan
sehingga pelaksanaannya terprogram. Berdasarkan prinsip perencanaan sumber daya rekreasi yang dikeluarkan
oleh Asosiasi Nasional Perencana Sumber Daya Rekreasi NARRP, manajemen pada alternatif rekreasi harus jelas, komprehensif, dan menyediakan berbagai
pilihan yang layak untuk dipertimbangkan publik. Setiap alternatif dapat dibandingkan dengan tujuan yang diusulkan, kondisi masa depan yang diinginkan,
pengalaman rekreasi yang diinginkan, fasilitas, strategi manajemen dan tindakan, standar kualitas, kapasitas pengunjung, nilai ekonomi, kebutuhan anggaran yang
diproyeksikan, dan program pemantauan NARRP, www.narrp.org.
Sedangkan untuk pemeliharaan lanskap adalah suatu upaya untuk menjaga dan merawat areal lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar
kondisinya tetap baik atau sedapat mungkin mempertahankan pada keadaan yang sesuai dengan tujuan rancangan atau desain semula Arifin dan Arifin, 2005.
Pemeliharaan taman
meliputi pembersihan
areal taman,
penyiangan, penggemburan tanah, penyiraman, pemangkasan, pengendalian hama dan
penyakit, pemupukan, pemindahan tanaman, pembibitan dan pemeliharaan peralatan.
Prinsip-prinsip pemeliharaan taman untuk mencapai efektivitas di dalam pemeliharaan taman antara lain :
1. Penetapan tujuan dan standar pemeliharaan. 2. Pemeliharaan harus dilakukan secara ekonomis, baik waktu, tenaga, peralatan
maupun bahan. 3. Operasional pemeliharaan hendaknya didasarkan pada rencana pemeliharaan
telah disusun. 4. Jadwal pekerjaan pemeliharaan taman harus didasarkan pada kebijaksanaan
dan prioritas yang benar. 5. Penekanan pada pemeliharaan pencegahan.
6. Sistem pemeliharaan harus diorganisasikan dengan baik. 7. Dana harus cukup tersedia untuk mendukung program pemeliharaan yang
telah ditetapkan. 8. Ketersediaan tenaga kerja yang cukup untuk menjalankan fungsi-fungsi
pemeliharaan. 9. Program pemeliharaan harus dirancang melindungi lingkungan alami.
10. Pengelola pemeliharan taman bertanggung jawab terhadap keamanan umum dan para operator pemelihara taman.
11. Pemeliharaan harus menjadi pertimbangan dalam perencanaan awal. 12. Operator pemeliharaan bertanggung jawab pada pengelola pemeliharaan
taman. Di dalam lanskap dikenal adanya pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik.
Menurut Arifin dan Arifin 2005, pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu pada tujuan desain semula, karenanya pada waktu tertentu perlu
diadakan suatu evaluasi. Sedangkan pemeliharaan fisik merupakan pemeliharaan taman untuk mengimbangi pemeliharaan ideal sehingga taman tetap rapi, indah,
asri dan nyaman. Pemeliharaan ideal didukung oleh upaya-upaya seperti berikut:
1. Perencanaan dan perancangan taman dengan pola yang sederhana sehingga memudahkan pemeliharaan fisik.
2. Penggunaan elemen taman, baik elemen keras maupun elemen tanaman, hendaknya yang tidak sulit dicari agar tidak menyulitkan dalam penggantian
atau penyulaman tanaman. 3. Pemilihan sistem struktur yang kuat dan awet serta pemilihan bahan-bahan
perkerasan yang sesuai. 4. Pembuatan pola sirkulasi yang jelas dan rasional sehingga alur kegiatan di
dalam taman selalu lancar. 5. Perlengkapan taman yang memadai, meliputi penerangan lampu pada malam
hari, jaringan utilitas yang ada di bawah taman direncanakan dengan baik sehingga tidak terjadi bongkar pasang pada permukaan tanah.
