Konsumsi Pangan Anak Usia Dini

orang tua disamping merupakan modal utama dalam menunjang perekonomian rumah tangga juga berperan dalam pola penyusunan makanan untuk rumah tangga. Tingkat pendidikan formal ibu rumah tangga berhubungan positif dengan perbaikan dalam pola konsumsi pangan keluarga dan pola pemberian makanan pada anak. Pola pengasuhan anak berpengaruh terhadap timbulnya gizi buruk. Anak yang diasuh oleh ibunya sendiri dengan kasih sayang, apalagi ibunya berpendidikan, mengerti soal kecukupan gizi untuk anak meskipun dalam keadaan miskin ternyata pertumbuhan dan perkembangan anak akan terlihat baik. Masalah konsumsi pangan dan gizi bukanlah masalah yang berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian dari suatu sistem yang ditentukan oleh berbagai faktor yaitu: Kurangnya pendidikan sangat berpengaruh terhadap kondisi keluarga tersebut terutama tentang pola asuh anak. Kurangnya pendidikan dan pengetahuan tentang pola asuh anak dapat menyebabkan pola asuh anak yang tidak memadai sehingga mengakibatkan anak tidak suka makan atau tidak diberikan makanan seimbang dan juga dapat memudahkan terjadinya infeksi yang berakhir dengan KEP Seokirman, 2000.

5.2. Konsumsi Pangan Anak Usia Dini

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsumsi energi pada anak usia dini yang mengikuti PAUD Kasih Ibu dalam kategori kurang sebagian ada 8 orang 17,7 bahkan ada yang defisit sebesar 7 orang 15,5. Sedangkan konsumsi protein yang termasuk kategori kurang sebanyak 17 orang 37,7. Namun terdapat juga 7 orang 15,5 termasuk kategori defisit. Hal ini disebabkan karena faktor ekonomi dan tingkat pendidikan orang tua yang rendah. Sehingga dalam membeli dan Universitas Sumatera Utara pemilihan jenis makanan jadi tidak bervariasi dan tidak menarik. Kekurangan energi yang berlangsung lama pada seseorang akan mengakibatkan penurunan berat badan dan jika berlanjut akan mengakibatkan keadaan gizi kurang. Pada keadaan gizi kurang akan mengakibatkan terhambatnya proses pertumbuhan badan. Ini karena rendahnya pendapatan ekonomi keluarga yang berakibat rendahnya konsumsi energi dan protein anak. Menurut Sedioetama, 1996, untuk tingkat konsumsi lebih banyak ditentukan oleh kualitas dan kuantitas pangan yang dikonsumsi. Kualitas pangan mencerminkan adanya zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh yang terdapat dalam bahan pangan, sedangkan kuantitas pangan mencerminkan jumlah setiap gizi dalam suatu bahan pangan. Untuk mencapai keadaan gizi yang baik, maka unsur kualitas dan kuantitas harus dapat terpenuhi. Apabila tubuh kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein, pada tahap awal akan meyebabkan rasa lapar dan dalam jangka waktu tertentu berat badan akan menurun yang disertai dengan menurunnya produktivitas kerja. Kekurangan zat gizi yang berlanjut akan menyebabkan status gizi kurang dan gizi buruk. Apabila tidak ada perbaikan konsumsi energi dan protein yang mencukupi, pada akhirnya tubuh akan mudah terserang penyakit infeksi yang selanjutnya dapat menyebabkan kematian. Hasil penelitian Santi 2011 menunjukkan bahwa pola makan pada balita yang cukup lebih banyak dengan pencapaian penerapan status gizi baik sebanyak 26 23,9 , status gizi kurang sebanyak 22 20,2 , sedangkan pada pola makan kurang dengan pencapaian status gizi baik sebanyak 16 14,7 , status gizi kurang sebanyak 45 41,3 . Ketersediaan pangan di keluarga harus memenuhi jumlah yang Universitas Sumatera Utara cukup untuk memenuhi seluruh anggota keluarga baik jumlah, mutu dan keamanannya. Kemampuan suatu keluarga dalam memenuhi kebutuhan gizi seimbang dipengaruhi oleh daya beli kemiskinan, pengetahuan dan juga oleh kemampuan wilayah dan rumah tangga memproduksi dan menyediakan pangan secara cukup, aman, dan kontiniu Dinkes Prop Sumut, 2006. Dari hasil penelitian yang dilakukan, ibu sangat jarang membeli bahan makanan yang beraneka ragam. Keluarga cenderung mengkonsumsi ikan yang diasinkan, ini disebabkan sebagian besar kepala keluarga bekerja sebagai nelayan, ikan yang segar di jual ke pasar, sementara ikan yang sudah tidak segar di bawa pulang dan diasinkan, serta mengkonsumsi telur dan makanan yang serba praktis seperti mie dan makanan jajanan. Anak-anak yang mengikuti PAUD Kasih Ibu dalam hal mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran sangat kurang. Sedangkan buah- buahan dan sayur-sayuran merupakan bahan pengatur dalam tubuh, memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. PAUD Kasih Ibu tidak memberikan makanan tambahan kepada anak didik. Sedangkan pemberian makanan tambahan merupakan salah satu komponen penting dalam usaha perbaikan gizi keluarga UPGK dan merupakan salah satu bentuk kegiatan gizi berupa makanan dari luar keluarga. Anak didik perlu mendapat perhatian karena masih dalam masa tumbuh kembang. Hal ini sangat baik dilakukan seandainya ada anak yang susah makan dan dengan petunjuk guru anak akan mau mengikutinya. Oleh karena itu program makan bersama disekolah sangat baik dilaksanakan agar anak mau diarahkan pada gizi yang baik. Menurut Direktorat Pembinaan PAUDNI layanan PAUD memiliki 3 bagian yang saling terkait yaitu: Universitas Sumatera Utara Pendidikan bagi anak usia 0-6 tahun, kesehatan dan gizi bagi anak usia 0-6 tahun dan pendidikan di keluarga. Untuk mendorong kesehatan dan gizi yang baik bagi anak, guru dan orang tua harus bekerjasama dengan posyandu dan institusi lainnya untuk memantau status kesehatan dan gizi anak, serta memberikan penyuluhan kepada orang tua mengenai kesehatan, gizi dan PHBS Perilaku hidup Bersih dan Sehat PAUDNI, 2011. Dalam rangka melaksanakan rencana pembangunan jangka menengah RPJMN 2010-2014, Kementerian Pendidikan Nasional telah menetapkan rencana strategis RENSTRA 2010-2014. Visi Kementerian Pendidikan Nasional Kemendiknas adalah menghasilkan insan Indonesia cerdas dan kompetitif. Untuk mendukung tercapainya visi tersebut, diperlukan prasyarat kesehatan dan gizi sehingga peserta didik dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Pemenuhan prasyarat tersebut dilakukan melalui peningkatan asupan gizi peserta didik dan perubahan perilaku sehingga peserta didik dapat menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Untuk itu ada dua pendekatan yang harus dilakukan yaitu pendekatan instruksi presiden INPRES Nomor 1 tahun 2010, yang mengamanatkan penyediaan makanan tambahan kepada peserta didik TKSD dan RAMI terutama di daerah tertinggal, terpencil, serta di daerah pedalaman untuk melaksanakan INPRES tersebut, Kementerian Pendidikan Nasional mengalokasikan dana pembiayaan penyediaan makanan tambahan anak sekolah PMT-AS melalui anggaran pembangunan dan belanja negara APBN tahun 2011 Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar, 2011. Universitas Sumatera Utara

