1. Bagi investor, penelitian ini dapat berperan sebagai informasi dalam pengambilan
keputusan investasi di pasar modal. 2.
Bagi peneliti, dapat memberikan kontribusi keilmuan terutama dalam menambah ilmu pengetahuan dan mengembangkan wawasan mengenai pasar modal,
khususnya faktor-faktor yang mempengaruhi return saham. 3.
Para akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan literatur yang membantu di dalam perkembangan ilmu akuntansi dan menambah wawasan
tentang analisa saham. 4.
Bagi perusahaan emiten, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi para pemegang saham dan manajemen perusahaan serta pemakai laporan
keuangan dalam memahami rasio keuangan dalam mempengaruhi return saham perusahaan yang dijadikan informasi untuk pengambilan keputusan.
1.5. Originalitas
Penelitian ini merupakan replikasi terhadap penelitian sebelumnya yang dilakukan Munthe 2009, yang berjudul Pengaruh Faktor Fundamental terhadap
Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Kesimpulan dalam penelitian ini, return on equity, rasio lancar, cash
flow to debt, price book value dan total asset secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return dapat diterima keseluruhan. Secara parsial, faktor yang
berpengaruh signifikan terhadap perubahan rate of return adalah return on equity. Sedangkan variabel lain tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan
besarnya return. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya:
Universitas Sumatera Utara
1. Data sekunder yang digunakan peneliti sebelumnya menggunakan data tahun 2003
– 2007, sedangkan penelitian ini menggunakan data tahun 2008–2011. 2.
Variabel independen yakni rasio keuangan yang digunakan oleh peneliti terdahulu adalah current ratio, return on equity, cash flow to debt,price book value, size,
sedangkan pada penelitian ini menggunakan variabel independen current ratio, return on asset, debt to equity ratio, cash flow, size, cash flow to debt, dan
menambah satu variabel moderating yaitu kebijakan dividen.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1. Saham
Saham menurut Lubis 2006: 59 secara sederhana dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan atau perseroan terbatas. Umumnya saham yang dikenal sehari-hari merupakan saham biasa
common stok. Berikut ini jenis-jenis pembagian saham menurut Widoatmodjo 2009: 99:
1. Saham biasa common stok. Saham ini yang menempatkan pemiliknya pada posisi
paling junior dalam pembagian dividen dan hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan dilikuidasi.
2. Saham preferen. Saham preferen merupakan saham yang memiliki berbagai
kelebihan. Kelebihan ini dihubungkan dengan pembagian dividen atau pembagian aktiva pada saat likuidasi. Saham preferen akan memperoleh terlebih dulu
pembagian deviden sesuai dengan yang nilai yang telah ditetapkan sebelum pemegang saham biasa. Dividen saham preferen tidak terutang atas waktu, tetapi
terutang apabila sudah diumumkan oleh perusahaan. Ada 2 dua keuntungan yang diperoleh investor dengan membeli atau memiliki
saham, yaitu: 1.
Dividen Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham
Universitas Sumatera Utara
atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Dividen diberikan setelah mendapatkan persetujuan dari pemegang saham dalam RUPS.
2. Capital gain
Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual. Capital gain terbentuk dengan adanya aktivitas perdagangan saham di pasar sekunder.
Umumnya investor dengan orientasi jangka pendek mengejar keuntungan melalui capital gain
2.1.2. Return Saham
Return merupakan tingkat keuntungan dari suatu investasi. Sedangkan resiko merupakan kemungkinan perbedaan antara return aktual yang diterima dengan return
yang diharapkan. Jogiyanto 2003:103 membedakan return saham menjadi dua jenis yaitu return realisasi realized return dan return ekspektasi expected return. Return
realisasi ini penting dalam mengukur kinerja perusahaan dan sebagai dasar penentuan return dan resiko di masa mendatang. Sedang return ekspektasi adalah return yang
diharapkan akan terjadi di masa yang akan datang dan bersifat tidak pasti. Selain memperhatikan keuntungannya, investor juga perlu memperhatikan resiko apa saja
yang timbul atas suatu investasi dan apa saja informasi yang ada di pasar modal. Menurut Tandelilin 2001, sumber-sumber dari return investasi terdiri dari dua
komponen utama, yaitu: 1.
Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi.
2. Capital gain loss merupakan kenaikan penurunan harga dari suatu surat
berharga bisa saham maupun surat hutang jangka panjang, yang bisa
Universitas Sumatera Utara
memberikan keuntungan kerugian para investor. Dengan kata lain capital gain loss adalah selisih harga beli dan harga jual.
Bursa efisiensi pasar adalah masalah yang penting bagi investor untuk merumuskan masalah yang penting bagi investor untuk merumuskan strategi investasi
jangka pendek maupun jangka panjang. Sebuah pasar yang efisien adalah yang menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh umum. Ini memberikan penilaian secara
objektif tentang sekuritas beresiko, yang mengakibatkan kemungkinan hilangnya untuk mendapatkan abnormal return dibawah kondisi kepastian Kumar dan Dhankar, 2011.
Menurut Jogiyanto 2003: 107 return saham dapat dirumuskan sebagai berikut: Return Saham =
Pt – Pt−1 Pt−1
Keterangan: Pt = Harga saham periode tahun t
P
t-1
Dalam penelitian ini return saham dihitung dengan cara mengurangkan harga saham pada waktu tertentu dengan harga saham pada periode sebelumnya serta
memasukkan unsur dividen yang diterima oleh para pemegang saham. = Harga saham periode tahun t-1
2.1.3. Dividen
Salah satu return yang akan diperoleh para pemegang saham adalah dividen. Dividen merupakan bagian dari laba bersih yang dibagikan kepada para
pemegang saham pemilik modal sendiri. Menurut Sunariyah 2004: 48 dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut
atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Berdasarkan pendapat tersebut,
Universitas Sumatera Utara
maka dapat dikatakan bahwa dividen merupakan proporsi pembagian laba yang diperoleh perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham perusahaan
. Dividen memiliki efek pada harga saham dan pertumbuhan masa depan
perusahaan, tata kelola perusahaan harus memiliki strategi dividen yang cocok. Ada pendekatan dividen seperti dividen yang stabil, rasio payout, dan ketersediaan uang
tunai Al Twaijry, 2007.
Menurut Arifin 2004: 60 pembayaran dividen banyak terkait dengan struktur kepemilikan mempengaruhi besar pembayaran dividen dari dua sisi, yaitu pertama
ketika kepemilikan perusahaan terkonsentrasi hanya ada beberapa pemilik, asyimmetric information antara orang dalam dan orang luar perusahaan relative kecil
sehingga manajer tidak perlu menggunakan dividen untuk menyampaikan informasi.
Menurut Darmaji dan Fachruddin 2006: 9 dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa:
1. Dividen Tunai
Dividen tunai artinya kepada setiap pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah rupiah tertentu untuk setiap saham.
2. Dividen Saham Dividen saham artinya kepada para pemegang saham saham diberikan dividen
sejumlah saham sehingga jumlah saham yang dimiliki oleh seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen saham tersebut.
Sedangkan Baridwan 2004: 233 menyatakan dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham dapat berbentuk:
1.
Dividen yang berbentuk uang
Universitas Sumatera Utara
Pembagian dividen yang paling sering dilakukan adalah dalam bentuk uang. Para pemegang saham akan menerima dividen sebesar tarif per lembar dikalikan
jumlah lembar yang dimiliki.
2.
Dividen yang berbentuk aktiva selain kas dan saham sendiri Dividen yang dibagikan kadang–kadang tidak berbentuk uang tunai, tetapi berupa
aktiva seperti saham perusahaan lain atau barang–barang hasil produksi perusahaan yang membagikan dividen tersebut. Pemegang saham yang menerima
dividen seperti ini mencatat dalam bukunya dengan jumlah sebesar harga pasar yang diterimanya.
3. Dividen saham stock dividen Penerimaan dividen dalam bentuk saham dari perusahaan yang membagi
saham disebut dividen saham. Saham yang diterima berbentuk saham yang sama dengan yang dimiliki atau saham jenis yang lain.
