Latar Belakang KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan Negara pengekspor minyak sawit terbesar di dunia, dimana minyak sawit memiliki peranan yang sangat penting dalam industri. Keterbatasan bahan baku minyak bumi dan gas alam yang banyak digunakan dalam industri non pangan menjadi alasan perlunya diusahakan bahan baku alternatif yaitu bahan baku yang berasal dari alam yang antara lain adalah kelapa sawit. Kelapa sawit memiliki dua sumber minyak yang berbeda, yakni dari daging buah yang setelah melalui proses disebut minyak sawit kasar CPO dan dari inti buah kelapa sawit yang mengandung minyak inti sawit yang setelah diproses disebut minyak inti sawit PKO . Minyak kelapa sawit kaya akan kandungan palmitat 41- 47 dan oleat 37-40, sedangkan minyak inti sawit kaya akan kandungan laurat 40-55 dan miristat 14-18 Ketaren,S,2005 . Penggunaan minyak sawit sebagai bahan pengemulsi surfaktan dikarenakan minyak yang dihasilkannya merupakan sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Selain itu dibandingkan dengan surfaktan berbahan baku petrokimia, surfaktan berbahan baku alami bersifat mudah terurai secara hayati sehingga lebih ramah lingkungan. Universitas Sumatera Utara Bahan surfaktan telah dikembangkan secara luas, baik yang merupakan turunan ester asam lemak dari monoalkohol atau diol, ataupun dari poliol. Turunan ester asam lemak dari poliol dapat berupa turunan oleokimia seperti monogliserida, digliserida dan trigliserida asam lemak, ataupun ester asam lemak dari karbohidrat, seperti sorbitol ester, sukrosa ester dan sebagainya Maag, 1984. Turunan asam lemak telah banyak digunakan sebagai bahan surfaktan seperti zat anti busa, zat pengemulsi, zat pembasah, zat pelarut dalam bentuk amida. Senyawa amida umumnya dapat diperoleh melalui amidasi turunan asam karboksilat dan amonia atau amina Fessenden, 1999. Pada penelitian terdahulu telah berhasil dibuat senyawa amida yaitu dari asam stearat dan glutamat menghasilkan steroil glutamida Miranda, K, 2003. Pada kesempatan ini peneliti ingin membuat amida asam lemak dari metil ester asam lemak dengan urea. Salah satu pemanfaatan amida asam lemak sebagai surfaktan adalah untuk menjaga sistem kestabilan lateks. Lateks kebun segar umumnya bersifat tidak stabil atau cepat mengalami penggumpalan. Ketidakstabilan lateks disebabkan karena rusaknya lapisan pelindung molekul karet yang terdispersi dalam serum lateks. Terjadinya ketidakstabilan pada lateks membuat mutu lateks yang dihasilkan tidak maksimal, sehingga perlu dicari alternatif untuk menjaga kestabilan lateks. Sebelum lateks sampai ditempat pengolahan sering terjadi prakoagulasi yang menyebabkan kualitas karet menjadi rendah. Prakoagulasi dapat dicegah dengan menambahkan zat anti koagulan, tetapi harus dipilih sesuai dengan kondisi harga dan efektifitas penggunaannya. Universitas Sumatera Utara Pada Perkebunan karet biasanya bahan surfaktan ditambahkan kedalam lateks pekat untuk menjaga kestabilannya. Bahan surfaktan itu adalah ammonium laurat yang sampai saat ini masih di import. Untuk mendapatkan bahan surfaktan alami yang di produksi sendiri maka di lakukan dan dikembangkan usaha dalam mencari bahan surfaktan yang dapat dipakai sebagai pengganti ammonium laurat, seperti penelitian yang dilakukan oleh Darwin, A.,Brahmana, R, 1989 yaitu penggunaan Sulfonat dari asam lemak minyak kelapa dan inti sawit sebagai pemantap lateks, juga penelitian yang dilakukan oleh Dalimunthe,R, 1985, yaitu penggunaan sabun Natrium minyak inti sawit sebagai bahan pemantap lateks pusingan amonia tinggi serta penelitian yang dilakukan oleh Ginting, M, 1994 yaitu pemanfaatan limbah hasil pengolahan minyak pala sebagai sumber Trimiristin untuk diubah menjadi surfaktan amida asam lemak, ternyata penggunaan bahan surfaktan pada penelitian itu belum sebaik dengan penggunaan amonium laurat yang mana bahan pemantap ini masih diimport. Untuk membuat barang jadi dari lateks maka lateks harus memenuhi persyaratan mutu yang salah satunya adalah dengan waktu kemantapan mekanik atau mechanical stability time MST. Nilai waktu kemantapan mekanik dari lateks dapat menentukan mudah tidaknya lateks mengalami koagulasi. Berdasarkan hal diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan senyawa amida asam lemak campuran hasil sintesa dari minyak inti sawit dengan metanol dalam suasana asam,kemudian hasil yang diperoleh direaksikan dengan urea, untuk digunakan sebagai bahan surfaktan lateks pekat karet alam. Universitas Sumatera Utara

1.2. Rumusan Masalah