Kapasitas kerja para operator taman mempengaruhi efisiensi biaya pemeliharaan taman. Tenaga kerja yang efektif sesuai dengan kemampuan tenaga
dan keterampilan membuat anggaran pemeliharaan optimal Efisiensi dan efektivitas pemeliharaan taman dipengaruhi oleh penguasaan teknik pemeliharaan
yang baik dan peralatan yang memadai. Oleh karena itu, pemelihara taman hendaknya memiliki peralatan pemeliharaan yang tepat, mengetahui jenis
peralatan yang digunakan, fungsi, serta kerjanya. Efektivitas kerja operator pemeliharaan taman menurut Arifin dan Arifin 2005 sangat ditentukan oleh:
1. Motivasi kerja dan tingkat keterampilan yang dimiliki para pegawai pemeliharaan taman.
2. Sistematika jadwal perencanaan pemeliharaan taman. 3. Ketersediaan alat dan bahan yang sesuai dengan kebutuhan.
4. Tingkat pengawasan pekerjaan di lapang. 5. Kelancaran komunikasi antara pimpinan manajer dengan para mandor serta
antara mandor dengan operator pemeliharaan taman di lapang.
BAB III METODOLOGI
3.1 Lokasi dan Waktu Magang
Kegiatan magang dilaksanakan di Kawasan Ancol Ecopark Taman Impian Jaya Ancol, Kecamatan Ancol, Jakarta Utara. Pelaksanaan kegiatan
magang dilakukan selama 12 minggu, yaitu sejak tanggal 21 Februari hingga 13 Mei 2011, yang secara rutin dilakukan setiap hari Senin sampai Jumat pukul
08.00-17.00 WIB. Kegiatan magang ini dilakukan dibawah bimbingan kepala bagian lanskap di Departemen Perencanaan Rekreasi dan Resort, Taman Impian
Jaya Ancol. Adapun peta lokasinya seperti pada Gambar 1.
Peta Jakarta Peta
Taman Impian Jaya Ancol
Peta Ancol Ecopark
Sumber :
http:www.google.com, 2011
Gambar 1 Peta Lokasi Ancol Ecopark
Keterangan Gambar Batas Area Taman Impian Jaya Ancol
Batas Area Ancol Ecopark
3.2 Metode Magang
Pada kegiatan magang ini status mahasiswa adalah “research student” yang mengikuti kegiatan perencanaan dan pengelolaan lanskap Ancol Ecopark. Namun
pada skripsi ini pembahasannya akan fokus pada proses implementasi pembangunan lanskapnya. Metode magang yang dilakukan menggunakan
beberapa pendekatan teknis dan analisis data yang telah diambil.
3.2.1 Pendekatan teknis manajerial, yaitu : a. Mempelajari organisasi perusahaan dan sistem kerja, khususnya bagian
perencanaan rekreasi dan pemeliharaan taman, b. Mempelajari manajerial proses implementasi perencanaan Ancol
Ecopark yang mencakup perencanaan awal, proses implementasi perencanaan, pengawasan pembangunan, dan pemeliharaan taman.
3.2.2 Pendekatan teknis pekerjaan lapang, yaitu : a. Manajemen kerja di lapang khususnya yang mencakup proses
pemeliharaan taman, pengkoordinasian dan penjadwalan tenaga kerja pemeliharaan,
b. Berpartisipasi langsung dalam pengawasan proses implementasi perencanaan Ancol Ecopark dan redesain beberapa spot pada
perencanaan awal. 3.2.3 Metode pengambilan data yang bertujuan untuk mengumpulkan data yang
dibutuhkan untuk analisis lebih lanjut Tabel 1. Pengambilan data dilakukan dengan cara:
a. Pengenalan kondisi umum dan kondisi biofisik Ancol Ecopark, Taman Impian Jaya Ancol,
b. Kegiatan survei yang dilakukan dengan cara : 1. Pengamatan langsung terhadap sistem pemeliharaan lanskap di Ancol
Ecopark, seperti
proses berlangsungnya
pemeliharaan dan
implementasi desain perencanaan awal, 2. Pendokumentasian kondisi lanskap Ancol Ecopark beserta hal-hal
yang mencakup pemeliharaan lanskap.