2.1.4. Kebijakan Dividen
Menurut Sartono 2001: 281 “kebijakan dividen adalah keputusan apakah yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen
atau akan ditahan dalam bentuk laba ditahan guna pembiayaan investasi di masa datang”. Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka
akan mengurangi laba yang ditahan dan selanjutnya mengurangi total sumber dana intern atau internal financing. Sebaliknya, jika perusahaan memilih untuk menahan
laba yang diperoleh, maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar. Menurut Husnan dan Pudjiastuti 2006: 334 pendapat tentang dividen
dikelompokkan menjadi 3 tiga, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
1. Dividen dibagi sebesar–besarnya
Argumentasi pendapat ini adalah bahwa harga saham dipengaruhi oleh dividen yang dibayarkan. Argumentasi ini mempunyai kesalahan dalam hal bahwa
peningkatan pembayaran dividen hanya dimungkinkan apabila laba yang diperoleh oleh perusahaan juga meningkat. Perusahaan tidak bisa membagikan
dividen yang makin besar apabila laba yang diperoleh tidak meningkat. Memang benar kalau perusahaan mampu meningkatkan pembayaran dividen
karena peningkatan laba, harga saham akan naik. Harga saham tersebut disebabkan karena kenaikan laba dan bukan kenaikan pembayaran dividen.
2. Dividen tidak relevan Mereka yang menganut pendapat ini mengatakan bahwa perusahaan bisa saja
membagikan dividen yang banyak ataupun sedikit, asalkan dimungkinkan menutup kekurangan dana dari sumber ekstern, jadi yang penting adalah apakah
investasi yang tersedia diharapkan akan memberikan NPV yang positif, tidak peduli apakah dana yang dipergunakan untuk membiayai berasal dari dalam
perusahaan menahan laba ataukah dari luar perusahaan menerbitkan saham baru. Dampak pilihan keputusan tersebut sama saja bagi kekayaan pemodal,
atau keputusan dividen adalah tidak relevan the irrelevant of dividend.
3. Dividen dibagikan sekecil–kecilnya
Penganut pendapat bahwa dividen seharusnya dibagikan sekecil – kecilnya, mengabaikan adanya biaya emisi floatation cost. Apabila perusahaan
menerbitkan saham baru, perusahaan akan menanggung berbagai biaya yang disebut sebagai floatation cost, seperti fee untuk underwriter, biaya
Universitas Sumatera Utara
notaris, akuntan, konsultan hukum, pendaftaran saham saham, dan sebagainya, yang berkisar antara 2 – 4 .
Kebijakan dividen adalah suatu kebijakan perusahaan sehubungan dengan membayar pendapatan sebagai dividen dibandingkan mempertahankan mereka untuk
reinvestasi di perusahaan Mgbame, 2011. Ini adalah pembagian keuntungan antara pembayaran kepada pemegang saham dan investasi kembali dalam perusahaan. Dengan
demikian kebijakan dividen merupakan bagian penting dari jangka panjang strategi perusahaan pembiayaan.
Ada beberapa teori yang digunakan sebagai landasan dalam menentukan kebijakan dividen untuk perusahaan, sehingga dapat dijadikan pemahaman mengapa
suatu perusahaan mengambil kebijakan dividen tertentu. Teori-teori tersebut adalah sebagai berikut Brigham dan Houston, 2001:
1. Teori irelevansi dividen dividend irrelevance theory Merton Miller dan Franco Modigliani 1961 berpendapat, nilai suatu
perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya dividend payout ratio, tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak EBIT dan resiko perusahaannya.
Jadi menurut Miller dan Modigliani, dividen adalah tidak relevan untuk diperhitungkan karena tidak akan meningkatkan kesejahteraan pemegang
saham. Menurut Miller dan Modigliani, kenaikan nilai perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau earning
power dari asset perusahaan. Pernyataan Miller dan Modigliani ini didasarkan pada beberapa asumsi
penting yang lemah seperti:
Universitas Sumatera Utara
a. Pasar modal sempurna dimana para investor rasional b. Tidak ada biaya emisi saham jika perusahaan menerbitkan saham baru.
c. Tidak ada pajak baik perorangan maupun pajak penghasilan perusahaan. d. Informasi tentang investasi tersedia untuk setiap individu.
