Pengelompokkan ikan karang berdasarkan peranannya: 1
Ikan target Ikan yang merupakan target untuk penangkapan atau lebih dikenal juga dengan
ikan ekonomis penting atau ikan konsumsi seperti: Serranidae, cara hidupnya soliter, biasanya bersembunyi di gua-gua bawah karang, ukuran panjang tubuh
sampai 2 m dan berat sampai 200 kg, tergolong karnivora memakan ikan, Subfamili Anthidae, ukuran kecil, warna terang
2 Ikan Indikator ini merupakan ikan penentu untuk terumbu karang karena ikan ini
erat hubungannya dengan kesuburan terumbu karang yaitu ikan dari famili Chaetodontidae Kepe-kepe.
3 Ikan Lain
Ikan ini umumnya dalam jumlah banyak dan banyak dijadikan ikan hias air laut Pomcentridae, Caesionidae, Scaridae, Pomacanthidae, Labridae, Apogonidae .
2.4 Ekologi Ikan Karang
Indonesia sebagai Negara kepulauan terbesar di dunia memiliki kurang lebih 85.700 km
2
wilayah terumbu karang atau 14 dari luas terumbu karang di dunia Nontji, 2002. Sejumlah besar dari area terumbu karang tersebut telah mengalami degradasi
yang cukup parah. Penelitian P30 LIPI pada tahun 2000 menunjukkan bahwa 72 terumbu karang Indonesia tergolong rusak dan rusak berat, dan selebihnya hanya 28
yang tergolong baik dan baik sekali. Besarnya kerusakan ekosistem terumbu karang berdampak buruk terhadap kehidupan sosial, ekonomi dari orang yang hidup secara
harmonis dan bergantung pada ekosistem tersebut untuk kebutuhan material dan pendapatan KPP-CORAMAP, 2001.
Terumbu karang berasosiasi dengan ikan karang dan organisme lainnya. Ikan merupakan organisme yang jumlahnya terbanyak dan merupakan organisme besar
yang mencolok yang dapat ditemui disebuah terumbu karang, karena jumlahnya besar dan mengisi seluruh daerah di terumbu, maka dapat terlihat dengan jelas bahwa ikan
merupakan penyokong hubungan yang ada didalam ekosistem terumbu. Daerah Indo- Pasifik bagian tengah di Kepulaun Filipina dan Indonesia, mempunyai spesies yang
Universitas Sumatera Utara
jumlahnya lebih banyak. Terumbu atlantik mempunyai spesies yang relatif sedikit. Jumlah spesies yang terdapat disebuah terumbu karang adalah sangat luar biasa, yaitu
500 untuk satu terumbu dalam sistem Great Barrier Reef Nybakken, 1988.
Banyak ikan yang makan langsung di terumbu karang, hal ini menunjukkan tingkah laku teritorial dan jarang berkeliaran jauh dari sumber makanan dan tempat
berlindungnya. Batas teritorialnya dapat didasarkan atas persediaan makanan, pola berbiak, banyaknya pemangsa, kebutuhan ruang atau lainnnya. Semua itu menambah
kerumitan hubungan ikan terumbu yang satu dengan yang lain Juwana Romimohtarto, 2001.
Ikan karang membutuhkan habitat hidup untuk bersarang dan mencari makan. Umumnya ikan karang memiliki mobilitas yang rendah, oleh karenanya sarang
sebagai tempat bertahan hidup dan berlindung sangat penting untuk keberlanjutan fungsinya di dalam area otoritas yang telah dipertahankannya. Semua kebutuhan ikan
karang telah disediakan oleh terumbu karang sebagai suatu ekosistem yang secara co- evolution telah berkembang bersama-sama dengan ikan karang. Asosiasi ikan karang
dengan terumbu karang sangat erat, sehingga eksistensi ikan karang di suatu wilayah terumbu karang sangat rapuh ketika terjadi pengurasan habitatnya. Dengan sifatnya ini
pula maka ikan karang dapat dijadikan indikator yang baik untuk mengetahui tingkat kerusakan habitat. Kerusakan terumbu karang di pulau Rakiti dan Taikabo perairan
teluk Saleh merupakan contoh baik, yang menunjukkan kehilangan biodiversitas ikan karang, baik jenisnya maupun relung ekologisnya. Berbagai fungsi ekologis ikan
karang di perairan tersebut tidak terpenuhi karena kehilangan pelindung shelter, area otoritas, organisme simbion, rantai makanan, tempat memijah, dan tempat
mengasuh. Oleh karenanya, tingkat keanekaragaman ikan karang menjadi rendah Hartati Edrus, 2005.
