Landasan Teori Bagi Petugas Laboratorium TB Paru Puskesmas, sebagai bahan masukan dalam

3 Ziehl Neelsen. Larutan pewarna atau reagen Ziehl Neelsen yang dipergunakan harus diuji kualitasnya dengan cara: a buat sediaan apus dari dahak yang mengandung BTA dan yang tidak mengandung BTA, b lakukan pewarnaan dengan menggunakan larutan Ziehl Neelsen yang akan diuji pada kedua sediaan ini, c bila kualitas larutan pewarna Ziehl Neelsen baik maka, pada sediaan yang mengandung BTA akan terlihat kuman BTA dengan ciri–ciri kuman berbentuk batang, berwarna merahmerah jambu dengan latar belakang berwarna biru sedangkan pada sediaan yang tidak mengandung BTA tidak tampak ciri–ciri tersebut diatas Gerdunas TB, 2001.

2.9 Landasan Teori

Penegakan diagnosis penyakit TB Paru merupakan tahap yang sangat penting dalam program penanggulangan dan pemberantasan penyakit TB Paru. Kesalahan dalam menegakkan diagnosis akan menyebabkan tidak optimalnya proses pengobatan serta berdampak terhadap pencapaian program pemberantasan penyakit menular. Petugas laboratorium puskesmas merupakan tenaga kesehatan yang paling berperan dalam proses penegakan diagnosa penyakit TB, karena pemeriksaan terhadap sputum dahak dari pasien suspek tersangka penderita TB Paru. Angka kesalahan error rate pemeriksaan laboratorium dalam mendiagnosa penyakit TB.Paru merupakan salah satu jenis kesalahan dalam sistem pelayanan medis medical error system. Menurut Zhang et al. 2002 kesalahan sistem pelayanan medis pada tenaga kesehatan seperti petugas laboratorium sebagai individu Universitas Sumatera Utara sampai pada kesalahan pada struktur organisasi secara keseluruhan, seperti digambarkan di bawah ini. Sumber: dimodifiksi dari Medical Error: Is Solution Medical or Cognitif Zhang et al 2002 Gambar 2.1 Kerangka Teori Pengaruh Pengetahuan dan Keterampilan Petugas Laboratorium terhadap Error Rate dalam Penegakan Diagnosa TB Paru Individuals error rate petugas laboratorium Individual-Technology Interaction penggunaan fasilitas mikroskiopis dalam pemeriksaan sputum TB.Paru oleh petugas laboratorium Distributet system : internation among individuals and interaction between groups of people and technology Jejaring Laboratorium mikroskopis TB.Paru Puskesmas Satelit- PRM - Rujukan uji silang Organization structure: coordination, comunication, standarization of work process, knowledge and skills Koordinasi, Komunikasi dan Standar Proses Kerja Laboratorium Puskesmas, Pengetahuan serta Keterampilan Petugas Institusional function : policy and guidelines Kebijakan dan Pedoman Kerja di Laboratorium Puskesmas Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Gambar 2.1 di atas dapat dijelaskan bahwa error rate dalam pemeriksaan TB Paru sebagai berikut : a. Pada tingkatan, error rate dalam pemeriksaan laboratorium untuk mendiagnosa penyakit TB.Paru tidak terlepas dari faktor interaksi antara petugas dengan peralatan yang digunakan individual-technology interaction. b. Pada tingkatan selanjutnya kesalahan medis dapat terjadi akibat dinamika sosial atau interaksi antara kelompok orang dengan teknologi dalam suatu sistem yang terdistribusi distributet system : internation among individuals and interaction between groups of people and technology. c. Pada tingkatan di atasnya, kesalahan medis dapat terjadi akibat faktor struktur organisasi, yang terkait dengan proses koordinasi, komunikasi dan standar proses kerja, pengetahuan serta keterampilan organization structure: coordination, comunication, standarization of work process, knowledge and skills. d. Pada tingkatan yang lebih luas kesalahan medis daat terkait dengan fungsi organisasi dalam membuat kebijakan pedoman dan peraturan institusional function : policy and guidelines. Universitas Sumatera Utara

2.10 Kerangka Konsep