2. Teori ”bird-in-the-hand” bird in the hand theory Menurut Keown 2000,611 kepercayaan bahwa pendapatan dividen
mempunyai nilai lebih tinggi bagi investor daripada pendapatan modal. Sedangkan menurut Litner 1962 mengemukakan bahwa para pemegang
saham lebih suka kalau keuntungan dibagikan dalam bentuk dividen dari pada retained earning. Alasan mereka adalah pembayaran dividen merupakan
penerimaan yang pasti disbanding dengan capital gain. Mereka mengkiaskan bahwa satu burung ditangan lebih berharga daripada seribu burung di udara.
Teori inilah yang kemudian disebut sebagai bird in the hand theory. 3. Teori Preferensi Pajak tax preference theory
Apabila dividen dikenakan pajak dengan jumlah yang lebih tinggi dari pada pajak atas capital gain, pemodal menginginkan agar dividen tersebut dibagikan dalam
jumlah kecil dengan maksud untuk memaksimumkan nilai perusahaan.
Menurut Atmajaya, 1994 faktor yang mempengaruhi dalam menetukan kebijakan dividen, antara lain:
1. Perjanjian hutang, pada umumnya perjanjian hutang antara perusahaan dengan
kreditor membatasi pembayaran dividen. 2.
Pembatasan dari saham preferen, tidak ada pembayaran dividen untuk saham biasa jika dividen saham preferen belum dibayar.
Universitas Sumatera Utara
3. Tersedianya kas, dividen berupa uang tunai hanya dapat dibayar jika tersedia uang
tunai yang cukup. 4.
Pengendalian, jika manajemen ingin mempertahankan control terhadap perusahaan, ia cenderung menjual saham baru. Akibat dividen yang dibayarkan
kecil. 5.
Kebutuhan dana untuk investasi, perusahaan yang berkembang selalu membutuhkan dana baru untuk diinvestasikan pada proyek-proyek yang
menguntungkan. 6.
Fluktuasi laba, jika laba perusahaan cenderung stabil, perusahaan dapat membagikan dividen yang relative besar tanpa takut harus menurunkan dividen jika
laba tiba-tiba merosot. Sebaliknya jika laba perusahaan berfluktuasi dividen sebaiknya kecil agar kestabilan terjaga.
Dividend Payout Ratio DPR merupakan rasio antara antara dividend per share dengan earning per share. Dividend Payout Ratio mencerminkan kebijakan
dividen dari manajemen mengenai besarnya dividen yang harus dibagikan kepada pemegang saham.
Ada dua prediksi dari teori pecking order Chang, 2009:
1. Internal keuangan yang pertama kali digunakan untuk melakukan investasi sebelum
pembayaran dividen. Dengan demikian, investasi diperkirakan memiliki pengaruh negatif terhadap pembayaran dividen.
2. Investasi akan dikorbankan atau ditunda karena keuangan internal yang telah
digunakan untuk membayar dividen. Oleh karena itu, pembayaran dividen memiliki pengaruh negatif terhadap investasi. Prediksi ini disempurnakan menjadi prediksi
diuji bahwa ada interaksi negatif antara dividend payout ratio dan investasi.
Menurut Sartono 2001:292, faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen ada lima, yaitu:
1. Kebutuhan dana perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Kebutuhan dana perusahaan merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan kebijakan dividen karena posisi kas perusahaan harus diperhatikan.
2. Likuiditas perusahaan.
Likuiditas perusahaan merupakan pertimbangan utama dalam banyak kebijakan dividen karena dividen merupakan kas keluar bagi perusahaan, maka semakin besar
posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
3. Kemampuan meminjam
Perusahaan yang memiliki kemampuan meminjam lebih besar akan memiliki kemampuan untuk membayar dividen yang lebih besar pula.
4. Keadaan pemegang saham
Jika keadaan pemegang saham lebih besar berorientasi pada capital gain, maka dividend payout akan rendah, sehingga memungkinkan perusahaan untuk menahan
laba untuk investasi yang profitable. 5.
Stabilitas dividen Bagi para investor faktor stabilitas dividen akan lebih menarik daripada dividend
payout ratio yang tinggi. Menurut Twaijry 2008 faktor penentu paling penting dalam strategi dividen
adalah: 1.
Pola dividen masa lalu. 2.
Stabilitas pendapatan. 3.
Laba saat ini dan masa yang akan datang.
