Organisasi Pelayanan Laboratorium Tuberkulosis a. Jejaring Laboratorium TB

kebersihan laboratorium, dan monitoring pemantauan dan evaluasi Depkes RI, 2007.

2.2.1 Organisasi Pelayanan Laboratorium Tuberkulosis a. Jejaring Laboratorium TB

Laboratorium tuberkulosis tersebar luas dan berada disetiap wilayah, mulai dari tingkat Kecamatan, KabKota, Propinsi, dan Nasional, yang berfungsi sebagai laboratorium pelayanan kesehatan dasar, rujukan maupun laboratorium pendidikanpenelitian. Setiap laboratorium yang memberikan pelayanan pemeriksaan tuberkulosis mulai dari yang paling sederhana, yaitu pemeriksaan apusan secara mikroskopis sampai dengan pemeriksaan paling mutakhir seperti PCR, harus mengikuti acuanstandar. Oleh karena itu diperlukan jejaring laboratorium tuberkulosis untuk menjamin pelaksanaan pemeriksaan yang sesuai standar. Dengan demikian setiap pasien tuberkulosis akan mendapatkan pelayanan yang prima Depkes RI, 2007. Masing-masing laboratorium di dalam jejaring tuberkulosis memiliki fungsi, peran, tugas dan tanggung jawab yang saling berkaitan, mencakup standard mutu pelayanan dan Quality Assurance QA. Sistem jejaring laboratorium dalam Penanggulangan Tuberkulosis di Indonesia memakai sistem pendekatan fungsi Depkes RI, 2007. Sistem jejaring laboratorium TB adalah sebagai berikut: a. Laboratorium mikroskopis TB.Paru pada Unit Pelayanan Kesehatan UPK. Universitas Sumatera Utara 1 UPK dengan kemampuan pelayanan laboratorium hanya pembuatan sediaan apusan dahak dan fiksasi. Misalnya: Puskesmas Satelit PS. 2 UPK dengan kemampuan pelayanan laboratorium mikroskopis deteksi Basil Tahan Asam BTA, dengan pewarnaan Ziehl Neelsen dan pembacaan skala IUATLD. Contoh: Puskesmas Rujukan Mikroskopis PRM, Puskesmas Pelaksana Mandiri PPM, Rumah Sakit, BP4, RSP dan lain-lain. 3 Mutu pemeriksaan laboratorium ini akan ditera oleh laboratorium rujukan uji silang, dapat dilaksanakan oleh laboratoium kesehatan daerah, laboratorium di salah satu Rumah Sakit, BP4 ataupun Rumah Sakit Paru RSP. b. Laboratorium rujukan uji silang mikroskopis 1 Laboratorium ini melaksanakan pemeriksaan mikroskopis BTA seperti pada laboratorium UPK ditambah dengan melakukan uji silang mikroskopis dari laboratorium UPK binaan dalam sistem jejaring. 2 Laboratorium rujukan uji silang mempunyai sarana, pelaksana dan kemampuan yang memenuhi kriteria laboratorium rujukan uji silang mikroskopis. c. Laboratorium rujukan Provinsi 1 Laboratorium ini melakukan pemeriksaan seperti laboratorium uji silang mikroskopis dan memberikan pelayanan pemeriksaan isolasi, identifikasi, uji kepekaan Mycobacterium tuberculosis dari spesimen dahak.. 2 Laboratorium rujukan propinsi melakukan uji silang hasil pemeriksaan mikroskopis laboratorium rujukan uji silang. Universitas Sumatera Utara 3 Laboratorium rujukan propinsi melakukan uji silang ke II jika terdapat kesenjangan antara hasil pemeriksaan mikroskopis Lab UPK dan laboratorium rujukan uji silang d. Laboratorium rujukan Regional. 1 Laboratorium rujukan tingkat regional adalah laboratorium yang melakukan pemeriksaan kultur, identifikasi dan Drug Sensitivity Testing DST M.tb dan Mycobacterium Other Than Tuberculosis MOTT dari dahak dan bahan lain dan menjadi laboratorium rujukan untuk kultur dan DST M.tb bagi laboratorium rujukan tingkat provinsi. 2 Laboratorium rujukan regional secara rutin mengirim tes uji profisiensi kepada laboratorium rujukan provinsi. e. Laboratorium rujukan Nasional. 1 Laboratorium rujukan nasional melakukan pemeriksaan dan penelitian biomolekuler dan mampu melakukan pemeriksaan non konvensional lainnya, serta melakukan uji silang ke dua untuk pemeriksaan biakan. 2 Mutu laboratorium rujukan nasional akan ditera oleh laboratorium rujukan supra nasional yang ditunjuk. Saat ini laboratorium supra nasional bagi laboratorium nasional Indonesia adalah laboratorium TB.Paru di Adelaide, Australia Depkes RI, 2007. Universitas Sumatera Utara 2.2.2 Fungsi, Peran, Tugas dan Tanggung Jawab Laboratorium Tuberkulosis a. Laboratorium Mikroskopis TB UPK 1 Puskesmas Satelit PS dan UPK setara PS merupakan puskesmas yang menerima pasien TB Paru dan melakukan penangananpemeriksaan awal a Fungsi, melakukan pengambilan dahak, pembuatan sediaan dahak sampai fiksasi sediaan dahak untuk pemeriksaan TB.Paru. b Peran, memastikan semua tersangka pasien dan pasien TB.Paru dalam pengobatan diperiksa dahaknya sampai mendapatkan hasil pembacaan. c Tugas, mengambil dahak tersangka pasien TB.Paru, membuat sediaan dan fiksasi sediaan dahak pasien untuk keperluan diagnosis, dan untuk keperluan follow up pemeriksaan dahak dan merujuknya ke PRM. d Tanggung jawab, memastikan semua kegiatan laboratorium TB.Paru berjalan sesuai prosedur tetap, termasuk mutu kegiatan dan kelangsungan sarana yang diperlukan. Bilamana perlu, dalam upaya meningkatkan akses pelayanan laboratorium kepada masyarakat, maka Puskesmas pembantuPustu dapat diberdayakan untuk melakukan fiksasi, dengan syarat harus telah mendapat pelatihan dalam hal pengambilan dahak, pembuatan sediaan dahak sampai fiksasi, dan keamanan dan keselamatan kerja. Pembinaan mutu pelayanan lab di pustu menjadi tanggung jawab PRM Depkes RI, 2007. Universitas Sumatera Utara 2 Puskesmas Rujukan Mikroskopis PRM Puskesmas Pelaksana Mandiri PPM dan UPK setara PRMPPM a Fungsi, laboratorium rujukan dan atau pelaksana pemeriksaan mikroskopis dahak untuk tuberkulosis. b Peran, memastikan semua tersangka pasien dan pasien TB.Paru dalam pengobatan diperiksa dahaknya sampai diperoleh hasil. c Tugas, mengambil dahak tersangka pasien TB.Paru untuk keperluan diagnosis dan follow up, sampai diperoleh hasil. PRM : Menerima rujukan pemeriksaan sediaan dahak dari PS. Mengambil dahak tersangka pasien TB.Paru yang berasal dari PRM setempat untuk keperluan diagnosis dan follow up, sampai diperoleh hasil. d Tanggung jawab, memastikan semua kegiatan laboratorium TB.Paru berjalan sesuai prosedur tetap, termasuk mutu kegiatan dan kelangsungan sarana yang diperlukan Depkes RI, 2007.

b. Laboratorium Rujukan Uji Silang Mikroskopis