sangat tinggi, jumlah ikan sebanyak 227 spesies yang mewakili 31 famili, ikan tersebut ada yang memang penghuni tetap, namun ada yang datang hanya mencari
makan. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jenis ikan karang yang ditemukan pada penelitian sebanyak 50 spesies yang mewakili 14 famili, ini merupakan angka yang
sangat jauh dibandingkan dengan penelitian pada tahun 1993 di Pulau Weh, salah satu penyebabnya karena pada saat pengamatan, ikan karang tidak berada pada transek
karena pergerakannya yang bebas dan juga tsunami yang terjadi pada tahun 2004 yang menghancurkan banyak terumbu karang, sehingga tempat hidup ikan karang
berkurang. Keterbatasan waktu, peralatan dan terutama jumlah titik stasiun yang sedikit dalam penelitian juga penyebab spesies ikan karang yang didapat dalam
jumlah yang sedikit.
4.3 Indeks Keanekaragaman H’ dan Indeks Keseragaman E Masing –Masing
Stasiun Penelitian.
Indeks keanekaragaman H’ dan nilai indeks keseragaman E yang diperoleh pada masing-masing stasiun seperti pada Tabel 4.3
Tabel 4.3 Rata-rata Nilai Indeks Keanekaragaman H’ Dan Indeks Keseragaman E Pada Masing-Masing Stasiun Penelitian
STASIUN 1
2 H’ Keanekaragaman
3.472 3.343
E Keseragaman
0.888 0.864
Dari tabel 4.3 dapat diketahui bahwa indeks keanekaragaman tertinggi pada stasiun I yaitu 3.472 dan terendah pada stasiun II yaitu 3.343. Menurut Krebs 1985,
keanekaragaman rendah bila 0 H’ 2.30, keanekaragaman sedang bila 2.302 H’ 6.907 keanekaragaman tinggi bila H’ 6.907. Berdasarkan kriteria tersebut dapat
diketahui bahwa perairan Pulau Rubiah Bagian Timur mempunyai tingkat keanekaragaman ikan karang yang sedang, hal ini dikarenakan kondisi faktor fisik
kimia perairan seperti kelarutan oksigen, temperatur, penetrasi dan intensitas yang cukup tinggi, serta BOD
5
yang cukup rendah. Menurut Barus 2004, suatu komunitas
Universitas Sumatera Utara
dikatakan mempunyai keanekaragaman spesies yang tinggi apabila terdapat banyak spesies dengan jumlah individu masing-masing spesies yang relatif merata. Dengan
kata lain bahwa apabila suatu komunitas hanya terdiri dari sedikit spesies dengan jumlah individu yang tidak merata, maka komunitas tersebut mempunyai
keanekaragaman yang rendah.
Nilai indeks keseragaman pada stasiun I yaitu sebesar 0.888, pada stasiun II
sebesar 0.864
.
Berdasarkan nilai indeks keseragaman pada stasiun penelitian diketahui
bahwa jumlah individu masing-masing spesies merata atau seragam tidak ada spesies yang mendominasi. Menurut Krebs 1985, apabila indeks keseragaman mendekati 0
maka semakin kecil keseragaman suatu populasi dan penyebaran individu setiap genus tidak sama, serta ada kecenderungan suatu genus mendominasi pada populasi tersebut.
Sebaliknya semakin mendekati nilai 1 maka populasi ikan karang menunjukkan keseragaman jumlah individunya merata.
4.4 Nilai Faktor Fisik Kimia Perairan Pada Masing-Masing Stasiun