2.1.5. Current Ratio CR
Universitas Sumatera Utara
Merupakan rasio likuiditas liquidity ratio menggambarkan kemampuan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiv a
lancar yan g ada. Current ratio sendiri merupakan salah satu indikator dari rasio likuiditas. Current ratio merupakan rasio antara lancar dengan hutang lancar yang
dimiliki oleh perusahaan. rasio ini mengukur aktiva yang dimiliki perusahaan dalam hutang lancar perusahaan. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Astuti 2006 dan
penelitian yang dilakukan oleh Ulupui 2006 menyatakan bahwa dengan kenaikan current ratio, maka akan meningkatkan return saham. Jika return tersebut meningkat
maka saham tersebut akan diminati oleh para investor.
2.1.6. Debt To Equity Ratio DER
Rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham
terhadap pemberi pinjaman. Dalam Dwiarti 2009, financial leverage digunakan untuk mengukur besarnya aktiva yang dibiayai dengan hutang. Investor akan menilai bahwa
perusahaan yang memiliki hutang yang tinggi akan memiliki kemampuan rendah untuk membayar dividen, karena return yang diperoleh akan diprioritaskan untuk digunakan
membayar hutang beserta bunganya. Saham yang memberikan dividen kecil membuat harga cenderung turun karena minat investor akan rendah untuk memiliki atau
membelinya. Jadi akan beresiko tinggi jika berinvestasi pada saham yang memiliki leverage tinggi.
2.1.7. Returm on Assets ROA
Return on Assets ROA menggambarkan kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva yang digunakan untuk operasional
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. Return on assets digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan berdasarkan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan jumlah assets yang
dimiliki, return on asset akan dapat menyebabkan apresiasi dan depresiasi harga saham. Kinerja keuangan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih dari aktiva
yang digunakan akan berdampak pada pemegang saham perusahaan. Return on asset yang semakin bertambah menggambarkan kinerja perusahaan yang semakin
baik dan para pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari dividen yang diterima semakin meningkat. Atau semakin meningkatnya harga maupun return
saham. Namun dalam kenyataannya teori tersebut tidak sepenuhnya didukung oleh bukti empiris yang dilakukan beberapa peneliti sebelumnya. Salah satu bukti
empiris yang dilakukan Trisnawati 1999 menunjukkan bahwa return on assets ROA tidak signifikan berpengaruh terhadap return saham. Sedangkan hasil
penelitian dari Hardiningsih dkk 2002 menunjukkan bahwa return on assets berpengaruh signifikan dan positif terhadap return saham. Dari dua hasil
penelitian tersebut, ternyata profitabilitas perusahaan menunjukkan hasil yang berbeda-beda, sedangkan teori yang mendasari menyatakan semakin tinggi return
on asset berarti kinerja perusahaaan semakin baik dan return semakin tinggi 2.1.8.
Cash Flow to Debt CFD
Cash flow to debt adalah membandingkan operasi perusahaan arus kas untuk total hutang, yang untuk tujuan rasio ini didefiniskan sebagai jumlah dari
pinjaman jangka pendek, bagian lancar dari utang jangka panjang. Rasio ini memberikan indikasi kemampuan perusahaan untuk menutup total utang dengan
arus kas tahunannya dari operasi. Dalam penelitian Munthe 2009, semakin
Universitas Sumatera Utara
tinggi rasio persentase, semakin baik kemampuan perusahaan untuk membayarkan total hutang.
2.1.9. Size
Ukuran perusahaan merupakan salah satu alat untuk mengukur besar kecilnya suatu perusahaan. Perusahaan besar mungkin lebih memiliki pemikiran
yang luas, skill karyawan yang tinggi, sumber informasi yang banyak dibandingkan dengan perusahaan kecil. Karyawan, aktiva, penjualan, market
value dan value added adalah beberapa ukuran
umum untuk menentukan besar kecilnya suatu perusahaan.
Ukuran untuk menentukan ukuran perusahaan adalah dengan log natural dari total asset.
2.1.10. Price Book Value PBV
Price Book Value merupakan rasio antara harga saham terhadap nilai bukunya. Bila suatu perusahaan mempunyai price Book Value di atas 1 1
maka harga saham perusahaan tersebut dinilai lebih tinggi daripada nilai bukunya yang menggambarkan kinerja perusahaan tersebut semakin baik dimata investor.
