Dalam proses saling makan, berbagai biota laut yang hidup dalam lingkungan komunitas terumbu ada yang bersimbiosis mutualisme, komensalisme, dan
parasitisme. Yang berbentuk hubungan komensalisme dengan terumbu karang antara lain hewan-hewan Decapoda Crustaceae misalnya udang dan rajungan Portunus
spp serta berbagai jenis ikan karang membutuhkan keberadaan terumbu karang sebagai tempat berteduh shelter dan tempat menyelinap sembunyi untuk
melindungi diri dari serangan predator, serta tempat mencari makan berupa plankton dan serasah. Organisme lain yang juga bisa ditemui dilingkungan terumbu karang
antara lain bulu babi Diadema, hewan bangsa kerang-kerangan Pelecypoda, ubur- ubur jellyfish, bintang mengular Ophiuroidea, bintang laut Asterias sp, sea
anemones, cumi loligo sp, gurita octopus spp, dan sebagainya Wibisono, 2005.
2.2 Ikan karang
Empat puluh persen dari jenis ikan di dunia, atau sekitar 8000 jenis, hidup di paparan benua di perairan panas yang kecerahannya kurang dari 200 m. Perairan
tropik dekat atau pada terumbu karang jika dibandingkan dengan daerah beriklim sedang, dihuni lebih banyak jenis tetapi umumnya setiap jenis sedikit jumlah
hewannya. Semua jenis ikan pada terumbu karang masuk kedalam jaring makanan dalam beberapa cara sehingga terdapat keseimbangan yang rumit dari hubungan
mangsa dimangsa. Beberapa kelompok ikan sangat penting bagi terumbu karang. Ikan kupu-kupu, misalnya, yang memakan hanya polip karang. Ikan ini hanya hadir kalau
terdapat karang hidup dan dapat digunakan sebagai indikator kesehatan dan tutupan karang dengan melihat keanekaragaman jenis dan banyaknya ikan ini. Karena ikan
kakatua memakan karang dan batuan kapur, dan membuang butiran-butiran putih yang telah dikerus oleh penggiling farengialnya, mereka penyebab penting erosi
terumbu dan pembentuk pasir. Seekor ikan kakatua dewasa dapat menimbun 500 kg pasir karang pertahun pada terumbu Juwana Romimohtarto, 2001.
Menurut Hartati Edrus 2005, identifikasi terjadinya perubahan dalam area perairan pantai yang direhabilitas membutuhkan indikator. Penggunaan suatu jenis
biota sebagai indikator adalah diukur dari kemampuannya dalam memperlihatkan
Universitas Sumatera Utara
tanda-tanda yang diukur oleh pengamat pada waktu sedini mungkin. Karena, pemulihan terumbu karang yang rusak adalah suatu proses jangka panjang. Indikator
pertama yang dapat digunakan untuk mengkaji perubahan-perubahan seiring waktu dalam tingkat populasi adalah komunitas ikan. Beberapa alasan pemilihan ikan
sebagai indikator diantaranya adalah: 1
Ikan merupakan satu kesatuan dari sistem kehidupan karang, tanggapan- tanggapan cukup mencerminkan adanya proses-proses yang mengancam atau
mendukung sistem tersebut secara keseluruhan, dan termasuk mempengaruhi berbagai komponen lainnya.
2 Ikan adalah organisme yang relatif kompleks, dimana banyak aspek biologi
dan perilakunya dapat digunakan untuk mengukur tingkat kesesuaian habitatnya, seperti ikan Kepe-kepe Chaetodontidae, predator polip karang.
3 Ikan karang mempunyai hubungan yang erat sekali dengan karang dengan
berbagai ketergantungan ini berguna untuk memantau pengaruhnya terhadap terumbu karang atau sebagai indikator yang sensitif untuk menentukan kondisi
terumbu karang. Perubahan dalam distribusi dan kelimpahan ikan karang dapat menjadi suatu petunjuk bahwa komunitas karang telah mengalami gangguan
dan tekanan. Selain itu, ikan tersebut dapat berguna dalam mendeteksi beberapa keadaan pada tingkat yang rendah, dengan polusi yang kronis
melampaui periode waktu yang panjang atau ikan dapat berguna dalam mendeteksi keadaan-keadaan tanpa gangguan seperti hanya sekedar untuk
mengetahui struktur karang.
Menurut Pratiwi 2006, ikan karang mempunyai ciri-ciri: Umumnya menetap, berukuran relatif kecil, gerakannya relatif mudah dijangkau oleh pengamat, hidup di
perairan tropis, dan umumnya bersifat territorial. Jenis substrat tempat hidup ikan karang yaitu: Karang hidup, karang mati, pecahan karang, pasir dan karang lunak.
Sebaran ikan karang dipengaruhi oleh beberapa hal seperti: Kebiasaan, habitat, arus dan larva. Ikan karang ditemukan pada kedalaman 0 sampai 20 meter.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Klasifikasi Ikan Karang