Pencegahan TB Paru Bagi Petugas Laboratorium TB Paru Puskesmas, sebagai bahan masukan dalam

pengetahuan. Sedangkan perilaku atau respons aktif yang secara langsung dapat diamati, misalnya: petugas laboratorium yang melakukan pemeriksaan sputum dahak untuk memastikan seseorang menderita TB Paru atau tidak dapat diamati dari urutan kegiatan pemeriksaan berdasarkan prosedur yang telah ditetapkan.

2.7 Pencegahan TB Paru

Konsep pencegahan penyakit terdiri dari: pencegahan primer, sekunder dan tertier. Apabila individu berada dalam area sehat maka dilakukan upaya pencegahan primer primary prevention yaitu perlindungan kesehatan health protection dan perlindungan khusus spesific protection agar terhindar dari penyakit Kozier, 2000. Apabila individu berada dalam area sakit maka dilakukan upaya pencegahan sekunder yaitu dengan diagnosis dini dan pengobatan yang tepat, serta pencegahan tertier yaitu upaya mencegah penyakit yang menjadi lebih parah atau kondisi tubuh lebih buruk dan rehabilitasi Kozier, 2000. Dalam konteks pemeriksaan secara mikroskopis dalam penegakan diagnosis tuberkulosis paru, termasuk dalam pencegahan sekunder, yang meliputi diagnosis dini dan pengobatan yang tepat. Untuk dapat dilakukan pengobatan terlebih dahulu dilakukan penemuan penderita tuberkulosis. 1 Penemuan Penderita TB Paru Pada Orang Dewasa Penemuan penderita TB dilakukan secara pasif, artinya penjaringan tersangka penderita dilaksanakan pada mereka yang datang berkunjung ke unit pelayanan kesehatan. Penemuan secara pasif tersebut didukung dengan penyuluhan secara Universitas Sumatera Utara aktif, baik oleh petugas kesehatan maupun masyarakat untuk meningkatkan cakupan penemuan tersangka penderita. Selain itu semua kontak penderita TB paru BTA positif dengan gejala sama, harus diperiksa dahaknya. Semua tersangka penderita diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari berturut- berturut, yaitu Sewaktu–Pagi–Sewaktu SPS Depkes RI, 2002. 2 Penemuan Penderita Pada Anak Penemuan penderita tuberkulosis pada anak merupakan hal yang sulit. Sebagian besar tuberkulosis anak didasarkan atas gambaran klinis, gambaran radiologis, dan uji tuberkulin Depkes RI, 2002. 2.8 Beberapa Faktor yang Memengaruhi Error Rate Dalam program penanggulangan TB Paru, diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopis langsung. Pemeriksaan 3 spesimen SPS dahak secara mikroskopis merupakan pemeriksaan yang paling efisien, mudah dan murah. Suatu laboratorium kesehatan di tuntut dapat mengeluarkan hasil yang tepat, cepat dan mutu terjamin, karena hasil pemeriksaan ini sangat penting untuk menentukan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Beberapa faktor yang mempengaruhi error rate dapat bersumber dari petugas laboratorium yang melakukan pemeriksaan secara mikroskopis yang terkait dengan faktor pengetahuan dan keterampilan yang telah diuraikan sebelumnya, sedangkan faktor lain yang dapat mempengaruhi error rate adalah : Universitas Sumatera Utara

a. Spesimen