Dengan demikian semakin tinggi price Book Value maka return saham akan meningkat. Bukti empiris yang menghubungkan dengan return saham, antara lain
dilakukan oleh Siddharta Utama dan Anto Yulianto BS 1998 meneliti tentang kajian antara price to book value dan imbal hasil saham pada BEI, menunjukkan
bahwa berpengaruh negatif dengan return saham. Hasil penelitian tersebut bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Faried 2008 bahwa price
Universitas Sumatera Utara
Book Value merupakan faktor fundamental yang berhubungan positif dengan return saham.
2.1.11. Total Assets Turn Over TATO
Total asset turn over merupakan salah satu rasio aktivitas, yaitu yang menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan aktiva yang
dimilikinya atau perputaran aktiva-aktiva tersebut. total asset turn over digunakan untuk mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aktiva dalam
menghasilkan penjualan. Nilai total asset turn over yang tinggi akan mengurangi ketidakpastian investor
dalam menanamkan dananya. Dari penjualan yang tinggi diharapkan dapat dihasilkan return yang tinggi juga.
2.1.12. Arus Kas Cash Flow
Aliran kas bersih net cash flow sering digunakan sebagai ukuran kelayakan suatu proyek yang diperoleh dari selisih antara aliran kas masuk cash
inflow dengan aliran kas keluar cash outflow. Suatu proyek dinyatakan layak apabila net cash flow positif. Dalam studi kelayakan proyek tersebut, net cash
flow yang diperhitungkan bukan aliran kas yang telah terjadi tetapi sebagai proyeksi di masa depan dari proyek yang akan didirikan, sehingga kelayakan
proyek tidak semata-mata diukur dari net cash flow, tetapi terdapat ukuran selanjutnya seperti pendekatan-pendekatan nilai sekarang present value yang
diukur dari net present value NPV, profitability index PI dan internal rate of return IRR
.
Universitas Sumatera Utara
Namun ukuran cash flow yang digunakan adalah cash flow yang diperoleh dari aliran kas yang telah terjadi yang tercermin dalam laporan arus kas yang
terdiri dari arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Dengan demikian secara matematis, cash flow menurut Brealey 2008: 66
dapat dirumuskan: Cash Flow CF = AKO + AKI + AKP
dimana: CF = arus kas cash flow, AKO = arus kas bersih dari aktivitas operasi, AKI = arus kas bersih dari aktivitas investasi dan AKP = arus kas bersih
dari aktivitas pendanaan. Jika cash flow meningkat, maka hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar dividen juga semakin meningkat,
sehingga meningkatkan kepercayaan para investor terhadap kinerja
perusahaan.
Ada 3 tiga alat pengukuran untuk menganalisis arus kas yang lebih efisien Delaney dan Carlton, 2008:
1. Arus kas operasi membuat kemampuan perusahaan yang lebih kuat untuk
menghasilkan kas dari bisnis utamanya 2.
Arus kas bebas membuat gambaran jelas dari prioritas kas strategis perusahaan 3.
Arus kas internal membuat pemahaman yang lebih baik tentang ketergantungan perusahaan pada pembiayaan luar.
2.1.13. Net Profit Margin
Net Profit Margin adalah laba bersih dibagi dengan penjualan bersih. Rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh peruasahan yang dilakukan pada
setiap penjualan. Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini maka dianggap semakin baik
Universitas Sumatera Utara
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi.
2.1.14. Pertumbuhan Penjualan
Peningkatan penjualan menghasilkan peningkatan kebutuhan modal kerja, yang dapat mempengaruhi pembayaran dividen. Pertumbuhan penjualan mencerminkan
keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang akan datang. Pertumbuhan penjualan juga merupakan
indikator permintaan dan daya saing perusahaan dalam suatu industri. Pertumbuhan penjualan yang tinggi maka akan mencerminkan pendapatan meningkat sehingga
cenderung harga saham meningkat.
