4.1.32 Pseudanthias
Ikan kecil Pseudanthias sp. Gambar 4.32 merupakan ikan perenang cepat, tubuhnya hanya terdiri dari satu warna saja yaitu orange, dengan mata berwarna ungu.
Ikan ini banyak dijumpai pada terumbu karang, ikan ini hidup berkelompok.
Sumber: Pengamatan Langsung Sumber: Allen et al.,2003
Gambar 4.32 Pseudanthias sp
4.1.33 Siganus
Pada pengamatan langsung didapatkan ciri-ciri Siganus vulpinus Gambar 4.33 ini yaitu dengan bentuk badannya yang khas, berbentuk bulat, panjang dan
pipih. Bentuk kepala seperti kelinci dengan mulut yang kecil. Badan tidak bersisik. Ikan ini mengkomsumsi vegetasi laut.
Sumber: Allen et al.,2003
Gambar 4.33 Siganus vulpinus
4.2 Nilai Kepadatan Individu indm
2
, Kepadatan Relatif KR dan Frekuensi Kehadiran FK Ikan Pada Setiap Stasiun Penelitian.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada masing-masing stasiun penelitian diperoleh Nilai Kepadatan Individu indm
2
, Kepadatan Relatif KR dan Frekuensi Kehadiran FK ikan seperti pada tabel 4.2 berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.2 Nilai Kepadatan Individu indm
2
, Kepadatan Relatif KR dan Frekuensi Kehadiran FK Ikan Pada Setiap Stasiun Penelitian.
