Amida Asam Lemak KESIMPULAN DAN SARAN

5. Lebih mudah untuk di destilasi-fraksinasi. Ester lebih mudah untuk di destilasi karena titik didihnya yang rendah dan lebih stabil terhadap panas dibandingkan asam lemak yang diberikan. 6. Lebih baik di bandingkan asam lemak jika digunakan sebagai senyawa zat antara Dalam produksi alkanolamida, ester dapat menghasilkan superamida, dengan kemurnian lebih dari 90 dibandingkan asam lemak, dimana amida yang dihasilkan memiliki kemurnian 65-70 . Shahidi, F., 2005. Permintaan metil ester ini dari tahun ke tahun meningkat karena bahan ini merupakan bahan baku yang sangat penting bagi industri kimia seperti : industri kosmetika , industri tekstil, pembuatan zat aditif makanan, bahan zat antara untuk industri farmasi, untuk pembuatan lemak, amida, polyester, dan sebagai substitusi bahan baker diesel Hamilton, R.J., 1989. Metil ester asam lemak merupakan zat antara pada industri kimia oleo karena mudah diubah kedalam bentuk asam lemak lainnya. Dari metil ester lebih mudah mereduksinya menjadi asam lemak alkohol bila dibandingkan dengan bentuk asam lemak bebas .

2.6. Amida Asam Lemak

Amida adalah suatu senyawa yang mempunyai suatu nitrogen trivalent yang terikat pada gugus karbonil. Amida di sintesa dari derivat asam karboksilat dan ammonia atau amina yang sesuai Fessenden, 1999. Amida asam lemak dapat dibuat secara sintetis pada industri kimia-oleo, dimana berlangsung dalam Proses Batch. Dalam proses ini ammonia dan asam lemak bebas bereaksi pada suhu 200°C dan tekanan 345 – 690 kpa selama 10 – 20 jam. Melalui Universitas Sumatera Utara proses inilah dihasilkan amida primer seperti : lauramida, stearamida dan amida lainnya Billenstein, S., 1984. Selain proses batch, amida primer dapat diperoleh dengan mereaksikan amonia dengan metil ester asam lemak Ho, T.S., 1977 ,persamaan reaksinya dapat ditulis sebagai berikut : O O ⁄⁄ ⁄⁄ R – C + NH 3 → R – C + CH 3 OH 2.9 OCH 3 NH 2 Amida sekunder dapat diperoleh dengan mereaksikan asam lemak dengan amina Vogel, S, 1978 seperti yang tertulis di bawah ini: O O ⁄⁄ ⁄⁄ R – C + R’ – NH 2 R – C 2.10 150 – 200ºC OH NHR’ Amida merupakan zat antara pada pembuatan amina dimana amida tersebut dapat mengalami dehidrasi, dengan menggunakan katalis bauksit dan promotor ZnO, garam Mn atau Co. Reaksi dilakukan secara proses batch dengan suhu 280 - 360ºC pada tekanan atmosfer Billenstein, S, 1984. O ⁄⁄ reduksiH 2 R – C R – CN RCH 2 – NH 2 2.11 - H 2 O NH 2 Universitas Sumatera Utara Amida dapat juga direduksi dengan katalis LiAlH 4 langsung menjadi amina, tetapi bila direduksi dengan NaAlH 4 akan terbentuk aldehida Brahmana,H.R, 1990. Selain Proses Batch, amida dapat diperoleh dengan mereaksikan metil ester asam lemak dengan urea,seperti yang tertera dibawah ini : O NH 2 O ⁄⁄ | ⁄⁄ R –C + C=O ─────→ R – C + CO 2 + NH 3 2.12 \ | \ OCH 3 NH 2 NH 2 Reaksi ini dilakukan dengan suhu yang tinggi dan hasil yang diperoleh merupakan senyawa yang berbentuk kristal putih, dapat larut dalam air dan alkohol, tetapi tidak larut dalam eter Vogel, S., 1978. Amida asam lemak merupakan suatu senyawa organik yang khas, dimana merupakan bahan padat yang memiliki aktivitas permukaan yang tinggi. Senyawa ini pada umumnya memiliki titik lebur tinggi, kestabilan yang baik dan yang paling menarik adalah memiliki kelarutan yang rendah dalam berbagai jenis pelarut. Oleh karena itu amida asam lemak banyak digunakan sebagai bahan pemantap surfaktan disebabkan sifat permukaan yang baik tadi, serta dalam jumlah yang kecilpun telah memberikan sifat yang cukup baik terhadap peningkatan mutu daripada bahan yang dibuat. Sebagai contoh: penambahan 0,02 oleomida telah cukup mengurangi kemudahan terjadinya friksi akibat pemberian panas ataupun regangan sebesar 50 terhadap bahan polimer . Universitas Sumatera Utara Senyawa amida asam lemak memiliki sifat gabungan antara rantai hidrokarbon berantai panjang yang bersifat nonpolar. Di samping itu di ujung rantai panjang ini dia memiliki gugus amida -CONH 2 yang sangat polar. Dengan demikian keseimbangan hidrofil dan liofil sebagai surfaktan diharapkan sangat sesuai pada senyawa amida Barus, T., 1996. Itulah sebabnya mengapa senyawa amida ini banyak digunakan sebagai surfaktan baik pada pembuatan garmen, kertas, plastik, karet dan pada pembuatan emulsi dan busa organik. Senyawa amida asam lemak berantai panjang bersifat nonpolar dan di ujung rantai panjang ini memiliki gugus amida yang sangat polar dapat digambarkan sebagai berikut : O ⁄⁄ CH 3 -CH 2 -CH 2 -CH 2 -CH 2 -CH 2 -CH 2 -CH 2 -CH 2 -CH 2 -CH 2 -CH 2 -CH 2 -CH 2 -C ― NH 2 Gugus non polar Gugus polar Gambar 1. Senyawa amida asam lemak. Penggunaan amida asam lemak sebagai bahan surfaktan tergantung kepada polaritas antara dua gugus pada antar muka. Bila bahan padat dengan padat, maka penggunaan amida asam lemak sebagai surfaktan pada antar muka agar kedua fase itu membentuk dispersi maka surfaktan berperan sebagai pelumas dan pelembut Universitas Sumatera Utara Pada pembuatan plastik pembungkus seperti polietilen maka peranan amida asam lemak dalam hal ini adalah sebagai pelumas agar plastik pembungkus itu tidak mudah bocor ataupun pecah akibat adanya regangan ataupun pemanasan. Sebaliknya pada fase yang terdiri dari padat dan cair, maka peranan amida asam lemak adalah untuk pencegah korosi. Pada fase padat dan gas, peranannya adalah sebagai antistatik, sebaliknya pada fase cair dan padat, maka peranan amida asam lemak ini sebagai bahan pembasah, sedangkan pada fase cair lebih banyak peranan amida asam lemak ini sebagai penstabil busa dan bahan pengemulsi.

2.7. Urea