Kebutuhan dana perusahaan merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan dividen karena posisi kas perusahaan harus diperhatikan.
2. Likuiditas perusahaan.
Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak kebijakan dividen karena dividen merupakan kas keluar bagi perusahaan, maka semakin besar
posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
3. Kemampuan meminjam
Perusahaan yang memiliki kemampuan meminjam lebih besar akan memiliki kemampuan untuk membayar dividen yang lebih besar pula.
4. Keadaan pemegang saham
Jika keadaan pemegang saham lebih besar berorientasi pada capital gain, maka dividend payout akan rendah, sehingga memungkinkan perusahaan untuk menahan
laba untuk investasi yang profitable. 5.
Stabilitas dividen Bagi para investor faktor stabilitas dividen akan lebih menarik daripada dividend
payout ratio yang tinggi. Menurut Twaijry 2008 faktor penentu paling penting dalam strategi dividen
adalah: 1.
Pola dividen masa lalu. 2.
Stabilitas pendapatan. 3.
Laba saat ini dan masa yang akan datang.
2.1.5. Current Ratio CR
Universitas Sumatera Utara
Merupakan rasio likuiditas liquidity ratio menggambarkan kemampuan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiv a
lancar yan g ada. Current ratio sendiri merupakan salah satu indikator dari rasio likuiditas. Current ratio merupakan rasio antara lancar dengan hutang lancar yang
dimiliki oleh perusahaan. rasio ini mengukur aktiva yang dimiliki perusahaan dalam hutang lancar perusahaan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Astuti 2006 dan
penelitian yang dilakukan oleh Ulupui 2006 menyatakan bahwa dengan kenaikan current ratio, maka akan meningkatkan return saham. Jika return tersebut meningkat
maka saham tersebut akan diminati oleh para investor.
2.1.6. Debt To Equity Ratio DER
Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham
terhadap pemberi pinjaman. Dalam Dwiarti 2009, financial leverage digunakan untuk mengukur besarnya aktiva yang dibiayai dengan hutang. Investor akan menilai bahwa
perusahaan yang memiliki hutang yang tinggi akan memiliki kemampuan rendah untuk membayar dividen, karena return yang diperoleh akan diprioritaskan untuk digunakan
membayar hutang beserta bunganya. Saham yang memberikan dividen kecil membuat harga cenderung turun karena minat investor akan rendah untuk memiliki atau
membelinya. Jadi akan beresiko tinggi jika berinvestasi pada saham yang memiliki leverage tinggi.
2.1.7. Returm on Assets ROA
Return on Assets ROA menggambarkan kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan untuk operasional
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. Return on assets digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan jumlah assets yang
dimiliki, return on asset akan dapat menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham. Kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva
yang digunakan akan berdampak pada pemegang saham perusahaan. Return on asset yang semakin bertambah menggambarkan kinerja perusahaan yang semakin
baik dan para pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari dividen yang diterima semakin meningkat. Atau semakin meningkatnya harga maupun return
saham. Namun dalam kenyataannya teori tersebut tidak sepenuhnya didukung oleh bukti empiris yang dilakukan beberapa peneliti sebelumnya. Salah satu bukti
empiris yang dilakukan Trisnawati 1999 menunjukkan bahwa return on assets ROA tidak signifikan berpengaruh terhadap return saham. Sedangkan hasil
penelitian dari Hardiningsih dkk 2002 menunjukkan bahwa return on assets berpengaruh signifikan dan positif terhadap return saham. Dari dua hasil
penelitian tersebut, ternyata profitabilitas perusahaan menunjukkan hasil yang berbeda-beda, sedangkan teori yang mendasari menyatakan semakin tinggi return
on asset berarti kinerja perusahaaan semakin baik dan return semakin tinggi 2.1.8.
Cash Flow to Debt CFD
Cash flow to debt adalah membandingkan operasi perusahaan arus kas untuk total hutang, yang untuk tujuan rasio ini didefiniskan sebagai jumlah dari
pinjaman jangka pendek, bagian lancar dari utang jangka panjang. Rasio ini memberikan indikasi kemampuan perusahaan untuk menutup total utang dengan
arus kas tahunannya dari operasi. Dalam penelitian Munthe 2009, semakin
Universitas Sumatera Utara
tinggi rasio persentase, semakin baik kemampuan perusahaan untuk membayarkan total hutang.
2.1.9. Size