5.3. Status Gizi Anak Usia Dini

Dokumen yang terkait

Hubungan Ketahanan Pangan Keluarga dengan Status Gizi Keluarga Buruh Kayu di Kampung Kotalintang Kecamatan Kota Kualasimpang Kabupaten Aceh Tamiang Provinsi Aceh Tahun 2014

4 44 137

Gambaran Kebiasaan Konsumsi Tuak Dan Status Gizi Pada Pria Dewasa Di Desa Suka Maju Kecamtan Pahae Jae Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012

12 92 103

Perkawinan Usia Dini Dalam Perspektif Pluralisme Hukum (Studi Kasus di Desa Saentis Kecamatan Percut SeiTuan, Kabupaten Deli Serdang)

3 57 138

Gambaran Karakteristik Pekerja Anak di Pantai Bunga Desa Bogak Kecamatan Tanjung Tiram Kabupaten Batu Bara Tahun 2010

0 35 131

Pola Pemberian Makan Dan Status Gizi Anak Usia 0-24 Bulan Di Desa Ginolat Kecamatan Sianjur Mula Mula Kabupaten Samosir, Tahun 2010

3 39 79

Konsumsi Pangan dan Status Gizi Anak Peserta Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Kelompok Bermain Generasi Sejahtera di Kelurahan Merdeka Kecamatan Medan Baru Tahun 2010

6 176 70

Hubungan Pola Asuh Ibu Dengan Status Gizi Anak Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Pantai Cermin Kecamatan Tanjung Pura kabupaten Langkat Tahun 2008

5 71 83

Gambaran Pola Konsumsi Pangan Dan Status Gizi Anak Balita Penderita Diare Di Ruang Anak RSU Dr. Tengku Mansyur Tanjungbalai Tahun 2008

0 66 64

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI ORANG TUA DALAM MENDIDIK ANAK MELALUI PAUD DENGAN PARTISIPASINYA DI PAUD KASIH IBU ipi100550

0 0 14

Keywords: child nutritional status, mother's education level PENDAHULUAN - HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA 3-5 TAHUN DI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI DESA BANYUURIP KECAMATAN KLEGO KABUPATEN BOYOLALI

1 1 5