BAB III AKIBAT HUKUM PUTUSAN PAILIT
TERHADAP OBJEK HAK TANGGUNGAN
A. Hak Tanggungan
1. Pengertian Hak Tanggungan
Setelah menunggu selama 34 tahun sejak Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria UUPA yang menjanjikan akan
adanya undang-undang tentang Hak Tanggungan. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan Atas Tanah Beserta Benda-benda yang Berkaitan
Dengan Tanah, telah disahkan pada tanggal 9 April 1996. Dengan telah di undangkannya Undang-Undang Hak Tanggungan tersebut, maka terwujudlah sudah
unifikasi hukum tanah nasional.
69
Lembaga Hak Tanggungan yang diatur oleh Undang-undang ini adalah dimaksudkan sebagai pengganti dari Hypotheek selanjutnya disebut dengan Hipotik
sebagaimana diatur dalam Buku II Kitab Undang-undang Hukum Perdata Indonesia sepanjang mengenai tanah, dan Credietverband yang diatur dalam Staatsblad 1908 –
542 sebagaimana telah diubah dengan Staatblad 1937 – 190, yang berdasarkan Pasal
69
Sutan Remy Sjahdeini. Hak Tanggungan: Asas-Asas, Ketentuan-Ketentuan Pokok dan Masalah Yang Dihadapi Oleh Perbankan Suatu Kajian Mengenai Undang-Undang Hak Tanggungan.
Bandung: Alumni, 1999. Hal 1
Universitas Sumatera Utara
57 UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria UUPA masih diberlakukan sementara sampai dengan terbentuknya UU tentang Hak
Tanggungan tersebut. Hak Tanggungan adalah Hak jaminan yang dibebankan pada hak atas tanah
sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria berikut atau tidak berikut benda-benda lain
yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu untuk pelunasan utang tertentu, memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap kreditur-
kreditur lain.
70
Unsur-unsur pokok dari hak tanggungan yang termuat di dalam definisi tersebut, yaitu:
1. Hak tanggungan adalah hak jaminan untuk pelunasan utang;
2. Objek hak tanggungan adalah hak atas tanah sesuai dengan UUPA;
3. Hak tanggungan dapat dibebankan atas tanahnya hak atas tanah saja, tetapi
dapat pula dibebankan berikut benda-benda lain yang merupakan satu kesatuan dengan tanah itu;
4. Utang yang dijamin harus suatu utang tertentu;
5. Memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur tertentu terhadap
kreditur-kreditur lain.
70
Pasal 1 ayat 1 UUHT
Universitas Sumatera Utara
Hak tanggungan sebagai lembaga hak jaminan atas tanah yang kuat, harus mengadung ciri-ciri
71
: a.
Memberikan kedudukan yang diutamakan atau mendahului kepada pemegangnya, yaitu dikenal dengan “droit de preference”. Apabila debitor
cidera janji, maka debitor pemegang hak tanggungan berhak untuk menjual objek yang dijadikan jaminan melalui pelelangan umum menurut peraturan
hukum yang berlaku dan mengambil pelunasan piutangnya dari hasil penjualan tersebut, dengan hak mendahulu daripada kreditur-kreditur lain
yang bukan pemegang hak tanggungan dengan peringkat yang lebih rendah. b.
Selalu mengikuti objek yang dijaminkan di tangan siapapun objek itu berada. Keistimewaan ini dikenal sebagai droit de suite. Biar pun objek hak
tanggungan sudah di pindahkan haknya kepada pihak lain, kreditur pemegang hak tangungan tetap masih berhak untuk menjualnya melalui penjualan
umum, jika debitor cidera janji. c.
Memenuhi asas spesialitas dan publisitas sehingga dapat mengikat pihak ketiga dan memberikan kepastian hukum kepada pihaknya yang
berkepentingan. Droit de preference dan droit de suite sebagai keistimewaan yang diberikan kepada kreditur pemegang hak tanggungan, jelas bisa
merugikan kreditur-kreditur lain dan pembeli objek hak tanggungan yang bersangkutan, apabila adanya hak tanggungan yang membebani objek yang
dijadikan jaminan bagi pelunasan piutang kreditur tersebut tidak diketahui
71
Lihat Penjelasan Umum UUHT angka 3
Universitas Sumatera Utara
oleh mereka. Maka sahnya pembebanan hak tanggungan dipersyaratkan, bahwa wajib disebut secara jelas piutang mana dan sampai sejumlah berapa
yang dijaminkan serta benda-benda yang mana dijadikan jaminan. d.
Mudah dan pasti pelaksanaan eksekusinya. Jika debitor cidera janji maka kreditur pemegang hak tanggungan behak untuk melelang objek yang
dijadikan jaminan sebagai pelunasan piutangnya. Kepastian pelaksanaan eksekusi tersebut yang menjadi ciri hak tangungan, dengan disediakannya
cara-cara yang lebih mudah daripada memalui acara gugatan seperti perkara perdata biasa.
2. Objek Hak Tanggungan