pukul 10, dan sore hari antara waktu makan siang dan malam sekitar pukul 4 pukul 5. Bentuk makanan selingan ini adalah disajikan dengan bentuk yang menarik, mudah
dimakan, ukuran porsi tidak terlalu mengenyangkan. Contoh makanan selingan adalah pisang goreng atau rebus, berbagai bubur seperti bubur kacang hijau, bubur
sumsum, bubur ketan hitam, kue-kue basah seperti getuk lindri, kue lapis, dan sebagainya Soegeng, 2004.
Pada anak balita kebutuhan zat gizi diperlukan dalam jumlah yang besar, dimana pada anak usia ini sedang dalam masa perkembangan. Oleh karena kapasitas perutnya
masih terlalu kecil untuk menampung semua makanan yang dikonsumsi dapat terpenuhi Asydhad, 2006. Apa yang dimakan anak lebih penting daripada kapan dan
berapa kali ia makan. Sebaiknya, membiasakan anak makan tiga kali sehari, diselingi kudapan. Bila anak lebih banyak kudapan daripada makanan utama, usahakanlah agar
anak mendapat nutrisi sebanyak mungkin Lawson, 2009.
2.9. Masalah Gizi Pada Anak Usia Dini
Tingkat gizi masyarakat dapat menjadi tolok ukur dari kemajuan program pembangunan suatu negara, karena itu program pemerataan kesehatan dan gizi
merupakan langkah penting yang perlu dilaksanakankan. Masalah gizi di Indonesia berdasarkan penelitian oleh para ahli gizi adalah masalah Kurang Energi Protein
KEP. Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan xeropthalmia misalnya buta senja, kekurangan zat besi yang dapat menyebabkan anemia, serta kekurangan
yodium mengakibatkan penyakit gondok. Dari ketiga permasalahan tersebut KEP merupakan hal yang terpenting. Salah satu penyebab kekurangan gizi adalah daya
beli yang rendah pada keluarga kurang mampu dan minimnya pengetahuan tentang
Universitas Sumatera Utara
kesehatan dan gizi, serta rendahnya pendapatan keluarga yang menyebabkan kesehatan dan gizi anak tidak banyak diperhatikan. Berbagai masalah kesehatan dan
gizi lebih banyak terjadi pada kelompok masyarakat yang mengkonsumsi bahan pangan yang kurang, baik dalam jumlah maupun mutunya. Selain faktor ekonomi,
masalah sosial dan budaya juga mempengaruhi dalam kehidupan sehari-hari terbukti dengan pembiasaan mengkonsumsi makanan yang tidak higinies dan tidak
mencukupi kebutuhan gizi anak Anonim, 2012. Beberapa masalah gizi yang timbul pada anak usia dini dapat dilihat sebagai
berikut: -
Penolakan terhadap makanan, sulit makan, hanya sedikit jenis makanan yang dimakan.
- Kebiasaan makan camilan diantara waktu makan utama mengurangi nafsu makan
pada waktu makan. -
Tingginya konsumsi jus buah dan minuman ringan. -
Diet rendah lemaktinggi serat, yang dianggap sehat oleh orang tua. -
Tingginya konsumsi kudapan kue, biskuit, keripik, kudapan manis, permen makanan digunakan sebagai hadiah.
Adapun strategi anjuran yang dapat dilakukan diberikan untuk mengatasi masalah gizi pada anak usia dini adalah:
- Orang tuapengasuh perlu memberi contoh, makan bersama keluarga,
memperkenalkan secara bertahap, terus mencoba makanan baru, jangan menawarkan berbagai macam alternatif untuk makanan yang tidak disukai.
Universitas Sumatera Utara
- Batasi ketersediaan makanan diantara waktu makan utama: Makan adalah suatu
kegiatan dan bukan sekedar pelengkap untuk aktivitas lain. -
Beresiko mempengaruhi nafsu makan dan kesehatan gigi : berikan hanya air, jus buah yang diencerkan. Minuman ringan hanya sesekali saja.
- Berikan pilihan kudapan yang lain, buah, roti, yogurt, roti bakar yang dioles,
berondong jagung tanpa tambahan rasa, sereal. -
Pastikan anak cukup makan untuk memenuhi kebutuhannya: pola pertumbuhan sangatlah penting.
- Gunakan hadiah penghargaan yang tidak ada hubungannya dengan makanan
Barasi, 2007. Menurut Khomsam, 2003 intake gizi yang baik memiliki peranan penting
dalam mencapai pertumbuhan badan yang optimal juga mencakup pertumbuhan otak yang sangat menentukan kecerdasan seseorang, akibat dari seorang anak menderita
gizi kurang akan terlihat: 1.
Berpenampilan lebih pendek dari anak yang lain yang seumuran dengannya 2.
Memiliki berat badan lebih rendah menurut umurnya 3.
Memiliki daya tahan tubuh yang kurang, dan rentan terhadap penyakit 4.
Mengalami gangguan perkembangan otak sehingga mempengaruhi tingkat kecerdasannya Mitayani, 2010
2.10. Pengukuran Status Gizi Anak Usia Dini