Akibat dari jumlah spesies yang besar dan pembagian-pembagian habitat, dapat ditemukan bahwa kebanyakan ikan-ikan terumbu, meskipun gerakan mereka
jelas tetapi ternyata mereka terbatas pada daerah tertentu di terumbu dan sangat terlokalisasi. Ikan karang juga tidak berpindah, dan banyak spesies yang lebih kecil
Universitas Sumatera Utara
seperti ikan Belosoh, ikan Tembakul, dan ikan Betok yang terkenal dalam mempertahankan wilayahnya Nybakken, 1988.
Karang-karang bercabang menyediakan perlindungan bagi ikan-ikan kecil seperti betok dan gobi yang berenang-renang memakan plankton hewan dan kembali
untuk berlindung di karang tersebut. Alga terumbu menunjang kehidupan banyak jenis ikan herbivor. Beberapa perumput terumbu yang khas dengan gigi pemotong untuk
merumput alga yang menempel pada karang terdapat banyak, antaranya ikan kakatua. Perumput yang mengambil sebagian dari substrat atau sebenarnya menggigit
potongan-potongan karang lepas dari formasinya banyak jenisnya Juwana Romimohtarto, 2001.
Salah satu penyebab tingginya keragaman spesies di terumbu adalah karena variasi habitat terdapat di terumbu. Terumbu karang tidak hanya terdiri dari karang
saja, tetapi juga daerah berpasir, berbagai teluk dan celah, daerah alga, dan juga perairan yang dangkal dan dalam zona-zona yang berbeda melintasi karang. Habitat
yang beranekaragam mini dapat menerangkan peningkatan jumlah ikan-ikan itu. Akan tetapi, habitat yang banyak itu tidak cukup untuk menerangkan keragaman yang tinggi
pada ikan-ikan terumbu karang, terutama pada daerah-daerah setempat. Tingginya keragaman ikan setempat mendorong untuk dilakukan sejumlah penelitian untuk
menerangkan bagaimana spesies yang berjumlah besar itu dapat mempertahankan kehadirannya pada suatu daerah. Sebagai hasilnya timbul dua teori yang bertentangan
mengenai keragaman ikan terumbu dan struktur komunitas. Pandangan paling klasik ialah bahwa hidup berdampingan merupakan hasil dari tingkat spesialisasi yang tinggi
sehingga setiap spesies mempunyai tempat beradaptasi khusus yang didapat dari persaingan pada suatu keadaan di karang. Jadi dapat dikatakan bahwa, ikan-ikan
mempunyai relung ekologi yang lebih sempit dan berarti daerah itu dapat menampung lebih banyak spesies. Pandangan lain dikemukakan, tentang hipotesis “Lottery”.
Hipotesis ini menyatakan bahwa ikan tidak mempunyai sifat khusus, banyak spesies serupa yang mempunyai kebutuhan yang sama, dan terdapat persaingan yang aktif
diantara spesies. Tempat yang baik dan ketekunan diakibatkan oleh kesempatan bagi spesies untuk menempati ruangan yang kosong. Kenyataannya belum dapat ditentukan
pandangan mana yang benar Nybakken, 1988.
Universitas Sumatera Utara
Komunitas ikan dan kondisi perairan pada ekosistem terumbu karang coral reef merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan sehingga tetap berlangsung suatu
proses kehidupan. Komunitas ikan kerapu misalnya, dikenal sebagai penghuni ekosistem terumbu karang bersama dengan kondisi lingkungan perairan secara normal
turut menciptakan kehidupan yang serasi bagi jenis-jenis biota air lainnya. Ikan kerapu berjumlah 110 jenis dari 10 genus, seperti Aethaloterca, Anyperodon, Chepalopolis,
Cromileptes, Dermatolepis, Epinephelus, Gracila, Plectropomus, Saloptia, Triso dan Variola. Penangkapan ikan kerapu di alam sudah sangat intesif dilakukan karena
bernilai ekonomis tinggi, baik dalam negeri maupun luar negeri, sedangkan kondisi lingkungan perairan pada lokasi penangkapan ikan kerapu di alam, seperti suhu
berkisar antara 27.00-29.62 C, salinitas berkisar antara 34.259-34.351
00,
oksigen terlarut berkisar antara 3.95-4.28 mgl, nitrat berkisar antara 1.00-6.00
μg.atl Langkosono Wenno, 2003.
2.5 Pengukuran Faktor Fisik Kimia Perairan