2.2 Review Penelitian Terdahulu
Munthe 2009 menguji kandungan current ratio, cash flow to debt CFD, price book value PBV, size dalam hubungannya dalam return saham. Sampel yang digunakan
berjumlah 32 emiten manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil analisis menunjukkan bahwa dari beberapa faktor fundamental seperti current, ratio, return on
equity, cash flow to debt, price book value dan ukuran perusahaan size secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Tetapi secara parsial hanya
return on equity yang berpengaruh secara return saham. Dalam penelitian Astuti 2006 menguji data secara simultan dengan
menggunakan semua variabel independen yaitu current ratio CR, debt to equity DER, price book value PBV dan total asset turn over TATO berpengaruh secara simultan
terhadap return saham. Secara parsial current ratio, price book value, dan total asset turn over secara signifikan dan positif berpengaruh secara parsial terhadap return
saham.
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian Faried 2008 menguji debt to equity ratio, return on asset dan price book value terhadap return saham. Return on asset dan price book value secara
parsial berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Dalam penelitian Ulupui 2007 menguji current ratio, return on asset, total
asset turn over, debt to equity. Current ratio dan return on asset yang secara parsial berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Debt to equity ratio dan total
asset turn over tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Tetapi secara simultan berpengaruh terhadap return saham.
Dalam penelitian Khatik 2004 menguji dividen kas, laba dan cash flow terhadap return saham. Dividen kas dan laba secara parsial berpengaruh secara signifikan
terhadap return saham. Dalam penelitian Estuari 2010 menguji current ratio, debt to equit ratio, return
on investment, earning per shares dan dividend payout ratio terhadap return saham. Secara simultan current ratio, debt to equit ratio, return on investment, earning per
shares dan dividend payout ratio terhadap return saham. Hanya dividen payout ratio yang secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa hasil penelitian terdahulu yang menjadi rujukan dapat dilihat pada Tabel 2.1. dibawah ini :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu dan Hasil Penelitian No
Peneliti Judul Penelitian
Variabel Hasil Penelitian
1 Munthe
2009 Pengaruh faktor fundamental
terhadap return saham pada perusahaan manufaktur
Current Ratio,Return on
equity,Cash Flow to debt CFOD,
Size Return on Equity secara
parsial yang berpengaruh signifikan
terhadap return saham
2 Astuti 2006
Analisis pengaruh fundamental terhadap return
saham Current ratio,
debt to equity ratio,, price to
book value, dan total asset turn
over Current ratio,Price Book
Value dan Total Asset Turn Over secara parsial
signifikan berpengaruh terhadap return saham
3 Ulupui 2007 Analisis pengaruh rasio
likuiditas, leverage, aktivitas, dan profitabilitas terhadap
return saham Current ratio,
Return on asset, debt to equity
ratio, dan total asset turn over
Current ratio,debt to equit ratio dan total
asset turn over secara parsial signifikan
berpengaruh terhadap return saham
4 Faried 2008
Analisis pengaruh faktor fundamental terhadap return
saham Debt to equity
ratio, return on asset, price book
value Return on asset dan
price book value secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap return saham
5 Khatik 2004
Pengaruh informasi fundamental terhadap return
saham Dividen kas, laba,
cash flow Dividen kas laba secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap
return saham
Universitas Sumatera Utara
6 Estuari
2010 Pengaruh CR,DER,ROI, EPS dan
dividend payout ratio terhadap return saham
Current ratio, debt to equity
ratio, return on ivestment,earning
pershares, DPR Dividen payout ratio
secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap return saham
Dengan demikian, dalam penelitian ini peneliti melakukan replikasi dari penelitian-penelitian yang dilakukan dimana penelitian ini sebelum uji faktor
menggunakan 5 rasio keuangan terpilih yang dikategorikan kedalam 5 lima kategori rasio keuangan seperti yang dilakukan oleh peneliti terdahulu. Kelima
kategori itu adalah liquidity ratio diwakili oleh current ratio, leverage ratio yang diwakili oleh debt to equity ratio, activity ratio diwakili oleh total asset turn over,
profitability ratio diwakili oleh return on asset, common stock ratio diwakili oleh dividend per shares, dividend payout ratio, earning per shares, price book value.
Namun setelah adanya uji faktor terdapat 4 rasio keuangan yang digunakan yaitu liquidity ratio diwakili oleh current ratio, leverage ratio yang diwakili oleh debt
to equity ratio, profitability ratio diwakili oleh return on asset, common stock ratio diwakili oleh dividend per shares, dividend payout ratio, earning per
shares.
Universitas Sumatera Utara
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konsep