No Spesies
Stasiun 1 Stasiun 2
K indm
2
KR FK
K indm
2
KR FK
1. Abudefduf notatus
0.215 2.992
66,667 0.115
1.979 33.333
2. Acanthurus blochii
0.125 1.740
33,333 0.190
3.270 100
3. Acanthurus flowleri
0.090 1.253
100 0.075
1.291 33.333
4. Acanthurus grammoptilus
0.180 2.505
100 0.140
2.410 100
5. Acanthurus leucocheilus
0.175 2.436
66,667 0.070
1.205 33.333
6. Acanthurus leucosternon
0.370 5.150
100 0.185
3.184 100
7. Acanthurus lineatus
0.115 1.601
66,667 0.115
1.979 100
8. Amblygobius sp.
0.200 2.784
100 0.155
2.668 100
9. Amphichaetodon sp.
0.230 3.201
100 0.140
2.410 100
10. Amphiprion ephippium
0.145 2.018
33.333 0.205
3.528 66.667
11. Amphiprion clarkii
0.110 1.531
66.667 0.120
2.065 66.667
12. Anampses sp.
0.090 1.253
66.667 0.060
1.033 33.333
13. Caranx sp.
0.045 0.626
66.667 0.050
0.861 66.667
14. Chaetodon decussatus
0.210 2.923
100 0.220
3.787 100
15. Chaetodon meyersi
0.090 1.253
66.667 0.165
2.840 100
16. Chaetodon triangulum
0.105 1.461
66.667 0.135
2.324 66.667
17. Chaetodon trifiascialis
0.180 2.505
100 -
- -
18. Chelmon rostatus
0.260 3.619
100 0.080
1.377 33.333
19. Chromis atripectoralis
0.230 3.201
100 0.270
4.647 100
20. Chromis dimidiata
0.285 3.967
100 0.215
3.701 100
21. Chromis sp.
0.065 0.905
66.667 0.045
0.775 33.333
22. Chrysiptera springeri
0.205 2.853
100 0.145
2.496 100
23. Chrysiptera talboti
0.205 2.853
100 0.105
1.807 100
24. Ctenogobios sp.
0.165 2.296
33.333 0.225
3.873 66.667
25. Ctenochaetus cyanocheilus
0.155 2.157
100 0.040
0.688 33.333
26. Dischistodus fasciatus
0.140 1.948
66.667 0.075
1.291 33.333
27. Forcipiger flavissimus
0.175 2.436
100 0.160
2.754 100
28. Forcipiger longirostris
0.215 2.992
100 0.185
3.1842 100
29. Gonathanodon speciosus
0.200 2.784
66.667 0.160
2.754 33.333
30. Hemytaurichthys zoster
0.130 1.809
100 0.110
1.893 100
31. Heniochus acuminatus
0.060 0.835
66.667 0.070
1.205 66.667
32. Hoplolatilus fronticinctus
0.285 3.967
100 0.260
4.475 100
33. Hoplolatilus cuniculus
0.185 2.575
100 0.145
2.496 100
34. Hyporhamphus sp.
0.070 0.974
66.667 0.035
0.602 33.333
35. Labropsis sp.
0.035 0.487
100 0.005
0.0861 33.333
36. Paracanthurus hepatus
0.045 0.626
66.667 0.030
0.516 66.667
37. Pomacanthus imperator
0.045 0.626
33.333 0.110
1.893 66.667
38. Pomacentrus spilotoceps
0.075 1.044
100 0.165
2.840 100
39. Pseudanthias Squamipinnis
0.220 3.062
66.667 0.155
2.668 33.333
40. Pseudanthias sp.
0.275 3.827
100 0.205
3.528 100
41. Scarus altipinis
0.035 0.487
100 -
- -
42. Scarus niger
0.045 0.626
100 0.015
0.2582 66.667
43. Scolopsis taeniopterus
0.210 2.923
66.667 0.115
1.979 33.333
44. Siganus vulpinus
0.010 0.1392
33.333 0.070
1.205 100
45. Sufflamen sp.
0.105 1.461
100 0.010
0.172 33.333
46. Thalassoma jansenii
0.055 0.765
66.667 0.025
0.430 33.333
47. Valenciennea sp
0.160 2.227
66.667 0.135
2.324 33.333
48. Zanclus comutus
0.105 1.461
100 0.180
3.098 100
49. Zebrasoma rostratum
0.030 0.418
66.667 0.050
0.861 66.667
50. Zebrasoma scopas
0.030 0.418
66.667 0.075
1.291 66.667
Total 7.185
100 5.810
100
Keterangan: Stasiun 1
: Daerah kontrol Stasiun 2
: Daerah aktivitas seperti daerah wisata, snorkeling, diving dan lalu lintas boat
Universitas Sumatera Utara
Dari tabel 4.2 dapat diketahui nilai K, KR, FK tertinggi di stasiun I dijumpai pada spesies Acanthurus leucosternon masing-masing sebesar 0.370 indm
2
, 5.150, 100, ini disebabkan oleh kondisi lingkungan seperti kelarutan oksigen sebesar 6.8
mgl, intensitas cahaya yang cukup tinggi sebesar 1230 candella dan nilai BOD
5
yang cukup rendah sebesar 1.2 mgl dan salinitas sebesar 35
00
yang mendukung pertumbuhan dari ikan jenis Acanthurus leucosternon. Nilai K, KR dan FK terendah
pada spesies Siganus vulpinus sebesar 0.010 indm
2
, 0.139 , 33.33, hal ini disebabkan oleh kondisi lingkungan seperti suhu sebesar 30
C yang kurang mendukung pertumbuhan Siganus vulpinus pada daerah tersebut, ikan ini lebih
menyukai perairan yang lebih sejuk yang suhunya dibawah dari 30 C.
Pada stasiun II nilai K, KR, FK tertinggi dijumpai pada spesies Chromis atripectoralis masing-masing sebesar 0.270 indm
2
, 4.647
,
100, ini disebabkan oleh kondisi lingkungan seperti suhu sebesar 29
C, intensitas cahaya sebesar 949 candela, kelarutan oksigen sebesar 6.1 mgl dan salinitas sebesar 34
00
yang mendukung pertumbuhan dari ikan jenis Chromis atripectoralis. Nilai K, KR, FK
terendah pada spesies Labropsis sp
.
masing-masing sebesar 0.005 indm
2
, 0.086 , 100, hal ini disebabkan oleh kondisi lingkungan seperti penetrasi cahaya sebesar 4
m, BOD
5
berkisar 1.8+ mgl yang kurang mendukung pertumbuhan Labropsis sp. Ikan ini lebih menyukai perairan yang kedalamannya lebih dari 5 meter, selain itu
nilai BOD
5
yang ada pada stasiun ini juga tidak mendukung untuk pertumbuhan ikan tersebut.
Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pada lokasi penelitian nilai K, KR dan FK tertinggi terdapat pada Acanthurus leucosternon dengan nilai masing-masing sebesar
0.370 indm
2
, 5.150 , 100. Menurut Nontji 1993, ikan dengan famili Acanthuridae ini bersifat herbivor dan hidup di terumbu karang yang masih bagus.
Ikan ini merupakan ikan pemakan fitoplankton, algae, dan vegetasi laut lainnya. Ikan ini menyukai ekosistem terumbu karang yang memiliki banyak algae. Algae banyak
ditemukan menempel pada batuan dan terumbu karang. Nilai K, KR, FK terendah terdapat pada Labropsis sp yaitu 0.005 indm
2
, 0.086 , 100, hal ini disebabkan kondisi lingkungan yaitu BOD
5
yang tidak mendukung pertumbuhan Labropsis sp. Menurut Adrim Burhanuddin, 1993 keanekaragaman ikan karang di Pulau Weh
Universitas Sumatera Utara
sangat tinggi, jumlah ikan sebanyak 227 spesies yang mewakili 31 famili, ikan tersebut ada yang memang penghuni tetap, namun ada yang datang hanya mencari
makan. Tabel 4.2 menunjukkan bahwa jenis ikan karang yang ditemukan pada penelitian sebanyak 50 spesies yang mewakili 14 famili, ini merupakan angka yang
sangat jauh dibandingkan dengan penelitian pada tahun 1993 di Pulau Weh, salah satu penyebabnya karena pada saat pengamatan, ikan karang tidak berada pada transek
karena pergerakannya yang bebas dan juga tsunami yang terjadi pada tahun 2004 yang menghancurkan banyak terumbu karang, sehingga tempat hidup ikan karang
berkurang. Keterbatasan waktu, peralatan dan terutama jumlah titik stasiun yang sedikit dalam penelitian juga penyebab spesies ikan karang yang didapat dalam
jumlah yang sedikit.
4.3 Indeks Keanekaragaman H’ dan Indeks Keseragaman E Masing –Masing